6 Tahun yang Lalu
-Lisa Pov-
Namaku adalah Delisia Aprilia Narayana. Sejak kecil, aku terbiasa dengan nama panggilan Lisa. Hidupku terasa sangat sempurna. Aku terlahir dari keluarga yang berkecukupan. Aku lulus dengan predikat cumlaude di Universitas Negeri ternama Bali yang memudahkanku diterima bekerja sebagai accounting di PT. Wijaya Sejahtera, perusahaan property terbesar di Bali. Dengan kemampuan dan kerja keras, aku bisa menjadi accountant muda yang berprestasi. Beberapa kali aku mendapatkan reward dari hasil kerja kerasku. Tak kusangka, reward terakhir dari pekerjaanku ini akan menjadi awal pembuka hidupku yang baru.
..kringg..kringg..kringg....
Telepon diruanganku berdering. Dengan sigap aku mengangkat telepon tersebut.
"Selamat pagi, dengan Delisia di bagian accounting, ada yang bisa dibantu?" ucapku dengan lembut.
"Saya tunggu diruangan saya sekarang Delisia." kata Pak Ketut Merta dengan langsung mematikan teleponnya. Beliau adalah Kepala Bagian Operasional dan Keuangan di tempatku bekerja. Aku bangkit dari tempat dudukku dan langsung berjalan menuju ruangan beliau. Aku membuka pintu ruang kerja Pak Tut dan kusapa dengan ceria,
"Selamat pagi Pak Tut" ucapku sembari duduk dikursi berhadapan dengan beliau. Dengan tenang Pak Tut berkata "Delisia, pekerjaanmu sangat bagus di bulan ini. Di high season seperti ini, kamu bisa dengan sigap mengontrol kinerjamu sehingga laporan tetap bisa disampaikan tepat waktu. Para bos besar sangat suka dengan caramu menyampaikan laporan keuangan khusus bagi mereka sehingga laporan mudah dipahami. Kamu juga menunjukkan loyalitas tinggi dengan sering lembur dan rela waktu liburmu dipakai bekerja. Oleh karena itu, kamu mendapatkan reward berupa liburan gratis selama 4 hari 3 malam di Singapura bersama dengan 3 rekanmu dari beda bagian. Kamu akan berangkat tanggal 27 Februari dan kembali di hari Minggu tanggal 1 Maret. Saya berharap, reward ini dapat meningkatkan kinerjamu selanjutnya."
Aku terdiam bagai patung. Ini adalah penghargaan terhebat yang pernah aku dapatkan. "Terimakasih Pak Tut atas penghargaan yang diberikan, saya akan memanfaatkannya dengan semaksimal mungkin demi peningkatan kerja saya". ucapku dengan sumringah. Aku harus menyiapkan diri untuk liburan ini.
.....................................................................
Hari ini aku berangkat ke Singapore, ini pengalaman pertama bagiku merasakan kelas bisnis pesawat. Aku bisa tiduran sambil menonton tv bahkan aku diberikan selimut tebal yang lembut. Semua sudah kusiapkan dari passpor, pakaian yang cantik bahkan aku meminjam kamera sahabatku, Ruby. Aku harus menjadikan liburan ini sebagai liburan paling mengesankan dalam hidupku. Karena dinginnya pesawat, aku bolak balik ke toilet, sampai akhirnya aku tidak sengaja menabrak Dia.
"Maaf, saya tidak sengaja" ucapku sambil menengadahkan kepalaku. Aku terkejut melihat pria tampan dihadapanku ini. Dia memiliki bola mata berwana biru safir dengan rambut coklat keemasan. Aroma tubuhnya yang manis membuatku bergairah.
"Berhati-hatilah cantik" ucapnya sembari tersenyum dan berjalan meninggalkanku. Dia memanggilku cantik, itu membuat diriku tersipu malu. Seandainya aku bisa lebih dekat dengannya, mungkin aku sudah jatuh cinta dengannya.
.......................................................................
Perjalanan panjang yang menyenangkan telah kulalui. Akhirnya aku sampai di The Ritz Carlton Hotel. Hotel ini sangat mewah, aku mendapat kamar yang super mewah. Dikamarku ada sofa besar, kamar mandi yang sangat besar bahkan pemandangan yang super fantastis. Aku sangat beruntung bisa merasakan menginap dihotel ini. Aku meletakkan koperku dan merebahkan diriku di tempat tidur. "Kasur ini nyaman sekali, aroma kamar ini juga sangat enak, mungkin ini namanya mini surga" ucapku pada diriku sendiri. Aku beranjak bangun dari tempat tidur dan berencana ingin jalan-jalan di sekitar hotel. Aku ambil tas slempang dan kamera, tak lupa kugunakan jaketku.
Aku berjalan mengitari jalanan singapore. Hal paling menyebalkan dari liburan ini adalah aku sendirian. Walaupun aku bersama tiga rekan kantorku, tapi mereka laki-laki dan beda divisi, aku tidak begitu mengenal mereka. Langkahku terhenti ketika melihat kakek penjual es krim, aku membeli es krim roti yang sangat enak. Tak lupa aku selfie sembari memakan es krim ini. Saat aku selfie ini aku dikejutkan dengan tangan yang menyentuh pundakku dari belakang.
"Hai" dia menepuk pundakku. Aku terkejut sampai menjatuhkan es krimku. Aku menoleh dan kembali bertemu Dia.
"Maaf aku telah mengagetkanmu, es krimmu sampai jatuh, aku akan belikan yang baru ya". ucapnya dengan wajah bersalah. Aku gugup, dengan terbata-bata aku menjawabnya "Tidak, aku baik-baik saja, aku...aku baik, tidak... aku"
Dia tertawa lembut. Tiba-tiba dia menyentuh bawah bibirku. Aku tersentak kaget dan menepis tangannya. Dia tersenyum dan berkata "Maaf dibawah bibirmu ada noda es krimnya, aku ingin menghapusnya agar tidak merusak kecantikanmu".
Aku terkejut luar biasa dengan pernyataannya."Apakah dia sungguh-sungguh memujiku?"batinku dalam hati.
"Terimakasih, aku baik-baik saja" ucapku dengan tersenyum. Dia membalasnya dengan senyuman tampannya. Aku pikir dia pria baik, maka aku memberanikan diri memperkenalkan diriku padanya. "Namaku Lisa, im from Bali, aku sedang liburan disini, namamu siapa?"
Dia terdiam sejenak lalu menjawabku "Kamu sendirian di singapore?"
"Iya aku sendirian, sebenernya berempat hanya saja aku berakhir sendirian" kataku padanya. Dia tersenyum lalu berkata padaku "Bagaimana jika kita liburan bersama? Aku akan mengantarkanmu keliling singapore, kebetulan aku juga sedang travelling sendirian".
Kata-kata lembutnya seperti menghipnotis diriku. Aku benar-benar merasa beruntung jika bisa liburan bersamanya. Dengan tegas aku jawab "Tentu saja, terimakasih sudah menawarkannya padaku". Kami tertawa bersama lalu melanjutkan berjalan-jalan di kota ini.
Hari pertama di Singapore aku sudah mengenalnya, pria yang sangat ramah dan baik. Aku menghabiskan hariku bersamanya. Kami mengunjungi merlion park, marina bay sands, dan berkeliling bugis street. Kameraku dipenuhi foto kami bersama. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam Singapore. Dia mengantarku sampai depan hotel. Dia berjanji akan menjemputku besok jam 7 pagi di depan hotel. Sesaat dia pergi aku berpikir sejenak. Namanya siapa? Kenapa kami tidak bertukaran nomor telepon? . "Pria tampan yang misterius" ucapku pada diriku sendiri.
Semoga suka dengan karyaku ya ^^

KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive Me
Romance(21+) Sanggupkah Lisa dan Christ bersatu kembali setelah kesalahan fatal yang terjadi 6 tahun lalu? "Forgive me Lisa, aku akan memilikimu kembali, dengan cara apapun itu"