16

3.8K 453 18
                                    

Dengan kesal Diva berjalan naik ke lanta dua. Dia mencoba mencari suaminya di ruang kerja, tapi nihil. Rasanya Diva mau menangis saja karena tidak menemukan suaminya.

Tak mau memikirkan kalau benar suaminya saat ini ada di kamar Firda, Diva kembali masuk ke kamarnya. Dan dia terkejut melihat suaminya tengah duduk di tepi tempat tidur seolah menantinya.

Dengan wajah cemberut Diva berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya persis kayak anak kecil.

"Kamu darimana, Azkim?" Tanya Malik lembut dengan dahi mengernyit.

"Minum." Jawab Diva ketus. Diva membaringkan tubuhnya dan memunggungi Malik.

Sementara Malik bingung dengan jawaban Diva, matanya melirik ke arah dispenser di sudut kamar.

Kenapa harus turun ke bawah untuk minum?

"Bukannya di sini ada minuman, Azkim."

"Pengennya minum di dapur. Udah, sana tidur, gak usah banyak tanya deh." Jawab Diva judes.

Malik tambah bingung dengan kejudesan istrinya. Kali ini apa salah dia? Pikir Malik sambil garuk-garuk kepala.

Hhhh...ternyata punya istri muda dan cantik jelita sulit juga. Gak tahu maunya apa.

"Kamu tadi nyari aku ya?"

"Ihhh..siapa bilang. Orang tadi aku bilang mau cari cemilan kok." Diva tak sadar kalau jawabannya gak sama dengan jawaban sebelumnya.

Malik pun tambah bingung dibuatnya. "Bukannya minum?"

Dengan kesal dan gugup akibat salah jawab, Diva membalikkan badannya menghadap Malik. "Ya sekalian dong."

Malik menahan tawanya, dia tahu istrinya berbohong, tapi dia gak mau menertawakannya karena takutnya nanti Diva tambah kesal. "Ohh...kirain. Tapi for your information, aku tadi di..." Belum sempat Malik melanjutkan kata-katanya, sudah dipotong Diva.

"Terserah mau dimana. Mau di kamar Firda juga gak apa-apa. Terserah!" Ucap Diva kesal.

Malik tersenyum geli menanggapi tingkah istrinya. "Ya sudah kalau gitu. Tidurlah. Aku juga mau tidur. Capek. Tapi tadi aku di kamar anak-anak."

Diva merasa lega, walaupun dia tak menanggapi ucapan Malik.

Beberapa menit kemudian Diva mendengar dengkuran halus menandakan suaminya sudah lelap.

Mungkin dia kelelahan hingga mendengkur.

Diva pun menyusul terlelap.

**

Diva bangun kesiangan. Dia terbangun pukul sembilan. Saat dia turun ke bawah, dia mendengar suara gelak tawa dari arah teras samping rumah.

Tentu saja itu suara gelak tawa mak lampir itu.

Dia mendekati dua orang yang sedang sarapan bersama kedua buah hatinya. Dari jauh mereka tampak seperti keluarga bahagia.

Cihh! Ngayal aja kamu Firda sampai lebaran monyet!

"Pagi, Azkim. Kau sudah bangun?" Malik berdiri dan memeluk istrinya, kemudian mengecup bibir Diva.

Diva sudah biasa diperlakukan seperti itu oleh suaminya, jadi dia tidak canggung sama sekali. Tapi pagi ini, dia merasakan ada sesuatu yang aneh terjadi pada dirinya. Dadanya bergetar dan darahnya berdesir saat dicium suaminya tadi. Ah, ada apa dengan dirinya? Kenapa dia tiba-tiba sangat suka melihat wajah suaminya ya?

Malik kemudian menarik kursi untuk diduduki Diva. "Mau sarapan apa, Azkim."

"Aku pingin nasi goreng Indonesia, Sayang." Jawab Diva dengan nada manja.

D I V ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang