Chapter 1 - Mata Indah

7.4K 391 13
                                    

Romeo menepuk-nepuk bahunya yang tidak kotor, ia membenarkan toxedo navy yang malam ini di kenakan, rambutnya sudah di poles dengan pomade mahal hingga membuat rambut itu nampak lebih segar dan mengkilau, Romeo terlihat tampan dengan semua yang menempel di tubuhnya.

Nampak semua orang tertuju pada Romeo, ia menjadi pusat perhatian karena toxedo yang di pakainya di rancang khusus, sangat berkelas oleh seorang designer ternama Tom Ford, ia merupakan pembuat film dan menjadi salah satu perancang terkemuka di dunia dan Romeo mempercayai seluruh penampilannya kepada Ford.

Jam tangan yang bertengger di lengan Romeo berkisar 5 juta US$. Jika di rupiahkan mencapai angka milyaran yang akan membuat orang terpukau dengan hanya harga sebuah jam tangan.

Malam ini Romeo telah sampai di hotel bintang lima terkenal di Milan untuk menghadiri pesta pernikahan kolega bisnisnya. Pria itu seorang diri, tanpa seorang pendamping atau pun hanya sekedar wanita bayaran.

Tidak heran jika teman-temannya sering mengolok bahwa Romeo tidak pernah membawa wanita pada acara besar, alasan yang akan di lontarkan pria itu hanya. Dia masih ingin sendiri.

Baiklah semua mempercayai kata-kata yang di ucapkan Romeo.

Dan itu benar adanya, Romeo masih menikmati masa-masa sendirinya yang tidak begitu buruk tanpa seorang wanita. Dia hanya tidak ingin terburu-buru untuk memutuskan mencintai seseorang, lagi..

Dia pernah terluka dengan cinta dan itu sangat menyakitkan. Romeo tidak trauma, hanya saja melupakan tidak semudah apa yang di pikirkan para pria sebayanya.

Semua teman-temannya sering sekali mengatakan kepada Romeo, wanita memang selalu membuat luka dan wanita juga yang membuat kenikmatan. Dan Romeo mampu berdecih kesal.

Wanita makhluk yang suci. Dan Romeo tidak akan mengecewakan sesosok wanita, di dalam hidupnya yang paling berarti sampai sekarang adalah Ibunya yang telah merawatnya hingga sebesar ini.

Sang Ayah pernah berkata kepadanya, jangan menjadi pecundang untuk mempermainkan hati seorang perempuan! Yeah, melihat kesungguhan sang Ayah mencintai Ibunya membuktikan bahwa Ayahnya pernah memberikan luka kepada sang Ibu cukup membuatnya menjadi pria bijaksana sekarang ini.

Pesta yang meriah dengan dekorasi serba emas membuat Romeo tidak begitu tertarik, entahlah dia memang tidak menyukai keramaian. Baginya keramaian begitu membosankan, dan di saat ada keramaian Romeo tidak dapat berpikir baik.

Seseorang menepuk bahu Romeo dari belakang hingga pria itu menoleh. Lalu raut wajah dingin ia tampilkan.

"Kau!" Romeo berkacak pinggang, karena dia sungguh kesal kepada seseorang yang menepuknya.

Xavier nama si pria yang menepuk bahu Romeo, ia menolehkan kepalanya kesana kemari. Entahlah apa yang sebenarnya pria itu cari.

"Kau sendiri?" tanya Xavier mengerutkan dahinya.

"Memangnya aku dengan siapa?" Romeo balik bertanya dan menyilangkan kedua tangannya.

Xavier menjentikan jarinya, "Aku sudah menebaknya." lalu suara tertawa terbahak-bahak di keluarkan pria yang berambut hitam tebal dengan tinggi tidak begitu jauh dari Romeo. Xavier juga memiliki paras yang tampan hingga membuatnya menjadi pria yang sering mengencani banyak wanita.

Romeo hanya berdecak sebal kepada Xavier, jika saja pria di hadapannya ini bukan teman setia sedari kecilnya mungkin dia akan menghantamnya dengan bogeman mentah yang ia layangkan.

"Dimana Carlo, aku harus menemuinya dan cepat pulang." Romeo berkata dingin kepada Xavier seraya memasukan kedua lengannya kepada saku celana yang ia kenakan.

SQUILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang