22-Anakku part 2

9.6K 196 5
                                    

Author PoV

"Benarkah Dava anakku?" tanya Christ berulang kali kepada Surya. Hati Christ bimbang karena dirinya tidak menyangka akan menemukan fakta seperti ini.

"Loe tanya langsung aja sama Lisa, suruh dia jujur" 

"Gak mungkin Sur"

"Kenapa? Loe kan berhak tau benih loe berhasil jadi bayi apa enggak"

TAK. Bunyi suara tempelengan Christ di kepala Surya.

"Seandainya bener gue punya anak dengan Lisa, gue ngerasa brengsek banget jadi cowok. Gue ninggalin dia selama 6 tahun Sur dengan anak, betapa berat hidup yang harus dia jalani" ucap Christ sambil menunduk memegang kepala dengan kedua tangannya.

"Aaaarrrrggghhh SHIT! Kenapa gue baru nemuin fakta ini sekarang!" ucap Christ sambil mengacak rambutnya sendiri.

"Christ rileks, semua udah terjadi. Loe mending ketemu Lisa, tanya langsung, minta maaf dan menikahlah" ucap Surya menenangkan diri Christ.

"Loe pikir gampang ah! Hidup gue lagi berat-beratnya Sur. Apalagi gue lagi urus cerai sama Bela, gue harus jauh dari Lisa supaya dia aman dari cengkraman keluarga Allyson. Sekarang ada fakta ini, gue gak bisa segampang itu bahas anak sama Lisa. Bayangin kalau bener gue punya anak dari Lisa, menurut loe apa yang akan dilakuin Om Ben?" 

"1000% bunuh loe Christ, bunuh Lisa juga anaknya. Tapi kan faktanya Bela punya anak dengan pria lain si Dean. Loe kan punya bukti rekaman pengakuan Bela juga perselingkuhan mereka. Itu bisa pake alasan membela diri"

"Sur, Dava itu lahir 5 tahun lalu, saat gue sudah menikah dengan Bela. Itu artinya gue yang selingkuh duluan Sur dimata om Ben" ucap Christ dengan meneriaki Surya. Christ sedang sangat emosi memikirkan segala hal yang terjadi dalam hidupnya.

"Christ, kan loe duluan ngelabrak Bela selingkuh sama Dewa!"

Mendengar kata Dewa membuat tubuh Christ seperti ketakutan luar biasa. Jantung Christ berdebar kencang dan tubuhnya mulai berkeringat dingin. Tangan Christ mulai gemetar menandakan dirinya seperti  menggigil akibat mengalami reaksi panik. 

"Astaga ptsd loe kumat Christ? Christ tenanglah, tarik nafas dalam-dalam terus hembuskan, ulangi terus sampai detak jantungmu kembali normal" Surya mencoba mengelus punggung Christ dan menenangkankan dirinya. Setelah Christ berusaha mengatur nafasnya, keadaan Christ lebih baik dan berangsur pulih. 

"Don't talk about him anymore!" ucap Christ dengan nada tegas kepada Surya.

"I'm sorry, now sleep Christ, you need to rest"

........................................................................................................................................

Hari-hari Lisa berlalu dengan monoton. Sebulan lebih Christ tidak pernah mau menyapanya bahkan menatap matanya pun enggan. Lisa merasa Christ membencinya karena penolakan kemarin. Lisa menatap kalender dan menyadari bahwa waktu Lisa tinggal 25 hari lagi sebelum kontraknya habis. 

Lisa merenung dimeja kerjanya. Dia teringat tentang headline news yang dibacanya dikoran bahwa Christ telah resmi bercerai dengan Bela. Pikirannya berkecamuk, mengapa berita sepenting itu tidak Christ bicarakan dengannnya. Diberita itu dituliskan bahwa gosip dasar perceraian mereka adalah perselingkuhan, apakah Bela ketahuan berselingkuh?

Kring........ ringtone handphone Lisa berbunyi. Dilayar handphone muncul tulisan Mama.

"Halo Ma, ada apa?" 

"Rumah sakit mana Ma? Mama sama siapa disana? Gak usah ma kasihan Rey sedang ada pekerjaan  penting di Jerman nanti biar aku saja yang kabari" lanjut Lisa dengan nada suara panik.

"Iya ma, aku akan ijin kerja dan segera cari penerbangan ke Bali secepatnya, Mama sama Papa juga jaga kesehatan ya" tutup Lisa telepon dari Ibunya. Pikirannya semakin berkecamuk. Lisa langsung membuka laptopnya dan mencoba memesan tiket pesawat secara online.

Setelah hampir setengah jam berkutat dengan laptopnya, Lisa sangat kesal karena penerbangan hari ini sudah penuh. Penerbangan paling cepat yang bisa dipilihnya adalah esok jam 7.30 pagi.

"Apa yang harus mama lakukan Dava?" batin Lisa dalam hati.

Lisa mengambil handphonenya dan mencoba menghubungi Rey.

"Halo Rey, kamu sibuk?"

"Ada apa sayang? Aku sedang coffee break, waktuku lagi 3 menit"

"Dava masuk rumah sakit di Bali Rey, aku berusaha mencari penerbangan ke Bali tapi yang ada hanya esok hari jam 7 pagi"

"What? Dava sakit apa sayang?"

"Diagnosa awal demam berdarah Rey, mama masih nunggu hasil Lab Dava." ucap Lisa dengan nada panik.

"Jangan panik sayang, tenanglah ada orangtua kita yang menjaganya. Kamu berangkat ke Bali besok saja, tidak baik juga kamu ijin mendadak dikantor"

"Iya Rey, terimakasih pendapatnya"

"Maaf Sa tidak ada disampingmu, aku akan usahakan pulang cepat. Aku harap kamu bisa menjaga kesehatanmu juga ya Sa. I'm sorry, I'll call you later, bye" Rey langsung menutup teleponnya yang membuat Lisa menghela nafas. Walaupun Lisa mulai tenang, hatinya tetap saja sedih, karena tidak ada bersama putranya yang sedang sakit.

"Siapa yang sakit di Bali?" tanya Christ. Lisa langsung menoleh ke asal suara dan baru menyadari Christ sedang berdiri didekat pintu menatap dirinya.

"Maafkan saya Pak, keluarga saya sakit di Bali"

"Siapa?" tanya Christ dengan berjalan mendekat menghampiri meja Lisa.

"Ehmmm, adik saya Pak" jawab Lisa dengan gelagapan.

Jawaban adik dari bibir Lisa membuat Christ langsung tersentak, apakah adik yang dimaksud adalah anak mereka, Dava?

"Kapan kamu ke Bali?" tanya Christ dengan nada serius.

"Kemungkinan saya akan cuti 2 hari pak dan berangkat besok jam 7 pagi"

"Kenapa tidak hari ini?" 

"Karena penerbangan hari ini sudah full" jawab Lisa dengan nada malas karena Christ terlalu banyak bertanya padanya.

"Aku akan mengantarmu" jawaban yang keluar dari mulut Christ membuat Lisa melongo tak percaya.

"Dengan jet pribadiku, pulanglah, persiapkan dirimu. Aku tunggu dikantor satu jam lagi" Belum Lisa sempat menjawab Christ langsung pergi meninggalkannya. Hal ini berarti Lisa tidak bisa menolak penawaran Christ"

Forgive MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang