24-Pembuktian (21+)

19.3K 236 1
                                    

Authors PoV

"Mama dan Om sedang apa?"  

Christ dan Lisa spontan bangun dan berdiri tegak dihadapan Dava. Wajah mereka tersipu malu memandang putra sematawayang mereka.

"Mama dan Om habis perang?" ucap Dava dengan senyuman lugunya dan Christ langsung tertawa melihat tingkah polos anaknya untuk pertamakalinya.

"Bukan sayang, Dava kenapa bangun? Lapar ya?" jawab Lisa sambil mengambil posisi duduk disamping Dava dan mengelus rambutnya.

"Dava bangun karena kaget mama teriak kenceng" Christ tertawa cekikikan mendengar jawaban Dava.

"Mama emang nakal ya Dava, gak bisa dikasi tau" balas Christ dengan nada menggemaskan dan Dava mengacungkan jempolnya mengiyakan pernyataan Christ.

"Jangan dengerin Om Christ ya sayang, sekarang Dava mau apa?"

"Dava mau main Mama sama Om juga"

"Ayo kita main Dava" jawab Christ sambil mulai menggendong Dava.

"Kakek sama Nenek kemana? Papa Rey belum datang Ma?" pertanyaan terakhir Dava membuat Christ mengerutkan dahinya dan Lisa membalasnya dengan senyuman manis.

"Kakek sama Nenek istirahat dirumah, Papa masih kerja sayang. Ayo kita main dulu ya biar Dava semangat terus cepat sembuh. Ayo Om Christ kita main sama-sama ya" 

Mereka bertiga bermain dengan bahagianya dikamar. Semua mainan yang disiapkan Christ, mereka mainkan dengan sukacita. Setelah bosan, Christ menggendong Dava ke taman dan makan sandwich bersama sambil memandang langsit sore. Hingga malam menjelang, Christ membantu Lisa mengelap tubuh Dava dan sesudahnya menyuapi makanan bagi Dava. Akhirnya setelah hampir seharian beraktivitas, Dava tertidur pulas dalam pelukan Lisa.

"Dava udah tidur Sa? Sekarang giliranku ditidurin dong"

"Usssttt, ngomongnya pelan-pelan Christ nanti Dava bangun lagi"

Lisa bangun dari ranjang Dava dan mengambil posisi duduk disamping Christ di ranjang sebelah.

"Kamu harus mandi Christ, sudah malam"

"Aku mau dimandiin Sa"

"Jangan manja Christ, mandi sekarang!"

"Temani aku ke kamar mandi"

"Udah gede sendiri aja"

"Lisa jahat sama Christ" jawab Christ dengan nada manisnya dan memasang wajah super gemas.

"Jangan masang wajah imutmu itu"

"Hiksss, Lisa tega gak mau temenin Christ mandi"

"Iya-iya ayo bangun, aku anterin kekamar mandi yang jaraknya cuma 5 langkah" Lisa menarik tubuh Christ dan membangunkannya dari ranjang. Lisa mendorong tubuh Christ mendekati kamar mandi. Sesampainya didepan pintu, Christ langsung menarik tubuhnya masuk bersama kedalam kamar mandi.

"Ada Dava tidur diluar Christ"

"Kita kan bisa pelan Sa, I need you right now"

"Mau aku siram pake air?" Christ langsung melepas dasinya dan menggantungnya di kenopi pintu. Perlahan Ia membuka kemejanya dan hanya menyisakan celana panjang ditubuhnya. Dada bidang Christ menyembul yang membuat Lisa merinding sambil menelan ludahnya.

"Christ!" belum sempat teriakan Lisa menggema, Christ langsung mencium bibir Lisa dengan tempo pelan makin mendalam. Lidah Christ menyusuri tiap inchi bibir Lisa dan tangan Christ mulai menyentuh lembut dada Lisa lalu membuka kancing baju Lisa satu persatu. 

"No rejection Lisa, you're mine!"

Christ melepas kemeja Lisa dan melemparkannya ke bawah. Christ memainkan lubang kenikmatan milik Lisa dengan jemarinya hingga cairan hangat milik Lisa mengalir keluar. Christ membalikkan tubuh Lisa ke arah tembok, mengunci kedua tangannya dengan ikat pinggang dan menyingkapkan roknya ke atas. Christ mengeluarkan juniornya dari dalam celananya dan mengarahkannya tepat pada milik Lisa.

"Aaahh, jangan Christ" mohon Lisa dengan nada memelas.

"Diamlah" dengan sekali dorongan, Christ berhasil memasukkan juniornya hingga titik terdalam milik Lisa.

"Aaaaaaaahhhhhhhhh" Lisa mendesah sangat keras hingga Christ mengambil dasi miliknya dan menggunakannya untuk menyumpal mulut Lisa. Christ mempercepat gerakannya dan sesekali meremas-remas payudara Lisa.

"I will cum Sa, aaahhh" Christ semakin cepat menggoyangkan tubuhnya sedangkan Lisa mulai meronta dengan mencoba menginjak kaki Christ. Lisa berusaha berbicara jangan dikeluarkan didalam tapi terlambat semburan hangat milik Christ sudah mengalir deras didalam milik Lisa.

"I love you Lisaku" ucap Christ sambil menciumi tengkuk leher Lisa dengan penuh kenikmatan. Christ mengambil sumpalan dasi dimulut Lisa dan melepas ikat pinggang yang mengunci tangan Lisa.

........................................................................................................................

TAK. Lisa menggetok kepala batu milik Christ dan memakai kembali semua bajunya.

"Kamu ini emang kepala batu, gak bisa dikasi tau! Nanti aku hamil lagi gimana! Anak satu aja belum beres kita urus udah nambah aja!" ucap Lisa memarahi Christ tapi tetap dengan suara pelan namun nyelekit.

"Kalau Dava bangun gimana? Aku juga belum selesaikan hubunganku dengan Rey, orangtuaku belum tau keberadaanmu!" lanjut Lisa sedangkan Christ hanya diam sembari menggunakan kembali pakaiannya.

Setelah mereka selesai mengenakan pakaian, Christ langsung memeluk Lisa dari belakang dan bibirnya berucap

"Aku akan mendapatkan restu orangtuamu, setelahnya kita langsung menikah. Kita akan putuskan hubunganmu dengan Rey detik ini juga"

Lisa yang emosi langsung melepas tubuhnya dari dekapan Christ dan membuka pintu kamar mandi. Pemandangan mengejutkan muncul dibalik pintu. Seorang pria tak asing sedang berdiri dihadapan Lisa menyaksikan Lisa bersama Christ didalam kamar mandi. Pria itu adalah Surya.

"Duh Kak Surya bikin kaget saja"

"Kalian habis ngapain? diluar bahaya" tanya Surya dengan berbisik pelan dan berekspresi berusaha memberi tau ada bahaya.

"Kakak ngomong apa sih?" Lisa keluar dari kamar mandi dan semakin terkejut melihat Papa dan Mamanya sedang duduk di sofa.

"Ehem" ucap Ayah Lisa.

"Papa dan Mama bagaimana keadaannya?" ucap Lisa sambil mendekati mereka dan ikut duduk di sofa. Christ langsung menatap tajam kearah Surya yang tidak bisa becus menjaga ruangan ini. Surya menundukkan kepalanya tidak berani menatap mata Christ.

"Papa langsung saja, dia siapa?" ucapnya sembari tangannya menunjuk kearah dua pria yang sedang berdiri kaku penuh ketegangan.

"Saya Om?" ucap Surya dengan ekspresi konyol.

"Duh bukan kamu. Ngapain anak saya mau sama bocah gendeng kayak kamu" ucap Ayah Lisa yang membuat Surya tersenyum masam dan Christ langsung tertawa kecil.

"Kamu yang lagi ketawa, yang  ganteng, sini duduk" lanjut ucap Ayah Lisa. Christ berjalan dengan cepat dan langsung duduk disamping Lisa. Suasana mereka seperti lagi  sidang skripsi dikampus.

"Jadi kamu siapanya Lisa?" belum sempat Christ menjawab, Lisa langsung memotong jawabannya.

"Dia bosku dikantor Pa" 

"Nama kamu siapa?"

"Namanya Christ Pa" 

"Jabatanmu apa?"

"Dia Direktur di Hotelku kerja Pa" jawab Lisa kembali yang membuat Ayahnya mulai geram.

"Jadi, setelah apa yang kalian lakukan tadi, kapan kamu akan menikahi anak saya?" tanya beliau yang langsung membuat Lisa dan Christ melotot.

Jawaban apa yang akan keluar dari bibir mereka??

Forgive MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang