Cerita ini tidak menceritakan kehidupan tokoh sebenarnya. Alur cerita pure hasil pemikiran yang nulis dengan dahi berkerut.
Having double update 👏🏻👏🏻
Selamat membaca ❤️❤️
**
Bau yang tidak bisa dikata menyenangkan. Bau pekat menusuk indra penciuman gadis yang perlahan mulai membuka kelopak matanya.
Warna putih terlihat mendominasi penglihatannya. Tak lantas membuat jiwanya terkumpul seutuhnya sesaat ia merasakan habis tidur panjang.
"Kau sudah bangun?"
Kepalanya bergerak pelan mengarah ke samping. Tersenyum lirih pada pemilik suara serak yang terbangun.
"Syukurlah ..." dengan lembut telapak tangan besar itu mengusap kepala sang adik.
Kim Hanbin, ia bergegas menuju rumah sakit sesaat mendapat kabar bahwa sang adik pingsan. Tak hanya Hanbin, pasangan suami istri Kim juga sama khawatirnya. Mengingat ini pertama kalinya Sohyun pingsan selama hidupnya.
"Aku haus ..." tenggorokan Sohyun terasa kering. Bibirnya juga masih menyisakan warna pucat saat Hanbin membantunya untuk duduk.
"Kau sungguh membuat kekacauan hari ini!"
"Mian (maaf)..."
Rasa dingin memberikan kesejukan di tenggorokan nya yang kering. Meloloskan dahaga nya dalam hitungan detik.
"Siapa yang membawa ku sini?" Sohyun mengubah posisi duduknya lebih santai. Diikuti Hanbin yang duduk di tepian tempat tidurnya.
"Sepertinya beberapa orang dari kantor Paman Bang yang membawamu kemari. Baru 3 jam ini kau pindah dari UGD ke ruangan ini. Kau tahu, Ibu memarahi Paman Bang seharian ini!"
Rasanya sulit membayangkan paman gendut kesukaannya kini menjadi bahan omelan saudara perempuannya sendiri. Pastinya akan sulit. Mengingat mengomel bagian dari keahlian ibunya yang tak terpatahkan.
"Apa kau masih diet?"
Sohyun menampilkan deretan gigi rapinya, takut Hanbi ketularan sang Ibu yang akan menggantikan menceramahinya.
"Berhenti membuat semua orang cemas. Mengerti?!" Sohyun mengangguk lega. Hanbin, dia saudara terbaik. Sikapnya yang seperti ini membuat Sohyun sulit jatuh hati pada pria lain selain saudaranya sendiri. Sungguh sulit mencari orang yang lebih baik dari sang kakak.
.
.
.
.
.
.
Benda pipih itu tergenggam erat bersamaan ia tak berhenti menggigiti ujung kukunya. Kakinya bergerak naik turun.
"Yak! Apa kalian sudah mendapatkan kabar tentang Manager~nim?" Seokjin membuka pembicaraan seperti yang dipikirkan pria itu saat ini.
"Bisakah kita menjenguknya sekarang?"
Plak!
"Bodoh!" Kepala pria yang tiba-tiba berdiri itu spontan mendapatkan pukulan telak di kepalanya. Sementara yang memukul tampak terbilang paling biasa dibandingkan keenam pria lainnya.
"Hyung ... bagaimana kau bisa sesantai ini sementara manager~nim pingsan karena membantu kita?" Hoseok, pria itu memandang lurus pada Yoongi yang ikut duduk di ruang tamu dengan mangkuk sereal yang dibawanya dari dapur. Pria yang sama yang memukul kepala Jungkook yang meminta hal yang terlalu ambisius — menurutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANAGER'S ROMANCE (END)
FanficAnggap sial, tapi penderitaan yang dialaminya terlihat keberuntungan di mata orang lain. Bagaimana bisa yang namanya mengurus tujuh pria sekaligus dikatakan keberuntungan? Sedangkan mengurus diri sendiri saja, dia belum becus. Belum lagi menghadapi...