6-Marry Me

14.2K 369 0
                                    


Author PoV

Malam hari, Lisa menghabiskan waktunya bersama dengan Reyndra dan Dava dengan menonton film sambil memakan brownies coklat yang dibelinya sore tadi. Tak puas menonton, Dava mengajak Lisa dan Rey bermain lego dan membuat robot transformer. Setelah puas bermain dava akhirnya kelelahan dan tertidur di pangkuan Reyndra.

"Aku pindahkan dulu Dava ke kasur ya" ucap Rey lembut pada Lisa. Lisa mengangguk dan membantu mengangkat kepala Dava agar mempermudah Rey mengangkatnya. Digendongnya Dava menuju kamar dan dibaringkannya di atas kasur. 

"Selamat tidur anakku sayang" Lisa menyelimuti putranya dan tak lupa mencium kening Dava. 

Setelah selesai, mereka kembali ke ruang tengah dan duduk di sofa panjang warna maroon yang menghadap televisi. Malam itu Lisa hanya mengenakan hotpants jeans warna hitam dan kaos warna putih sedangkan Rey mengenakan polo warna hitam dan celana kain selutut. Mereka menonton acara televisi dengan posisi Rey tiduran di kedua paha Lisa.

"Aku kangen baumu Lisa" celetuk manja Rey.

"BAU? Emangnya aku bau ya!" ucap Lisa sambil mencubit pipi Rey.

"Baumu itu memabukkan diriku sayang, aku sampai gak konsen kerja mikirin kamu melulu" ujar Rey sembari mengecup paha mulus Lisa.

"Gombal, kalau kangen kenapa perginya lama!" jawab Lisa dengan nada cemberut.

"Aku harus mengurus beberapa hal dalam pekerjaanku di Bali sebelum aku pindah kerja ke Jakarta. Dan aku mengurus tentang kita juga dengan keluargaku, kamu belum menjawab pertanyaanku Sa, sudah 4 bulan kamu minta waktu" 

Sebelum kepergiannya ke Bali 4 bulan lalu, Rey sudah melamar Lisa secara pribadi untuk menikah dengannya. Namun, Lisa belum menjawabnya, bahkan jika ditanya lewat telepon Lisa memilih menghindar. Lisa terdiam sejenak sampai akhirnya mulai menjawab,

"Beri aku waktu lagi Rey, aku hanya tidak mau mengecewakanmu. Kita hampir 2 tahun  bersama, aku bahkan belum siap disentuhmu. Aku menyayangimu, kamu pria yang baik, kamu juga menerima Dava hadir ditengah kita. Aku juga bersyukur orangtuamu mau menerima kekuranganku. Tapi pernikahan mencakup banyak hal, tidak sekedar cinta dan restu orangtua semata. Aku hanya takut, akhirnya aku menjadi batu sandungan dalam hidupmu Rey"

Rey bangkit dari posisi awalnya dan menatap Lisa lalu mendekap wanita yang paling dicintainya itu.

"Aku mencintaimu Delisia. Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Bagiku Dava bukanlah kekurangan, dia adalah anugerah Tuhan untukmu dan untukku juga. Kamu wanita paling hebat yang pernah kutemui. Jujur, aku sangat bersyukur bertemu denganmu tiga tahun lalu dan akhirnya bisa memilikimu. Aku banyak belajar tentang arti kehidupan darimu. Kamu melengkapiku sayang sehingga aku bisa menjadi pribadi yang lebih sempurna. Menikahlah denganku Lisa, aku berjanji akan melindungimu dan Dava serta anak-anak kita nanti sampai akhir hayatku" 

Rey mulai melepas kalung yang dikenakannya dan melepaskan cincin dari kalung tersebut. 

"May I Lisa?"

Lisa hanya menjawab dengan sebuah anggukan kecil dan ada airmata yang mengalir di pipinya. Rey mengangkat tangan kiri Lisa dan menyematkan cincin berlian berukirkan huruf RL tersebut di jari manis Lisa. Lisa tersentuh dan mulai menangis.

"Jangan menangis sayang, senyum ya, kamu jelek kalau nangis, kayak orang gila" celetuk Rey yang membuat Lisa tertawa.

"Kamu memang pria paling menyebalkan yang pernah kukenal!"

"Aku ini pria tampan yang paling mencintaimu Lisa. Yeiii kita akan segera menikah" ujar Rey semangat sambil memeluk mesra Lisa. "Terimakasih Lisa sudah menerima lamaranku. Besok kita kabari keluarga kita ya"

"Terimakasih kembali Rey, aku harap ini awal yang baik untukku, kamu dan Dava"

Rey menatap dalam Lisa dan mulai membelai pipi mulusnya. Suasana hening sejenak sampai akhirnya bibir mereka menyatu. Awalnya ciuman mereka terasa manis sampai lidah liar Rey mulai memainkan dirinya didalam bibir Lisa. Ciuman mereka mulai memanas hingga tangan Rey terbawa nafsu menyentuh dada Lisa sehingga ciuman mereka terhenti.

"Maaf Rey jangan sekarang, aku belum siap"

"Maaf Lisa, aku tidak sengaja. Aku janji akan menunggumu hingga siap"

................................................................................................................

Malam itu mereka tidur bersama dengan Dava berada ditengah. Lisa dan Rey memeluk Dava bersamaan hingga membuat Dava terbangun.

"Mama dan papa ngapain disini, kekamar sebelah sana. Dava udah gede harusnya bobo sendiri. Pasti mama takut dicium papa makanya bobo sebalah Dava"

"Duh anak papa makin pinter aja, iya nih mamamu diajak buat adek nolak melulu, padahal papa udah siap tempur" ucap Rey dengan polosnya membuat Lisa mencubit-cubit pinggangnya.

"Kalau tempur, senjatanya papa apa dong?" jawab Dava dengan suara imutnya.

"STOP, kalian berdua harus tidur, sudah malam ini" ujar Lisa dengan sigap menyudahi pembicaraan mereka. Rey tertawa cekikikan mendengar jawaban polos Dava.

"Huffhh, padahal Dava kan pengen tau papa tempur pake apa. Dava kan mau belajar sama papa" 

"Dava sayang, jangan dengarkan papamu ini. Papa asal ngomong aja. Dava sekarang tidur ya sudah malam nak. Selamat tidur sayang" ucap Lisa sambil membelai rambut Dava dan mengecup kening putranya.

"Selamat tidur jagoan papa" ujar Rey sembari mencium kening Dava juga.

"Iya ma, Dava juga sudah ngantuk. Mama sama papa kalau mau tempur bangunin Dava ya"

Ucapan Dava membuat gelak tawa bagi Rey dan Lisa. Malam itu mereka lewati dengan tawa dan bahagia. Akankah kisah bahagia ini terus berlanjut?

Forgive MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang