4

5.7K 446 34
                                    

Diva sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bersedih oleh kedua orangtuanya. Diva diminta ayahnya untuk membantunya di kafe mereka. Diva bekerja di bagian dapur, membantu masak, karena dibagian itulah pekerjaan yang paling sibuk dan banyak.

"Diva, tolong antar makanan ini ke meja nomor 10. Di luar sangat ramai, kita kekurangan tenaga."

"Iya, ayah."

Diva segera mencuci tangannya dan mengelap tangannya ke apronnya, kemudian membawa makanan itu menuju meja nomor 10 yang terletak di sudut dan tertutup oleh pot besar.
Ketika sudah dekat, Diva hampir saja menjatuhkan nampan makanan yang dibawanya ketika melihat orang yang duduk di sana.

Saat ini di depannya terlihat tunangan Davi tengah berciuman dengan seorang pemuda, tapi pemuda itu bukan Davi ataupun pemuda di toilet itu. Astagaaa...sebenarnya berapa orang pacarnya. Dia begitu bebas. Diva jadi kasihan dengan Davi. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Toh gadis itu pilihan Davi dan keluarganya.

Terhormat dan suci. Cihh

Diva meletakkan makanan ke meja dan segera meninggalkan dua sejoli itu yang tak menyadari kehadirannya karena asik berciuman.

💖💖💖

Diva merasa sangat lelah karena banyaknya pengunjung kafe hari ini. Dia tadi meminta ayahnya pulang duluan karena ada yang ingin dilakukannya sebelum pulang. Sekarang sudah pukul sepuluh malam.

Diva berjalan menuju sebuah butik. Dia tadi mendapat panggilan dari lamarannya di butik itu. Dia menyanggupi untuk datang setelah kafe tutup, dan pemilik butik menyanggupinya karena pemilik butik berencana lembur hari ini di butiknya.

Diva memang sengaja sementara ini tidak mau bekerja di perkantoran. Dia ingin menata hatinya dulu. Kalau bekerja di perkantoran pasti akan banyak tekanan. Dan dia belum siap menghadapinya.

Diva memencet bel dan tak lama butik dibuka oleh seorang wanita berusia awal 30 an.

"Selamat malam. Maaf saya kemalaman."

"Oh...tidak masalah sama sekali. Silahkan masuk."

Setelah wawancara sebentar, akhirnya ia diterima bekerja. Besok dia akan mulai pekerjaan barunya.

💖💖💖

Seseorang masuk ke butik. Diva mendatangi mereka yang ternyata adalah Davi dan tunangannya. Ternyata dunia sangat sempit. Mengapa dia harus bertemu mereka. Ini sangat menyakitkan. Luka hatinya masih berdarah, dan melihat kedua orang di depannya bagaikan menabur luka itu dengan garam, semakin perih. Namun dia harus menegarkan hatinya.

"Ada yang bisa saya bantu?"

Davi tampak terkejut. Namun tidak mengatakan apa-apa.

"Kami ingin mencoba baju pengantin di sini." Ucap tunangan Davi.

"Silahkan." Jawab Diva dengan suara tenang walaupun dadanya bergemuruh.

Diva membawa mereka ke ruang tunggu yang luas dan menyilahkan mereka duduk. Diva permisi untuk memanggil pemilik butik, Mbak Kasih.

Mbak Kasih segera menemui tamunya.

"Selamat siang. Silahkan anda pilih koleksi kami di album ini. Kapan pakaian ini akan dipakai?"

"Sebulan lagi. Bisakah selesai?"

"Tentu. Calon pengantin anda kelihatannya masih sangat muda."

"Ya, saya memang baru berumur 19 tahun, Tante."

Oh, ternyata calon istri Davi memang masih sangat muda, batin Diva miris.

Diva dari tadi menyadari kalau Davi selalu memandangnya. Namun dia berusaha bersikap biasa saja, seolah mereka tidak saling kenal. Walau dalam hatinya seperti ditusuk-tusuk.

D I V ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang