Chapter 29 - Pria menyebalkan

1.9K 126 2
                                    

Suara ketukan pintu membuat Romeo menoleh ke arah sumber suara, Bella menyebulkan kepalanya di balik pintu. "Bolehkah aku masuk?" tanya Bella seraya melipat bibir bawahnya.

"Tentu boleh Sayang.." balas kekasihnya itu yang telah selesai mengecek pesan email untuk pekerjaan esok hari.

Bella menghampiri Romeo dengan langkah yang menggemaskan, namun saat Bella ingin duduk di samping Romeo, pria itu malah menarik tangan Bella terlebih dulu sehingga dia duduk di pangkuan Romeo.

Sontak membuat Bella terkejut dan pipinya mulai memerah. "Apa yang kamu inginkan Sayang, sampai datang ke kamarku malam seperti ini?" tanya Romeo yang memeluk Bella.

Walaupun mereka sering tidur bersama, Romeo tetap memberikan ruang untuk Bella jika wanita itu ingin sendiri atau tidak ingin tidur dengannya.

Romeo tidak pernah memaksa Bella sekalipun pria itu menginginkan wanitanya, itulah yang membuat Bella semakin jatuh hati kepada pria bak malaikat itu.

"Mm.. Aku ingin meminta izin padamu, besok aku ingin ke restoran tempat bekerjaku dulu." Bella menundukan kepalanya seraya memainkan jari jemarinya.

"Untuk apa?" tanya Romeo yang langsung mendapat tatapan memelas dari Bella.

"Aku rindu teman-temanku disana."

Wajah Romeo nampak tidak suka saat Bella mengatakan dia ingin ketempat wanita itu bekerja dulu, bahkan sampai sekarangpun Romeo tidak bisa melupakan bagaimana Bella di perlakukan tidak baik oleh atasannya.

Bella tahu Romeo pasti tidak suka, terlihat dari raut wajah Romeo yang datar dan tidak menjawab apa yang ia katakan. Bella menarik napasnya namun dia tidak ingin menyerah, Romeo harus di lemahkan agar dia mendapatkan izin pria itu agar besok dia bisa pergi.

Entah keberanian dari mana Bella mencium bibir Romeo dengan sedikit bermain-main, sontak membuat Romeo terkejut saat Bella menciumnya lebih dulu.

Tapi di balik itu semua Romeo senang jika kini Bella mau melakukan apa yang dia inginkan, tanpa harus pria itu pinta terlebih dulu.

Saat Romeo ingin membalas ciuman itu, Bella tiba-tiba menghentikannya. "Jika ingin di lanjutkan, jawab iya kalau kau mengizinkan aku pergi besok." Bella sedikit menjulurkan lidahnya.

Romeo terkekeh, Bella benar-benar mampu membuatnya luluh.

"Baiklah.. Tapi biarku antar." ujar Romeo, namun mendapatkan gelengan dari Bella.

"Tidak usah, aku bisa pergi sendiri."

Romeo menarik napasnya kasar, "Ditemani supir atau tidak sama sekali!"

Bella melebarkan senyumnya, ia mengangguk antusias. "Terimakasih..." wanita itu langsung memeluk Romeo dengan kegirangan.

Romeo hanya mampu tersenyum bahagia, melihat Bella senang adalah keinginannya.

"Yasudah, aku kembali ke kamar ya."

"Tidak ingin menginap?" Romeo menarikan satu alisnya.

Bella tersipu malu lagi.

"Bella.."

Bella menengguk salivanya sendiri saat mata Romeo mulai sayu penuh gairah seperti malam-malam biasa jika Romeo menginginkannya.

Bella tidak dapat menolak pesona Romeo, karena setiap saat Bella selalu ingin merasakannya bersama kekasihnya itu.

Biarlah Bella melupakan apa yang di katakan Ezio waktu itu, menurutnya Ezio tidak serius dengan ucapannya, bisa saja Ezio hanya ingin menguji apakah dia benar-benar menyukai Romeo kakaknya sendiri.

SQUILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang