15. Guardian Angel

1.2K 248 121
                                    

"J-jun..." Jisoo melirih. Ia sungguh bingung hendak menjawab apa. Dunia yang dipijaknya terasa runtuh seketika.

Jisoo tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya setelah penyamaran ini diketahui oleh Jun. Apakah cita-citanya untuk menjadi anggota band rock akan berakhir malam ini? Entahlah. Namun yang pasti, Jisoo sungguh tak sanggup walau sekadar membayangkan.

Apalagi posisi Jun yang bertindak sebagai manajer Rock Beat. Pasti ia tidak mau salah ambil langkah, jika ada sesuatu yang menjanggal. Mengetahui hal sebesar ini, pasti Jun sangat mengkhawatirkan grup band asuhannya.

Berbeda dengan Seokmin yang memberi Jisoo kesempatan, pikir Jisoo, Jun pasti tidak akan pernah mau memberi celah sekecil apa pun.

"Jadi, apa alasanmu?" Tanya Jun lagi.

"B-bagaimana bisa kau tahu?" Tanya Jisoo, amat pelan. Gadis itu tertunduk ketakuan. Tak berani membalas sorot mata tajam seorang Wen Junhui. "A-apa Seokmin yang sudah memberitahumu?"

Tidak salah kan, kalau Jisoo curiga pada Seokmin? Karena yang ia tahu, Seokmin adalah orang satu-satunya yang mengetahui rahasia ini.

Sejenak Jisoo berpikir. Apakah tanpa disengaja ia telah membuat Seokmin marah? Apakah ia tak sadar telah melanggar aturan yang Seokmin buat? Tapi, seharian ini bukankah Jisoo hanya bersama Seokmin?

"Kutanyakan sekali lagi, apa alasanmu memalsukan identitas untuk bergabung dalam Rock Beat? Jika kau tidak menjawab, aku akan mengakhiri dramamu malam ini juga."

Jun memang mengatakannya dengan halus. Tidak ada penegasan sedikitpun di dalamnya. Namun, bagi Jisoo ucapan itu jauh lebih mengerikan dari sambaran petir yang seringkali membuat ia melonjak kaget, hingga berteriak di dalam kamar. Rasanya sungguh menakutkan.

Hampir saja gadis itu membuat luka di bibir bawahnya sendiri. Terus digigit, saking ketakutannya. Jisoo menarik napas amat panjang. Bersiap menjabarkan setiap alasan yang memang menjadi pedoman kenapa ia berani mengambil langkah nekat. Memalsukan identitas hanya demi bergabung dalam sebuah band lokal, dan menjajaki sebuah panggung yang tak seberapa besarnya.

"Saat sekolah menengah atas, aku pernah mengikuti audisi untuk bergabung dalam sebuah band," Jisoo mulai bercerita.

Dulu, ia pernah mengikuti audisi serupa. Mendaftarkan diri untuk menjadi gitaris band sekolah yang tampil di acara pentas seni. Bukankah kejadian ini sangat mirip dengan situasi sekarang? Namun bedanya, Jisoo gagal dalam audisi.

Tidak hanya sebatas itu. Setelah dinyatakan gagal, gadis itu ditertawakan. Yah, Jisoo memang mengakui ini. Saat itu kemampuan bergitarnya di bawah standar. Tidak memiliki keistimewaan yang berarti, dan malah beberapa kali melakukan kesalahan. Jisoo sangat gugup. Audisi itu adalah untuk pertama kalinya ia tampil bersama sang Romeo.

Berkat ditertawakan, Jisoo menancapkan janji di dalam hatinya. Suatu saat nanti, ia akan berdiri di atas panggung. Panggung yang jauh lebih besar dan kokoh daripada panggung pentas seni sekolahnya dulu. Dan tentu, bersama Romeo tersayangnya.

Berlatih jauh lebih giat lagi, untuk menebus semua tawa yang telah menghinanya dulu.

"Sungguh tidak ada alasan lain, selain itu?" Tanya Jun lagi.

Bukan berarti Jun meragukan setiap penuturan Wonwoo. Mengingat mereka sudah cukup lama berteman, sedikit banyak Jun tahu bagaimana sosok gadis Jeon itu. Namun, selain ia hendak mendengar kisah tersebut secara langsung dari Jisoo, Jun juga hendak lebih terbuka. Ia hendak jujur pada Jisoo, bahwa ada orang lain yang mengetahui identitasnya selain si vokalis band.

Dengan begini, Jun bisa lebih leluasa menjaga Jisoo dari jangkauan Seokmin. Sesuai permintaan Wonwoo.

Laki-laki itu tahu, Jisoo telah diculik Seokmin seharian ini. Ia yakin 100 persen, begitu mengetahui kedua orang itu menghilang secara bersamaan. Apalagi Wonwoo sempat menghubungi Jun, menanyakan keberadaan Jisoo yang telah menghilang sebelum jam mata kuliah berakhir.

2nd Hong (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang