6

5.9K 409 40
                                    

"Saya punya solusi untuk permasalahan Diva, Pak Gunawan."

"Maksud anda?" Tanya Gunawan bingung.

Mereka saat ini sedang duduk di ruang tamu rumah ayah Diva.

"Maksud saya, jika anda mengijinkan, saya akan menikahi Diva agar anak yang dikandungnya memiliki status yang jelas."

Tentu saja baik Gunawan maupun Diva sangat terkejut. Mereka sama sekali tidak menyangka orang sehebat dan sekaya Mr. Zein akan melamar Diva, apalagi saat ini Diva tengah mengandung anak pria lain.

"Tapi..." Ucapan Gunawan dipotong oleh Mr. Zein.

"Coba bapak pikirkan keuntungannya bagi Diva. Dia dan anaknya akan memiliki status yang jelas. Saya akan menganggap anak Diva sebagai anak kandung saya sendiri. Coba bapak bayangkan jika Diva hamil tanpa suami, pasti dia akan menjadi bahan pembicaraan tak baik masyarakat di sini. Satu lagi, saya akan memboyong kalian ke negara saya, Turki. Tepatnya ke Istambul."

"Apaa...diboyong ke Istambul?" Ucap Gunawan terkejut. Diva pun tak kalah terkejutnya seperti ayahnya hingga dia tak bisa berkata-kata.

"Iya, Pak. Karena perusahaan saya di sana. Dan satu informasi lagi buat bapak, saya ini berstatus duda dengan satu anak laki-laki. Anak saya berusia 1 tahun saat ini. Istri saya meninggal saat melahirkan. Tentunya anak saya juga memerlukan sosok seorang ibu, dan itu saya lihat ada dalam diri Diva." Mr. Zein tampak sedih saat membicarakan istrinya.

"Saya turut prihatin. Tapi semua terserah Diva, dia yang akan menjalani." Gunawan menatap putri semata wayangnya untuk menjawab maksud dari Mr. Zein.

"Kasih waktu untuk Diva berpikir." Sahut Diva.

"Baiklah, tapi jangan lama-lama. Gimana kalau besok kamu sudah kasih jawaban, karena jika Diva bersedia, banyak yang harus kita lakukan untuk keberangkatan ke Turki."

"Baiklah. Besok aku akan memberi jawaban." Jawab Diva lirih.

"Ada lagi yang perlu kalian ketahui tentang saya." Mr. Zein pun mulai menceritakan sebuah rahasia besar yang akan menjadi pertimbangan bagi Diva dan ayahnya untuk menyetujui atau tidak lamaran Mr. Zein.

Keesokan harinya Diva menelepon Mr. Zein dan memberikan jawabannya. Diva dibawa Mr. Zein ke hotelnya dan dipertemukan dengan putranya, Altan Zein. Rupanya Mr. Zein selalu membawa putranya itu kemanapun dia pergi beserta pengasuhnya.

Diva mendekati balita tampan yang sedang bermain mobil-mobilan di ambal bersama pengasuhnya.

"Assalamu'alaikum, Altan."

Altan menoleh dan menatap Diva dengan bingung namun dia menjawab salam dari Diva. "Alam." Altan belum fasih bicara tentu saja, karena usianya baru 1 tahun.

"Altan lagi ngapain?"

"Cal....cal...." Jawabnya sambil menunjuk ke arah mainannya. Altan sangat menggemaskan dengan pipi chubbynya yang kemerahan dan kulit yang sangat putih. Matanya besar, bulu matanya lebat.

Diva pun langsung jatuh cinta melihat balita tampan itu. Diva menggendong Altan dan menciumi pipi merahnya. Mr. Zein yang melihat interaksi Diva dan Altan jadi terharu. Keputusannya untuk menikahi Diva terasa sangat tepat. Dia mulai mengurus segala sesuatunya agar bisa menikahi Diva secara resmi di Istambul. Seminggu lagi mereka akan berangkat ke Istambul.

💔💔💔

Davi menghentikan mobilnya di depan rumah Diva, tapi kelihatannya tidak ada orang di rumah Diva. Davi pun melajukan kendaraannya ke kafe ayah Diva, namun kafenya tutup. Davi kembali ke rumah Diva dan menanyakan kepada tetangga Diva keberadaan Diva dan ayahnya. Tapi tetangga Diva mengatakan bahwa rumah Diva sudah kosong sejak empat hari lalu dan mereka tidak tahu kamana Diva dan ayahnya.

D I V ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang