Chapter 7 - Pemandangan Indah

4.3K 252 6
                                    

Pria itu akan melihat pemandangan indah di setiap paginya, Romeo menjadi malas untuk beranjak dari mansion saat objek indah yang ia inginkan ada di rumahnya.

Saat-saat jam pulang kerja Bella seakan menjadi kesunyian yang tidak berarti baginya.

Beberapa hari ini gadis yang bernama Bella ada di kediamannya, menjadi pelayan yang di khususkan untuk melayaninya saja.

Bella... Bella.. Bella..

Yang ada di pikiran Romeo hanya nama itu saja, entah sejak kapan perasaan ini menjadi menggebu-gebu yang pasti saat ia menyukai wanita itu.

Bella yang menggemaskan.
Bella yang lugu.
Bella yang menawan.

Romeo menyukai semua tingkah Bella yang selalu membuat hatinya berdebar.

Hari ini Bella menggunakan dress selutut berlengan pendek, sebagai pria normal pada umumnya Romeo menenggukan ludah kuat-kuat melihat kaki jenjang nan mulus milik Bella yang terekspos bebas.

Romeo tidak ingin siapa pun melihat setiap lekuk tubuh Bella yang indah. Biarlah dia sangat egois, toh Bella akan menjadi miliknya.

Dan, sejak kapan ia menjadi posesif seperti ini menyangkut Bella?

Sudah saatnya dia menghampiri Bella, lima belas menit memerhatikan Bella dari lantai atas membuatnya tidak sabar untuk mendekati Bella, dan mengajaknya mengobrol. Itu adalah suatu hal yang di inginkan.

Seperti biasa Romeo akan menampilkan senyum terbaiknya kepada Bella dan mengucapkan pagi yang indah untuk wanita cantik itu.

"Selamat pagi Bella.." ucap Romeo yang membuat wanita itu menoleh.

"Pagi juga tuan. Maaf sarapannya belum selesai aku buat." entah apa memang dia yang telat menyiapkan sarapan atau Romeo yang bangun cukup pagi kali ini.

"Tidak apa-apa Bella, aku yang bangun terlalu pagi." Romeo berkata jujur.

Lantas Bella tersenyum mengangguk dan melanjutkan membuat sarapan untuk Romeo.

"Boleh aku membantumu?"

Ucapan Romeo barusan cukup membuat Bella mengerutkan dahinya namun seketika Bella tersadar.

"Tidak tuan, ini adalah tugas ku sebagai pelayan. Anda sebaiknya duduk saja, biar aku menyelesaikannya."

Dengan kaki yang melangkah mendekati Bella. Romeo berkata, "Aku bangun pagi sekali untuk membantumu memasak, jika kau tidak memperbolehkan ku, aku sedikit kecewa." ucap Romeo yang menarik napas dengan raut kekecewaan.

Bella tidak mengerti, yang jelas dia tidak percaya dengan ucapan Romeo barusan.

"B-bukan maksudku seperti itu tuan, ta..api.." ucap Bella malah gelagapan.

"Bolehkan? boleh.. boleh..?"

Dalam hati Romeo sedikit tergelitik, mengapa dia harus mengemis untuk hanya membantu memasak, seharusnya dia boleh melakukan apa saja di rumahnya dan tidak perlu dia meminta persetujuan Bella untuk membantunya memasak.

Namun sekali lagi, Romeo ingin Bella merasa nyaman dengannya.

"Baiklah.."

Akhirnya senyum Romeo semakin terpancar, saat Bella mengizinkannya untuk membantu memasak.

Apa pun yang Bella lakukan rasanya Romeo ingin sekali melakukannya bersama, walaupun memasak adalah hal yang bukan Romeo sukai.

"Apa yang harus aku lakukan Bella?" tanya Romeo bingung, melihat bahan-bahan dan sayuran yang ada di hadapannya.

SQUILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang