9

5K 470 25
                                    

"Mas! Buka pintunya!"

Suara gedoran pintu yang keras dan berulang-ulang membuat Davi terganggu dari tidur tak nyenyaknya. Sejak dia memutuskan menikah dengan Amelia karena paksaan ibunya yang mengancam akan bunuh diri jika ia memilih Diva, Davi tidak pernah merasakan tidur nyenyak, dan tidak pernah lagi merasakan bahagia. Ibunya mengatakan jika dia punya penyakit jantung, jadi jika dia mati, itu semua salah Davi yang menentang keinginannya. Anak mana yang tidak takut jika menjadi sebab ibunya meninggal? Davi akan di dera rasa bersalah selamanya jika itu terjadi. Maka dia pun memilih meninggalkan Diva.

Melihat Amelia yang masih sangat muda dan terlihat lugu, Davi berharap bisa menjalani bahtera rumah tangga yang harmonis dan melupakan Diva, kekasih hatinya. Namun, setelah tiga bulan menjalani rumah tangganya, Davi belum bisa melaksanakan kewajibannya sebagai seorang suami. Dia tidak bisa menyentuh Amelia walaupun mereka tidur di ranjang yang sama. Setiap dia berniat melakukannya, di matanya hanya terbayang wajah Diva, dan itu tidak adil bagi Amelia yang belia. Dia ingin jika melakukannya, dia sudah terbebas dari bayang-bayang Diva dan menatap istrinya sebagai dirinya sendiri.

Amelia sendiri sudah berusaha merayunya dengan berbagai cara agar Davi mau menyentuhnya, dan itu membuat Davi cukup terkejut juga karena sikap Amelia tidak sesuai dengan gayanya yang lugu dan juga usianya. Setelah bulan kelima, dan mengetahui Diva telah betul-betul menghilang dan ada gosip yang mengatakan jika Diva telah menikah, sukses membuat dada Davi serasa dihantam palu godam dengan sangat keras hingga Davi merasa mual. Davi masuk ke ruang kerjanya dan minum alkohol hingga mabuk dan tak sadarkan diri. Esok paginya, dalam keadaan frustasi dan sedih, Davi masuk ke kamarnya dan melihat Amelia yang terbaring di tempat tidur dengan lingeri seksi dan selimutnya yang sudah tercampak ke lantai, membuat Davi yang dikuasai amarah dan kecewa menjadi bergairah dan ingin melampiaskan hasratnya yang sudah lama terpendam sejak berpisah dengan Diva. Davi langsung menerkam Amelia yang langsung terbangun dan terkejut melihat Davi yang sangat bernafsu menciumnya. Dengan senang hati Amelia menyambut ciuman Davi dan melayani nafsu Davi walaupun Davi melakukannya dengan kasar. Tapi dia menyukainya. Sangat menyukai kekasaran Davi. Itu malah membuatnya sangat bergairah hingga Davi meneriakkan nama lain saat pelepasannya.

Amelia sangat marah dan langsung mendorong Davi setelah mereka selesai mununtaskan hasrat.

"Aku tidak suka saat kau bersamaku tapi wanita lain yang kau pikirkan, Mas!" Seru Amelia.

Davi turun dari tempat tidur dan memandang sinis Amelia. "Aku juga tidak suka mendapati istriku yang terlihat lugu ternyata sudah menjadi barang bekas."

Wajah Amelia merah padam, antara malu dan marah. "Kau tak berhak menghakimiku! Aku yakin kau juga bukan perjaka!"

Davi mendengus. "Laki-laki beda dengan perempuan. Tapi sudahlah, aku tak ingin membahasnya denganmu. Mulai sekarang, kita tidur terpisah. Aku akan mengangkat barang-barangku dari kamar ini, karena aku tak mau mengingat sama sekali kejadian menjijikkan tadi." Davi langsung keluar dari kamar setelah mengambil beberapa keperluannya.

"Sialan kau Mas!"

Sejak itu Davi dan Amelia pisah ranjang. Sayangnya kejadian sekali itu membuat Amelia hamil dan ibunya sangat senang mendengar kehamilan menantu kesayangannya. Davi jadi tidak bisa berbuat apa-apa selain memperpanjang prnikahan yang bagai neraka ini.

Semua pelayan mengetahui bahwa majikan mereka pisah ranjang, namun tak berani mengatakan apapun termasuk kepada kedua orangtua Davi dan Amelia jika mereka datang ke rumah majikannya. Mereka takut dipecat Davi dari pekerjaannya, karena mereka dibayar tinggi untuk pekerjaan mereka. Apalagi Davi bukan majikan yang pemarah.

Lamunan Davi terputus ketika mendengar suara gedoran di pintu kamarnya lagi. Davi berdecak sebal. Entah apa yang diinginkan Amelia hingga memaksa dirinya bangun.
Davi bangkit dari tempat tidur dengan hanya memakai celana pendek. Davi membuka pintu kamarnya dengan kesal. Dilihatnya Amelia yang sedang meringis menahan sakit.

D I V ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang