7

6.4K 467 39
                                    

Diva berjalan dengan langkah gemulai dan ekspresi datar. Berkat suaminya yang banyak memberi petuah bagaimana berhadapan dengan orang lain dan terbiasa menampilkan ekspresi yang tak terbaca, Diva menjadi sosok wanita cantik dan cerdas serta tak bisa ditebak pikirannya. Itu membuat orang-orang yang melihatnya jadi penasaran.

Salah seorang pengusaha yang menyelenggarakan acara datang menyambut Diva. Namanya Hardibrata dan usianya awal 40 an.

"Nona Diva, selamat datang. Senang anda bisa hadir di sini." Ucap Hardibrata seraya mengulurkan tangannya yang disambut oleh Diva.

"Terima kasih Tuan Hardibrata."

Diva dibawa berkeliling oleh Hardibrata untuk dikenalkan kepada para pengusaha lain hingga akhirnya dia diperkenalkan kepada Davi dan istrinya. Jujur saja dalam hatinya ternyata Diva masih merasakan sakit saat melihat Davi apalagi melihatnya bersama istrinya. Istrinya bergelayut di lengan Davi dengan sikap posesif. Dan yang lebih menghancurkan hati Diva, dia melihat ternyata istri Davi sedang hamil besar. Berarti Davi sedang menantikan kelahiran anaknya. Rasanya seperti ribuan pisau menusuk ke jantungnya, sangat menyakitkan. Dia jadi teringat akan putri cantiknya yang tak akan pernah mengenal ayah kandungnya. Sungguh malang putri kecilnya.

Dengan susah payah Diva berusaha menampilkan ekspresi datar seolah dia tidak mengenal Davi.

"Apa kabar Diva? Kami sudah saling me......"

Diva langsung memotong ucapan Davi. Dia tahu apa yang akan dikatakan Davi dan dia tidak mau siapapun tahu kalau mereka sudah saling mengenal. Dia sudah memutuskan dia tidak pernah mengenal Davi.

"Maaf, anda siapa ya?" Ujar Diva mulus dengan ekspresi bingung. Jika dia ikut dalam kontes aktris terbaik dia pasti menang karena dia berhasil menampilkan wajah angkuh dan memandang Davi dengan ekspresi merendahkan.

Wajah Davi terlihat mengeras, namun dia tak melanjutkan ucapannya.

"Aku sepertinya pernah melihat anda." Ucap istri Davi.

"Maaf, saya kira itu tidak mungkin. Bagaimana kalau anda mengenalkan saya ke yang lain Pak Hardi." Potong Diva sebelum istri Davi mengatakan apapun lagi.

"Tentu saja. Dan jangan panggil saya Pak. Berasa tua saya dipanggil Pak." Ucap Hardibrata sambil tertawa. "Panggil Mas Hardi. Ayo saya antar ke yang lain." Mereka pun berjalan meninggalkan Davi dan istrinya.

"Sombong sekali wanita itu. Siapa sih dia. Lihat Mas, kelihatannya semua orang menghormatinya. Apa dia sepenting itu?"

Tapi Davi sama sekali tak menghiraukan ucapan istrinya, matanya terus terpaku ke punggung Diva dan dia sangat penasaran kenapa Diva bisa berada di tengah-tengah para pengusaha.

"Mas Davi, aku ke toilet dulu."

"Hmmm...."

Davi mendekati salah satu rekan bisnisnya yang tadi mengobrol dengan Diva. "Hai bro, barusan tadi ngobrol sama siapa. Saya belum pernah melihatnya selama ini."

"Ohh, maksudnya Bu Diva? Dia perwakilan perusahaan Zein Malik Grup dari Turki."

"Apaaa....maksud anda perusahaan milik Mr. Malik Zein?"

"Hmmm...kenapa? Anda tertarik ya sama Bu Diva? Dia memang sangat cantik. Tapi mungkin dia sudah menikah. Saya tadi melihat cincin pernikahan di jarinya."

Ucapan relasi bisnisnya itu bagaikan hantaman palu di kepala Davi. Davi syok. Dia sama sekali tak pernah menyangka kalau Diva akan menikah secepat ini. Bahkan belum sampai setahun setelah perpisahan mereka. Benarkah Diva begitu mudah melupakannya? Dan siapa lelaki yang sudah merebut hati Diva? Davi menjadi geram membayangkan Divanya disentuh oleh pria lain. Hatinya serasa diremas-remas.

D I V ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang