Chapter 9 - Hari terakhir di Prancis

3.8K 263 6
                                    




Setelah urusan bisnis Romeo selesai, Romeo dan Bella hari ini menjelajahi beberapa tempat seperti Champ Elysees dan juga museum Louvre Paris, tiba saatnya Romeo mengajak Bella kesuatu tempat, sebelum mereka pulang ke Milan.

Pria tampan yang tengah mengendarai mobil itu, tidak akan menyia-nyiakan kesempatannya untuk melakukan hal yang ia inginkan bersama Bella.

Romeo tersenyum lebar saat melihat Bella begitu antusias saat dirinya membawa ke pantai terpencil yang hanya sebagian orang mengetahuinya.

Seperti tidak ada lelahnya Bella tidak hentinya tersenyum lebar saat garis pantai terlihat jelas, sore hari menikmati pantai bersama Romeo tidak pernah terpikirkan sama sekali sebelumnya.

Entah mengapa Romeo membuat Bella menjadi seseorang yang spesial, bagi Bella yang belum pernah mendapatkan perlakuan seperti ini sebelumnya terasa sangat mengejutkan, pasalnya ia tidak pernah dekat dengan seorang pria.

Lalu seperti jejak lurus yang harus di ambil Bella, ia menemukan pria sebaik Romeo.

Hati Bella yang terus saja berdebar melihat Romeo yang senantiasa berada di dekatnya, dia tidak ingin ini cepat berlalu seperti hujan... Turun dan hanya menyisakan tetesan air.

Dia ingin bisa merasakan ini selamanya bersama Romeo, walaupun harus menjadi pelayan pria itu.

Pipi Bella bersemu merah saat dia mengingat lagi malam dimana saat Romeo mengatakan bahwa dia ingin di panggil Romeo saja tanpa embel-embel tuan.

Lantas Bella hanya diam, merasa aneh dengan ucapan Romeo.

Tentu saja Bella tidak bisa, dan setiap dia melihat cermin dia akan memanggil nama Romeo dan hasilnya membuatnya merasa tidak karuan.

Hatinya akan berdebar-debar dan aliran darahnya langsung mengalir begitu cepat.

Romeo tersenyum lebar saat melihat Bella menutup matanya menikmati angin menerjang wajahnya.

"Kamu menyukainya?" tanya Romeo yang sudah menginjakan sepatunya pada pasir putih.

Bersamaan dengan Bella yang menyusul dan menikmati suasana menenangkan ini, senja memang membuat manusia melupakan segala kegelisahan duniawi.

Seperti candu, senja membuat kedua insan itu lupa dengan perasaan mereka masing-masing.

Bella membuka matanya dan menoleh pada Romeo. "Aku sangat menyukainya, terimakasih karena telah mengajakku ke tempat seperti ini, Romeo." ada rasa menggelitik di dasar lubuk hati Bella saat menyebutkan nama Romeo tanpa embel tuan.

Hati Romeo seperti mendapatkan sengatan listrik saat Bella mengatakan namanya, Bella akhirnya mengatakannya tanpa embel-embel tuan, itulah yang dia inginkan.

Sungguh Romeo benar-benar di buat senang bukan kepalang. Bahagianya..

Langsung saja dia tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Bella. "Mau mengelilingi pantai bersamaku Bella?" ajak Romeo tanpa ragu, sudut bibirnya pun terus mengembang.

"Tentu, Romeo.." Bella menerima uluran tangan Romeo yang hangat dan besar.

Romeo dan Bella mengelilingi pantai dengan deru ombak yang terlihat damai, matahari mulai menunjukan bahwa dia ingin tenggelam.

Warna perpaduan langit yang sangat indah begitu memanjakan mata kedua insan yang tengah di mabuk asmara, keduanya saling menyukai namun mereka tidak mengetahui satu sama lain.

Mereka masih ingin memendam, mungkin saja Romeo dan Bella menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya. Lagi pula ini terlalu cepat.

"Bella, apa warna ke sukaanmu?" tanya Romeo yang tengah menggenggam lengan Bella.

SQUILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang