Mereka tiba tepat waktu di acara dinner yang diadakan di hotel suami Diva.
Seorang wanita cantik berusia pertengahan 30 an yang berpakaian sangat seksi datang mendekati mereka.
"Malik, lama tak jumpa. Kau jarang sekali ke hotel sekarang." Ucap perempuan itu sambil memeluk Malik dan mencium pipi kanan dan kiri Malik. Diva tak suka melihatnya.
Tak sopan sekali wanita ini, sudah tahu ada aku yg memeluk lengan suamiku, dia malah seenaknya meluk-meluk suamiku, kesal Diva dalam hati.
"Firda, apa kabar? Hotel ini sudah ada yang mengurusnya, kau. Dan aku percaya kau menjalankannya dengan sangat baik. Itulah yang kulihat. Kau hebat."
Wajah Firda berbinar mendengar pujian Malik. "Ah, kau bisa aja. Semua berkat bimbinganmu dulu. Kita sangat dekat dari dulu kecuali akhir-akhir ini. Aku kehilanganmu, Malik." Ucap Firda sambil mengelus lengan Malik.
Wanita yang bernama Firda ini benar-benar tak tahu malu! Terang-terangan menggoda suaminya.
Diva menatap wajah suaminya yang terlihat biasa-biasa saja. Tak ada ekspresi yang tampak ganjil saat berbicara dengan wanita itu. Ahh, syukurlah. Jangan ada pelakor di antara kita, Sayang.
"Firda, kenalkan ini Diva, istriku. Diva, kenalkan teman dan menejer hotelku, Firda Deniz."
Firda menatap sinis Diva, namun terpaksa mengulurkan tangannya di hadapan Malik. "Kau pasti kesulitan menyesuaikan diri dengan kebiasan di sini bukan? Budaya kita berbeda."
Entah apa maksud wanita itu mengatakan itu. Apa maksudnya aku tidak sesuai di sini? Di Turki?
"Tidak juga. Suamiku telah mengajarkan banyak hal kepadaku. Dia guru yang baik dalam segala hal." Sengaja kutekankan kata segala hal untuk membuatnya berpikir yang iya-iya. Dan lihatlah, wajah wanita itu memerah dan sorot matanya tampak marah. "Sayang, sebaiknya kita masuk, bukannya berhenti di sini dan membiarkan tamu kita menunggu." Yah, memang tamu kami kan? Bukan tamu wanita itu.
Malik tampak terkejut mendengar ucapan ketus istrinya. Malik menatap heran istrinya, kemudian dia tersenyum tampak bahagia.
Tampaknya istriku lagi cemburu, dan ini pertama kalinya dia dicemburui Diva. Dia sangat senang. "Oke, Azkim. Ayo ke dalam." Malik merangkul pinggang Diva dan melanjutkan jalannya ke aula. Sementara Firda yang berjalan di belakang mereka tampak kesal.
***
Malik dan Diva menyambut para relasi, rekan bisnis, dengan ramah dan mempersilahkan mereka duduk di kursi-kursi yang telah diberi nama mereka. Yang tak di sangka Diva, ternyata salah satu tamunya adalah Davi. Tapi gak heran juga, karena dia tahu Davi adalah rekan kerja suaminya.
Sebagai nyonya rumah yang baik, Diva bersikap ramah kepada Davi. Yah, mau tak mau kan?
"Apa kabar, Diva. Kau semakin cantik dan seksi saja." Puji Davi terang-terangan dengan mata menatap liar tubuh Diva dari atas ke bawah. Davi sangat merindukan Diva berada di pelukkannya. Dan juga merindukan saat-saat mereka pernah bercinta dulu. Dia menyesal kurang memperjuangkan Diva dulu hingga Diva lepas dari genggamannya.
"Terima kasih." Jawab Diva sinis. Sampai saat ini hatinya masih teramat sakit akan pengkhianatan Davi. Jadi jangan harap Diva akan bermanis-manis kepada Davi meskipun pujian keluar dari mulut Davi.
Saat ini mereka telah selesai makan dan sedang menikmati kue-kue yang banyak tersebar di setiap sudut ruangan. Bahkan hotel menyediakan makanan kesukaan Diva, yaitu sup kepiting asparagus. Dan sekarang Diva tengah menikmatinya.
"Seleramu masih tetap sama." Davi sama sekali tak peduli diketusi Diva. Dia sadar dia salah sama Diva, jadi dia harus kuat dengan kesinisan Diva.
Bibir Diva mencebik. "Ya, begitulah. Untungnya seleraku terhadap pria sudah berubah."

KAMU SEDANG MEMBACA
D I V A
RomancePRIVAT ACAK!! FOLLOW DULU SUPAYA BISA BACA LENGKAP 🤗 Diva adalah seorang gadis yang sangat cantik jelita, pintar dan bertubuh seksi. Diva adalah sosok wanita sempurna namun kehidupan cintanya tidaklah sesempurna dirinya. Diva mempunyai seorang keka...