Tiba di bandara Soeta, tiba-tiba Diva merasa sangat mual dan pusing. Sambil menggendong Oliv ke toilet dia berpesan kepada portir untuk menjaga barang-barangnya. Sampai di toilet, Diva muntah-muntah hingga lemas. Namun dikuatkannya dirinya karena saat ini dia punya tanggung jawab terhadap anaknya yang masih kecil.
Dengan membaca bismillah, Diva keluar dari toilet dan kembali menemui portir yang menunggunya. Mereka keluar, dan ternyata ayahnya sudah menunggunya dan menatapnya dengan wajah sendu.
"Ayah...." Diva berjalan cepat ke arah ayahnya yang telah mengembangkan tangannya agar Diva masuk ke pelukan ayahnya.
Diva menghambur ke pelukan ayahnya dan langsung menangis hingga sesenggukkan. Oliv pun ikut menangis di gendongan Diva karena melihat Annenya menangis. Sedangkan Gunawan meneteskan air mata tanpa suara. Dadanya sesak melihat kehancuran anak satu-satunya.
Semalam Malik meneleponnya dan memberitahukan kalau dia sudah menceraikan Diva demi kebaikan Diva, karena Malik kondisinya sudah sekarat. Malik menjelaskan alasannya menceraikan Diva. Walau dia tak setuju dengan keputusan Malik, tapi dia juga tak bisa memaksa Malik agar mempertahankan rumah tangganya. Malik berpesan kepadanya agar tidak memberitahukan keadaannya kepada Diva. Gunawan terpaksa memenuhi permintaan Malik.
Dan melihat bagaimana sedihnya Diva, Gunawan sadar akan satu hal, anaknya sudah mencintai suaminya. Tapi takdir malah memisahkan anaknya dari suaminya.
"Mari kita pulang, Nak." Ucap Gunawan dengan suara serak dan menuntun Diva ke parkiran mobil.
Gunawan mengambil Oliv dari gendongan Diva dan mencium cucunya yg merupakan duplikat Diva.
"Semua akan baik-baik saja, Nak. Masih ada ayah yang akan selalu mendukungmu."
"Terima kasih, Ayah. Maaf, Diva selalu menyusahkan Ayah."
Gunawan mengusap kepala Diva dan tersenyum untuk memberikan semangat.
**
"Davi! Mama gak setuju dengan rencana perceraian kalian! Mau diletakkan dimana muka Mama. Teman-teman Mama akan mengejek Mama. Mama malu, Davi!"
Davi memijit kepalanya yang sakit mendengar omelan Mamanya sedari tadi. Tapi kali ini dia akan menebalkan telinganya, dia tak akan mundur selangkahpun.
"Mama, Davi mohon kali ini biarkan Davi melakukan apa yang Davi inginkan. Davi tidak mencintai Amelia. Tidak bisa, Ma."
"Kau ingin mengejar istri orang! Dasar bodoh! Diva tidak akan mau kembali kepada lelaki yang sudah pernah mengkhianatinya. Lebih baik kau belajar mencintai istrimu. Dia sudah berubah lebih baik."
"Sudahlah, Ma. Davi sudah putuskan, dan besok sidang pertama kami. Sekarang sebaiknya Mama pulang. Davi lagi banyak kerjaan."
"Pokoknya Mama gak setuju, Davi!" Setelah mengucapkan itu, Mama Davi pergi meninggalkan ruang kerja Davi.
Davi menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi dan memejamkan matanya. Berkelabat bayangan Diva, wanita yang dicintainya. Penyesalan yang mendalam menggerogoti hati dan pikirannya karena dulu tidak memeperjuangkan Diva. Dia dulu saat pacaran selalu menyembunyikan Diva, tak pernah mengenalkannya kepada orangtuanya sampai akhirnya orangtuanya menjodohkannya dengan Amelia. Sekarang dia sungguh menyesal, apalagi mengetahui kalau ternyata istrinya adalah gadis liar berwajah lugu.
Tapi sekarang dia sudah bertekad untuk menceraikan Amelia.
Hhh...daripada suntuk, lebih baik aku jalan keluar.
Davi meninggalkan ruang kerjanya dan berpesan kepada sekretarisnya kalau dia akan keluar sebentar.
Davi masuk ke mobil sportnya dan mengendari mobil itu ke jalanan yang padat. Tapi entah kenapa tanpa disadarinya, mobilnya melaju ke arah kafe ayah Diva. Davi masuk ke area parkir namun tidak turun. Dia tidak berani karena takut sama ayah Diva. Ayah Diva sangat membencinya, dan dia tidak mau cari masalah.
![](https://img.wattpad.com/cover/129901940-288-k972170.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
D I V A
RomancePRIVAT ACAK!! FOLLOW DULU SUPAYA BISA BACA LENGKAP 🤗 Diva adalah seorang gadis yang sangat cantik jelita, pintar dan bertubuh seksi. Diva adalah sosok wanita sempurna namun kehidupan cintanya tidaklah sesempurna dirinya. Diva mempunyai seorang keka...