Chapter 6 - Hari yang baik

4.7K 283 8
                                    



Keesokan paginya..

Penjaga rumah yang kemarin Bella temui tersenyum kepadanya, seraya membuka kan gerbang besar untuk masuk.

"Buongiorno, Zio." sapa Bella kepada si penjaga rumah yang bertubuh besar nan kekar itu.

"Buongiorno, Bella. Pagi sekali kau datang." balasnya, yang tersenyum kepada gadis bernama Bella Saquilla itu dengan sedikit mengerutkan dahinya.

Celo adalah nama paman baik hati yang bertubuh besar di hadapan Bella ini. Tentu saja mereka telah berkenalan kemarin dan sedikit mengetahui nama masing-masing.

Celo pria berusia 38 tahun dan katanya ia telah bekerja selama 8 tahun lebih disini mengabdi pada Tuan baik hati.

Dengan cengiran khas Bella membalas, "Aku terlalu bersemangat pagi ini Paman." katanya.

"Masuklah.." suruh paman Celo yang mempersilahkan Bella masuk.

Seperti kemarin juga Celo mengantarkan Bella dengan menggunakan mobil golf untuk sampai ke dalam mansion megah milik tuan Romeo.

"Apa Tuan Romeo sudah bangun jam enam pagi?" tanya Bella, pada Celo yang menyetir.

"Tuan Romeo mungkin masih tertidur, aku tidak tahu pasti Tuan bangun jam berapa." jawab Celo.

"Kau sebaiknya langsung saja ke dapur dan menyiapkan sarapan untuk Tuan." kata Celo lagi.

Bella mengangguk, namun Celo merasakan gadis pipi itu memerah jika berbicara mengenai Romeo.

"Apa kau sakit Bella, pipimu memerah?" tanyanya yang melihat Bella sekilas.

"A..pa? tidak paman! aku tidak sakit." ucap Bella yang menutup kedua pipinya.

"Lalu mengapa pipi mu bisa merah seperti itu?" Celo memincingkan kedua matanya.

Wanita itu menarik napasnya kasar. "Entahlah, pipiku memanas dan hatiku selalu berdebar saat bertemu dengan-Nya." ucap Bella keceplosan.

"Maksudmu?"

"Ah, tidak.. tidak.."

Celo menahan tawanya, melihat Bella yang merutuki ucapannya. Pagi ini Celo di buat tersenyum oleh gadis yang baru ia kenal. Selama ini Celo di anggap paling menakutkan, tentunya Celo tidak yang orang-orang pikirkan tentangnya.

"Paman apa sudah sarapan?"

Celo menggeleng, "Belum. Mungkin sebentar lagi." dia melirik arlojinya.

Bella membuka tas selempangannya dan mengeluarkan kotak makanan yang berada di dalamnya.

"Terimalah, aku membuat roti panggang." Bella menyodorkan kotak bekal makanan miliknya.

"Mengapa kau memberikannya padaku? aku akan sarapan nanti Bella."

"Tidak apa-apa, walaupun porsi makanan mu sangat besar mungkin. Ups, tapi semoga bisa membuatmu kuat berjaga sampai nanti sarapanmu datang." Bella menyengir lagi membuat Celo terperangah.

Gadis yang baik pikir Celo.

"Terimakasih, aku terima ini." ucap Celo tersenyum dan memberhentikan mobil kecil yang ia kendarai saat sudah ada di depan mansion.

***

Gadis itu menarik napasnya dan berkacak pinggang, dia memang wanita yang sangat berbakat jika berada di dalam dapur apa lagi jika dia membuat masakan khas Italia.

Dia adalah ahlinya.

Tetapi, perasaan gugup ini tidak seperti biasanya. Saat pertama kali bekerja di restoran Bella tidak segugup ini, tapi mengapa ini begitu berbeda.

SQUILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang