Chapter 42 - Rasa Benci

2.4K 185 28
                                    

Dua minggu dalam masa pencarian, akhirnya Xavier menemukan titik terang keberadaan wanita yang bernama Bella Saquilla.

Ini semua berkat kerja para anak buahnya yang profesional dalam melacak seseorang. Xavier memang mempunyai beberapa anak buah yang ia perlukan untuk melacak rekan bisnisnya sewaktu-waktu bermasalah.

Orang-orang mungkin tidak mengenal Bella, tapi ada satu wanita yaitu si pemilik rumah yang membuat Xavier mengetahui keberadaan Bella saat ini.

Wanita itu bernama Lora Sandriela, Lokasi rumahnya cukup jauh dari perkotaan, pantas jika Romeo tidak bisa menemukan Bella tanpa bantuan orang profesional dalam hal mencari seseorang.

Sebuah desa bernama Positano, desa di Italia yang berada di pinggir tebing. Jaraknya cukup jauh dari kota Milan, butuh menghabiskan waktu hampir 9jam untuk menuju Positano.

Xavier akhirnya turun tangan sendiri untuk mengikuti perempuan bernama Lora itu, awal pertemuan itu di sebuah jalan gang sempit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xavier akhirnya turun tangan sendiri untuk mengikuti perempuan bernama Lora itu, awal pertemuan itu di sebuah jalan gang sempit. Wanita yang bernama Lora itu tengah menaruh sepeda di penitipan sepeda.

Sampai akhirnya Xavier, mengawasi wanita itu dari belakang, jika Lora mulai berhenti berjalan dan menoleh kebelakang. Xavier akan segera berlari dan berada di belakang tembok.

Sepertinya wanita itu sudah curiga dengan gerak-geriknya yang sedari tadi terus mengikutinya, ya bagaimana tidak curiga di gang sempit itu sepi dan banyak sekali pencopet.

Dan sampai akhirnya Xavier kehilangan jejak Lora karena dia menerima telfon dari Romeo.

"Shit!" Xavier mengumpat.

Dia melihat dua gang yang bercabang. Xavier bingung, Lora memasuki gang sebelah kiri atau kanan. Wanita itu menghilang begitu cepat.

Dan.

Brug!!

Seseorang memukul bahu Xavier dari belakang hingga pria itu mengaduh kesakitan.

"Apa kau seorang penjahat yang akan berbuat macam-macam padaku?" Lora masih memukul pria yang semakin mengasuh karena pukulannya.

"Aw.. stop.. hey.. berhenti.." ucap Xavier hingga pria itu mengangkat kedua tangannya menandakan ia pasrah.

"Pencuri sepertimu harus ku beri pelajaran!" Lora mengerang kesal.

"Aku bukan mencuri!" Xavier tak percaya bahwa pria setampan dan sekaya dia dianggap sebagai pencuri.

Apa wanita itu tidak bisa membedakan, mana ada pencuri setampan dan sebersih dirinya?

"Lantas untuk apa kau terus menguntit ku?" Lora memincingkan matanya tak percaya begitu saja. Bisa saja pria ini menyamar jadi orang kaya dengan pakaian jas yang ia pakai dari hasil mencuri juga.

"Apa kau tidak ingin meminta maaf padaku terlebih dulu setelah kau memukul bahuku terus menerus?" tanya Xavier yang masih kesal.

Lora tersenyum sinis. "Tidak! untuk apa aku minta maaf? Aku tidak salah."

SQUILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang