Forgive Me

30-Perkenalan

Author PoV

"Christian, dia siapa?" 

Orangtuanya menatap penuh tanda tanya kearahnya. Akhirnya dengan segenap keyakinan Ia memberanikan diri untuk berkata sejujurnya.

"Perkenalkan Ma, dia Lisa, kekasihku" ucap Christ dengan tegas. Ayah dan Ibunya hanya diam masih bingung dengan situasi yang dihadapinya.

"Mari masuk terlebih dahulu Bapak dan Ibu" ucap Lisa mencairkan suasana. Lisa mengarahkan mereka untuk duduk di sofa kamar president suite yang ditempatinya. Setelah mereka duduk dengan tenang, Lisa memohon ijin ke bilik kamar untuk berganti pakaian juga untuk memberi  kesempatan Christ dan orangtuanya berbicara.

"Christ, are you happy with her?" ucap Ayahnya yang memulai pembicaraan diantara mereka.

"Yes Pa, I love her" balas Christ.

"Are you crazy honey? Kamu baru saja cerai dan punya bayi dari Bela tapi sekarang kamu sudah bersama wanita lain? Apa benar gosip kamu selingkuh? Kamu buang berlian seperti Bela demi wanita model begitu? Mama bisa carikan yang lebih bagus" ucap Ibu Christ dengan cerewetnya.

"No Ma, nobody cheating! Aku sudah lama berpisah dengan Bela, wajar if I have a new girlfriend. It's not a mistake. She's a good woman for me" jawab Christ kesal dengan nada meninggi.

"Christ, don't be rude to your mother. Papa tidak masalah kamu bersama wanita baru. But remember one thing, you're Christian Leopard. Keturunan Leopard akan memilih wanita high class, you know about that" balas Ayah Christ dengan tegas.

"I know Pa. Aku bisa menjaga martabat keluarga kita. Please, jangan berlebihan" ucap Christ pasrah.

Setelah perdebatan kecil diantara mereka, Lisa datang menghampiri dan mulai memperkenalkan dirinya.

"Terimakasih Bapak dan Ibu atas kesempatan yang diberikan kepada saya. Perkenalkan nama saya Delisia Aprilia Narayana, biasa dipanggil Lisa. Senang berkenalan dengan Bapak dan Ibu" kata Lisa sambil tersenyum dan membungkukkan badannya memberi hormat.

"Duduk Sa" balas Christ pelan dan Lisa mengambil posisi duduk disampingnya.

"Kami serius menjalani hubungan ini. Mohon restui kami Pa, Ma" ucap Christ tulus.

"Jangan terlalu cepat meminta restu. Tanggungjawabmu masih banyak Christ" ucap Ibu Christ.

"Papa rasa bijak jika kalian tidak usah terburu-buru. Kami tidak melarang, juga tidak memuluskan hubungan kalian. Pergunakan akal sehat kalian dalam memutuskan sesuatu, sudah dewasa kan? Kami tidak perlu mengajari kalian lagi" kata Ayah Christ.

"Lisa, kamu cantik dan masih muda juga. Yakin akan serius dengan duda anak satu? Christian punya banyak tanggungjawab. Mama tidak ingin ada penghalang bagi anak laki-laki Mama menjalani kewajibannya. Christ asetnya memang banyak, tapi tidak mudah diraih selagi masih ada orangtuanya" ucap Ibu Christ dengan lembut tapi penuh sindiran tajam.

"Ma, jangan berlebihan!" tangkas Christ dengan tegas. Lisa hanya bisa tertunduk sedih mendengar ucapan Ibu Christ terhadapnya.

"Mamamu benar Christ, wajar kita orangtua mempertanyakan hal seperti itu dan memperjelas statusmu. Pikir Christian, kamu pewaris tunggal Leopard, kamu butuh wanita hebat untuk mendampingimu dalam berkarir. Apa nantinya yang akan bisa dilakukan Lisa untukmu? Memperbesar perusahaan atau hanya memperbanyak keturunan?" lanjut ucap Ayah Christ.

"Stop! Kalian sudah keterlaluan!" ucap Christ penuh amarah, menatap tajam kearah orangtuanya. Lisa menggenggam tangan Christ dan mengelus lembut.

"Maaf Bapak dan Ibu atas kekurangan diri saya. Saya hanyalah gadis biasa yang sedang merasakan jatuh cinta. Memang benar, cinta saya tidak akan bisa membantu memperbesar perusahaan, apalagi diri saya, jelas tidak akan bermanfaat bagi aset Christ. Kelebihan saya hanyalah perasaan yang tulus untuk Christ. Jika Christ lapar, saya bisa memasak untuknya. Jika Christ sakit, saya punya waktu penuh untuk merawatnya. Jika Christ menghadapi masalah berat, saya memiliki pundak untuknya bersandar. Satu hal yang pasti, saya akan menjaga Christ dengan segala kekuatan yang saya miliki. Hidup saya sudah saya serahkan sepenuhnya untuk Christ" ucap Lisa dengan tulus.