Chapter 23 - Chiarra

2.9K 183 9
                                    


Chiarra datang dengan beberapa kantung belanjaan, pagi-pagi sekali gadis itu pergi ke market terdekat untuk membeli beberapa perlengkapan dirinya dan juga cemilan kesukaannya.

Jangan beranggapan bahwa Chiarra memiliki tubuh bagus dan ideal karena menjaga pola makannya, nyatanya gadis itu menggemari makanan yang akan membuat tubuhnya menggempal.

Tapi itu tidak pernah terjadi, karena Chiarra suka sekali berolahraga di pagi hari.

Wanita itu akan menemani Bella karena Romeo telah terbang ke Prancis untuk sebuah pekerjaan yang harus di jalankan pria itu. Ezio pun turut mendapatkan perintah agar ia menjaga Bella.

Romeo tidak ingin Bella merasa bosan di rumah sebesar mansionnya. Walaupun semua fasilitas lengkap dan Bella boleh melakukan apa saja. Namun Romeo tahu Bella wanita yang begitu sederhana, menggunakan alat seadanya dan seperlunya.

Sungguh, pria mana yang tidak mengagumi wanita seperti Bella. Wanita itu penuh kesederhanaan. Mungkin semua karena perjalanan hidupnya yang tidak mudah.

Bella lebih menghargai.

"Bella..." teriak Chiarra begitu menggema di dalam mansion, agar Bella mengetahui bahwa dia telah tiba dari market.

Ezio berjalan seraya menyentil telinga Chiarra hingga wanita itu mengaduh kesakitan. "Aduh.. Manusia lintah berhentilah menggangguku! aku bahkan tak menganggumu pagi ink." Chiarra bersungut.

Ada saja di setiap paginya Ezio selalu memukulya atau sekedar membuatnya kesusahan. Ya, walaupun Ezio tak benar-benar memukulnya. Namun pria itu gemar sekali membuat Chiarra kesal, seperti hobi tersendiri.

"Kau gadis gila, ini rumah bukan hutan tempat tinggalmu! jadi tidak usah berteriak sekencang tadi." Ezio protes seraya menggertakan giginya kesal.

Chiarra hanya memutar bola matanya malas, lalu membuntuti Ezio yang duduk di ruang tengah dengan bermain game menggunakan ponselnya.

Chiarra menaruh barang asal-asalan, di geletakan begitu saja dan di tinggal di meja makan tanpa membereskan.

Lalu dia berjalan ke arah lemari pendingin dan mengambil satu cup ice cream. Chiarra memekik senang, ice cream rasa macha kesukaannya meleleh di dalam mulutnya sampai-sampai gadis itu mengerang nikmat.

Pasti pria itu yang telah membelikannya diam-diam. Ezio, siapa lagi pria keras seperti batu kalau buka dia..

Dia selalu memberikan Chiarra makanan kesukaan bahkan minuman agar wanita itu tidak merengek, sebenarnya itu adalah sebuah sogokan agar Chiarra diam di rumah tanpa mengikutinya kemana-mana.

Chiarra langsung duduk sambil menyenderkan kepalanya di badan Ezio yang memungguinya, lalu menyalakan televisi besar di hadapannya.

Hari ini hari minggu jadi pasti banyak sekali acara cartoon atau film romance kesukaannya.

Gadis itu begitu bahagia bisa melihat Ezio lagi, karena beberapa bulan pria itu meninggalkannya di Los Gatos. Chiarra tidak bisa menyusul Ezio karena kontrak dengan agensi yang menyewanya sebagai model belum usai.

Setelah sehari kontraknya habis, Aunty Jasmen menelfonnya dan memberikan tiket untuk menyusul Ezio ke Milan. Tentu saja Chiarra sangat bahagia.

Namun otak kecilnya memikirkan hal yang membuatnya sedikit bingung, dia melihat wanita yang membuatnya mengernyit. Dia pernah menemui wanita itu namun dimana, rasanya tidak asing bagi Chiarra dan Ezio.

"Zio kau tahu tidak bahwa aku melihat siapa? sepertinya aku mengenali wanita itu." pikiran Chiarra bercabang-cabang, dimana dia mengingat wanita yang sempat ia lihat saat ingin menaiki bus.

SQUILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang