"Kau menyuruhku berdandan hanya untuk mendapatkan diskon? Dasar, tidak modal!"
Jisoo terus mengomel, begitu keluar dari toko perhiasan yang baru saja mereka datangi. Seokmin bercerita kalau sebentar lagi Ibunya berulang tahun. Begitu mendengar kabar bahwa salah satu toko perhiasan tengah memberikan diskon besar-besaran untuk pasangan kekasih, tentu Seokmin tidak mau menyia-nyiakannya begitu saja. Seokmin hendak membelikan perhiasan sebagai kado ulang tahun, bagaimanapun caranya.
Seketika ia ingat dengan si gadis jadi-jadian. Hong Jisoo. Seokmin meminta gadis itu untuk kembali melakukan penyamaran hari ini. Karena Seokmin menilai bahwa lakon Jisoo nampak natural, bukankah tidak salah jika ia meminta tolong?
Jisoo bertugas untuk pura-pura menjadi kekasih Lee Seokmin hari ini. Jalan memasuki toko perhiasan itu dengan bergandengan tangan, menampilkan wajah sumringah. Padahal, Jisoo terus menyumpah dalam hatinya.
"Jika aku bisa mendapatkan perhiasan dengan harga yang lebih murah, kenapa tidak?"
Memang tidak salah. Jisoo pun akan dengan senang hati membantu Seokmin jika saja laki-laki Lee itu minta tolong dengan cara yang baik. Tapi, apa yang Seokmin lakukan? Ia malah memaksa Jisoo mengubah penampilan tanpa perberitahuan sebelumnya, bukankah sangat menyebalkan?
Ditambahkan lagi Seokmin sempat mengerjai Jisoo dengan mengaku telah mengintipnya saat berganti pakaian. Benar-benar membuat Jisoo naik pitam seketika.
Untungnya saat Jisoo memukul Seokmin habis-habisan, mobil yang dikendarai oleh mereka telah berhenti di belakang garis zebracross. Kalau tidak, mungkin keduanya sudah berada di rumah sakit akibat kecelakaan.
Ah, candaan Seokmin tadi memang sangat keterlaluan. Bahkan laki-laki itu sempat bersumpah, ia tak mengintip sama sekali. Mau-tidak mau Jisoo percaya saja.
Gadis Hong itu melamun selama perjalanan pulang, kembali ke Fakultas Teknik untuk mengambil mobilnya yang terparkir di sana. Lirikan mata Seokmin tak ampuh untuk menarik perhatian Jisoo.
"Soo, ada apa? Mau membeli sesuatu?" Tanya Seokmin. "Apa di toko perhiasan tadi ada yang mau kamu beli?"
Hanya bertanya. Seokmin tak berniat sedikitpun untuk membelikannya.
Jisoo menggeleng, tanpa melihat ke arah Seokmin sedikitpun. Masih nampak jelas tengah berpikir keras, dengan pandangan kosong, arah jalanan di luar. "Tidak ada."
"Kenapa melamun?"
Akhirnya Jisoo merespon pertanyaan Seokmin sepenuhnya. "Seok, bagaimana aku bisa mengambil mobilku dengan penampilan seperti ini?"
Seokmin meringis dibuatnya. Benar juga. Kenapa ia sampai tidak ingat dengan penyamaran penting Jisoo?
"Baiklah, karena ini salahku, aku yang akan mengurus semuanya. Tenang saja."
"Caranya?"
Seokmin meminta Jisoo agar membawa mobilnya ke tempat yang sedikit jauh dari area kampus. Sedangkan Seokmin mengambil mobil Jisoo, lalu juga membawanya ke tempat yang telah gadis itu tentukan. Tidak ada pilihan lain. Ide inilah yang dirasa paling aman, demi penyamaran Jisoo.
Beberapa saat Seokmin terdiam di dalam mobil Jisoo, memperhatikan sekelilingnya. Padahal mobil itu terasa begitu nyaman. Namun, tidak jika kalian lihat benda apa saja yang terdampar di dalam sana.
Seokmin bergidik ngeri melihat barang-barang pribadi perempuan terdapat di beberapa tempat. Tergeletak sembarangan. Seperti pembalut yang sempat tak sengaja ia buka bungkus plastiknya, hingga obat nyeri haid. Pembalut wanita yang ada di sana memang masih rapi dalam bungkusnya. Sepertinya baru saja Jisoo beli, sebelum berangkat ke studio. Bahkan Seokmin sempat berteriak ketakutan, melihat pakaian renang Jisoo yang tersimpan rapi dalam tas kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
2nd Hong (✓)
Fanfiction[Seoksoo GS Fanfiction] Tidak memenuhi syarat untuk mengikuti audisi sebuah band karena ia adalah seorang perempuan, membuat Jisoo nekat memalsukan identitas dan menyamar menjadi seorang laki-laki. Semua dirasanya aman. Tidak ada satu anggota Rock B...