Chapter 37 - Terpuruk

2K 154 8
                                    


Bella tidak pernah bermimpi akan mengalami hidup seperti ini lagi, hidup sendiri dengan keterpurukan.

Wanita itu bahkan bingung harus kemana lagi, saat dia melihat flat di tempatnya dulu tinggal kini sudah rata dengan tanah. Bahkan semuanya nampak berbeda, apa dia lama sekali pergi dari tempatnya yang dulu sampai-sampai semuanya berubah?

Ia menatap langit-langit yang mulai menghitam, sebentar lagi akan turun hujan dan Bella masih duduk di halte bus. Dia tidak tahu harus kemana lagi, dia tidak mungkin untuk kembali ke restoran dan meminta bantuan Tyo.

Pria itu pasti akan mencarinya ke restoran tempat bekerjanya dulu.

Bella menarik napasnya lelah, lebih baik seperti ini dari pada dia harus kembali ke mansion Romeo.

Pria pembohong!

Rasanya air matanya ingin terus keluar jika ia mengingat nama Romeo menging
Sial..

Bella benar-benar merasa sial, saat hujan di baluti petir mengguyur deras dimana ia berada sekarang, lama kelamaan suhunya berubah menjadi dingin.

Wajah Bella kian memucat. Bella lemah, dia selalu merasa pusing akhir-akhir ini seperti kelelahan padahal ia sama sekali tidak melakukan apapun, namun di pikirannya selalu ada beban yang menggelayuti.

Wanita itu menggelengkan kepalanya agar tetap fokus, karena kepalanya terus berputar-putar, arah pandangnya pun kian tak fokus.

"Aku mohon, jangan sekarang." Bella meremas ujung bajunya.

Dan akhirnya dia sudah tidak bisa bertahan, dia ambruk pingsan.

Dalam hujan dan kesendirian...

---------------------------------

Romeo memegang pelipisnya yang berdenyut, seseorang tidak bisa menjabarkan perasaan pria itu.

Bingung, khawatir dan sedih membuatnya tidak berdaya. Apa yang membuat Bella tidak kunjung kembali ke mansion?

Dan betapa terkejutnya saat Bella sedang sakit, pergi di saat wanita itu sakit. Apa yang Bella pikirkan sehingga pergi begitu saja tanpa memberitahukannya.

Romeo tidak mau beranjak dari ranjang yang selalu di tempati Bella, Romeo benar-benar merindukan Bella ingin memeluk wanita itu.

"Bagaimana Luke?" tanya Romeo saat Luke baru saja datang dan menghampirinya.

Pria paruh baya itu menggeleng.

Romeo menarik napasnya kasar.

"Tidak seorangpun bahkan seisi mansion yang melihat Bella pergi tuan." Luke benar-benar bingung, bahkan wanita itu seperti benar menghilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak.

Ezio diam-diam mendengar ucapan Luke dan Romeo, perasaanya pun sama dengan Romeo.

Khawatir.

Seorang Ezio mengkhawatirkan Bella.

***

Bella meringis memegang kepalanya yang pusing namun ia paksa untuk membuka matanya, saat Bella tersadar penuh ia mengerutkan dahinya bertanya-tanya dia terbangun di ruangan yang asing baginya.

Dimana ini? rintih Bella.

Bella mendongak kepalanya saat ia menyadari seseorang masuk ke dalam kamar itu. Bella lagi-lagi mengernyit.

"Lora.." kata Bella spontan membelalakan matanya.

"Kau Lora?" katanya Bella lagi dengan terkejut.

Wanita itu mengangguk dan berjalan mendekat ke arah Bella dengan semangkuk sup dan segelas susu yang ada di tangannya.

Bella mulai waspada. Dia mulai ketakutan sampai menekuk lututnya dan memeluk tubuhnya sendiri.

SQUILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang