Chapter 19 - Kekasih

2.9K 197 14
                                    


Romeo menggenggam tangan Bella sesaat pria itu menebus obat yang berada di  rumah sakit, Bella demam tinggi Romeo bahkan tidak sabaran membawa Bella untuk kerumah sakit memeriksa wanita itu.

Selama tiga hari pria itu tidak pulang ke istananya, ia menemani Bella yang tengah sakit di rumah wanita kecil yang di tempatinya.

Bella enggan meninggalkan rumahnya, padahal Romeo sudah membujuknya agar ia menginap di rumah sakit untuk mendapatkan penanganan intens. Alasannya, Bella ingin Romeo yang merawatnya.

Terus terang saja pria itu senang sekali karena Bella membutuhkannya. Dan Romeo telah berjanji akan menjaga Bella sebiasanya.

Mau tidak mau Romeo membawa dokter kepercayaannya kerumah Bella, kini wanita itu sudah lebih baik. Hari ini terakhir kalinya Bella untuk kerumah sakit untuk pemeriksaan dan menebus obat.

Mereka telah resmi menjadi sepasang kekasih, Romeo merasa hatinya lega dan lebih tenang saat menyatakan perasaan sebenarnya kepada Bella.

Dia tidak ingin menyesal karena akan kehilangan Bella.

Bahkan senyum yang terlukis di wajah Romeo tidak pernah terlepas, Bella terang-terangan menyatakan perasaannya kepada Romeo.

Wanita itu begitu menggemaskan, menurut Romeo, Bella adalah wanita yang polos dan manis, Romeo bahkan menyesali sikapnya yang telah mengabaikan Bella.

Ya! Romeo bertekat untuk tidak lagi memperdulikan masa lalunya, masa lalu yang selama ini menghantuinya. Pria itu hanya ingin membuka lembaran baru bersama Bella dan hanya Bella yang ada di pikiran dan juga hatinya.

Sesaat keduanya berada di dalam mobil, Romeo tetap setia menggengam lengan Bella, seakan tak ingin Bella pergi jauh darinya.

Wanita yang di samping Romeo tidak hentinya merasakan debaran dalam diri saat pria yang telah menjadi kekasihnya menatap penuh cinta.

Bella mengerutkan dahinya saat ia merasa arah jalan kerumahnya berbeda. "Romeo, sepertinya kau salah jalan. Ini bukan ke arah rumahku?" ucap Bella yang kebingungan.

"Ya memang, kamu akan pulang bersamaku ke mansion." kata Romeo seraya mengusap lengan Bella yang halus.

"Ya, jatah liburku sudah habis." ujar Bella dengan lesu seraya menarik napas kasar karena dia masih ingin beristirahat di rumahnya.

Romeo mau tak mau tersenyum geli melihat Bella sepertinya belum ingin bekerja di rumahnya.

Belaian lembut di kepala Bella, membuat wanita itu mendongak menatap Romeo dengan raut wajah tak terbaca. Jelas sekali dalam hati dia begitu bahagia.

Romeo yang penyayang dan bahkan selalu membuatnya merasa aman selama dirinya sakit, itu saja begitu membekas.

"Kau boleh istirahat semau mu namun di rumahku." ucap Romeo dengan begitu lembut.

"Apa maksudmu Rom?"

"Kau akan tinggal bersamaku di mansion Bella."

Seakan salah dengar Bella menatap Romeo menuntut penjelasan prianya. "Apa?"

"Kini kau kekasihku dan aku ingin bisa selalu bersamamu, menjagamu Bella."

Romeo mengeratkan pegangannya, tatapan Romeo begitu mengunci. Bella senang jika dia bisa selalu bersama Romeo namun apakah ini tidak berlebihan?

Lalu apa yang akan orang-orang mansion katakan kepadanya?

"Jangan cemaskan apa yang tidak perlu kau cemaskan sayang.."

"Kenapa kamu tahu dalam pikiranku?" Bella bertanya, mengapa Romeo bisa tahu apa yang ada di pikirannya?

"Terlihat dari wajah cantikmu yang sedang berpikir." Romeo terkekeh.

"Romeo, aku rasa ini tidak perlu."

"Ku mohon jangan menolakku sayang.."

"Aku telah merapihkan semua barang-barang milikmu."

"Apa, kenapa aku tidak di beri tahu?"

"Aku hanya ingin kau tetap duduk dan menikmatinya."

Bella hanya menarik napas kasar, Romeo memang sangat baik sampai satu patah kata pun tidak bisa di bantah oleh kekasihnya ini.

Bella merasa ini begitu berlebihan.

-------------------------------

Semua pelayan dan penjaga mansion sedikit terkejut saat Bella kembali bersama Romeo, mereka memang sering melihat Romeo dan Bella pergi bersama namun ada yang berbeda, kali ini Romeo tidak melepaskan genggaman tangannya kepada Bella.

Itu tandanya mereka ada kedekatan yang tidak wajar antara majikan dan sang pelayan. Para pelayan pun tersenyum senang, jika memang Romeo dan Bella menjadi kekasih mereka turut bahagia.

Akhinya Romeo bisa melupakan masa lalunya..

Namun ada satu orang yang tengah menatap keduanya datar dari atas jendela.

"Bella akan tinggal di rumahku, perlakukanlah Bella seperti kalian memperlakukanku." Romeo tersenyum seraya berkata tegas kepada para pelayan dan penjaga yang ia panggil untuk berkumpul.

"Kini Bella adalah kekasihku." ucap Romeo mengatakan dengan perasaan senang. Mengumumkan bahwa Bella telah menjadi kekasihnya.

Bella menunduk malu, seraya mengigit bibir bawahnya resah. Ini membuat Bella tidak nyaman.

Romeo mengantarkan Bella kekamar barunya yang tidak jauh dari kamar pria itu berada, Bella hampir ternganga melihat begitu besar kamar dengan bernuansa nude ini.

Bella begitu menganggumi setiap inci kamar besar yang akan ia tempati. Namun kenyataan mengingatkannya kembali bahwa dia hanyalah kekasih Romeo tidak lebih.

"Romeo.."

"Jika kamu ingin mengatakan ini terlalu berlebihan, lebih baik aku akan memelukmu."

"Terimakasih..."

"Kau begitu berarti bagiku Bella." Romeo memeluk Bella dengan dekapan yang cukup erat, Romeo begitu bahagia dapat menemukan Bella.



----------------------------

Maaf sekali baru up, dan sedikit lagi u,u kemarin aku ada acara keluarga dan gak sempat nulis sama sekali, yaudah deh hari ini nulis seadanya. Maaf ya kalau masih ada yang acak-acakan.

Enjoy...

12/03/2019

SQUILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang