Seokmin nampak gelisah. Berulang kali melirik Jisoo yang berada di sampingnya, lalu membuang muka. Nampak jelas bahwa ada banyak hal yang hendak ia bicarakan. Namun, sepertinya studio dengan formasi lengkap Rock Beat bukanlah tempat yang tepat. Jika seluruh anggota mendengar, entah bagaimana reaksi mereka semua nantinya. Harga diri Seokmin benar-benar jatuh. Sulit menanjak untuk kembali ke posisi semula. Terlebih lagi, di hadapan Jisoo.
Ia sungguh malu dengan segala ejekan yang lempar seluruh anggota. Ia pikir Jisoo tidak mungkin datang ke studio. Ia yang berusaha keras menemui Jisoo saja selalu gagal, bagaimana bisa mereka berhasil membawa gadis itu kembali ke studio? Sungguh di luar perkiraan. Jika Seokmin tahu bahwa Jisoo juga datang, ia tidak akan berani bicara banyak. Diam akan terkesan jauh lebih baik.
Melihat Jisoo berdiri hendak segera pergi, Seokmin terkesiap. Seokmin harus menyelesaikan semuanya hari ini. Membuang rasa malu sekarang juga. Mengambil kembali harga dirinya.
"Jisoo!" Teriak Seokmin.
Dengan setengah berlari, Seokmin berhasil menyusul Jisoo. Meski masih berada di tengah Fakultas, ia tak peduli. Seokmin harus bicara pelan dan membuyarkan kesalahpahaman. Sebenarnya, bukan kesalahpahaman. Hanya saja Seokmin belum siap dengan segala risiko kemungkinan yang akan ditimbulkan jika dibiarkan begitu saja. Laki-laki ini masih terlalu bodoh atas perasaannya sendiri.
Menyambut panggilan itu, Jisoo menghentikan gerak kakinya. Tersenyum. Menyambut Seokmin yang berusaha mengatur napasnya beberapa saat. Jisoo yakin Seokmin akan membicarakan kejadian di studio tadi. Hatinya mengembang bahagia.
"A-apa kau mendengar semuanya?" Pertanyaan bodoh. Tentu saja Jisoo mendengarnya. Seokmin merutuki diri sendiri untuk ini. Tapi di lain sisi, Seokmin yakin ada beberapa topik yang belum Jisoo dengar. Mungkin celah itu bisa diandalkan. Agar tak terlihat bodoh.
"Mendengar bagian mana dulu?"
Seokmin meraung dalam hatinya. Apa Jisoo tengah menantang Seokmin? Berani sekali gadis ini.
Jisoo tak merasa demikian, padahal. Sedikit banyak ia tentu mengerti, namun tidak menutup kemungkinan mendengar yang dimaksudkan oleh Seokmin adalah materi yang berbeda. Tidak ada salahnya, kan, menanyakannya terlebih dulu?
Seokmin menggaruk tengkuknya. Semakin canggung. Khawatir ia akan salah bicara. Sudah cukup dalam studio tadi ia dipermalukan. Jangan sampai sekarang ia mempermalukan diri sendiri. "Yang tadi ... Ucapanku saat kau berdiri di belakangku. Apa kau sengaja melakukannya?"
Jisoo menggeleng pelan. "Mingyu yang memberi sinyal padaku agar tetap diam."
"Ahh, begitukah?" Pembicaraan ini terasa semakin canggung. Seokmin benci semua kejadian hari ini. Kecuali kembali menyatunya Rock Beat, tentu saja. Kembali pada tekat, Seokmin harus menyelesaikannya sekarang juga. "K-kalau begitu ... Bisa kau lupakan semua kejadian tadi?"
"Lupakan?" Kening Jisoo mengerut, tak mengerti. Ia pikir Seokmin akan mengatakan hal sebaliknya. Jisoo merasakan sakit dalam dadanya.
"Ya, lupakan ucapanku tadi. Anggap aku tidak pernah mengucapkan kalimat itu. Bisa, kan? Kau pikir aku serius mengatakannya? Aku hanya bercanda, Hong Jisoo. Itu hanya gurauan. Aku mencarimu untuk meminta maaf, bukan karena aku menyukaimu."
Ada beberapa kata terlarang di sana. Tak seharusnya Seokmin mengatakan hal itu. Seokmin merutuki diri sendiri. Dia sudah salah bicara. Bukan kalimat itu yang ia persiapkan. Efek terlalu gugup, bibirnya tak terkontrol hendak mengucapkan apa. Bahkan suaranya memudar saat menyampaikan kalimat terakhir.
Apa boleh buat? Semuanya sudah terlanjur. Seokmin harus segera pergi. Kondisi ini sungguh tak baik untuk hatinya. Katakan Seokmin egois. Mengutamakan hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2nd Hong (✓)
Fanfiction[Seoksoo GS Fanfiction] Tidak memenuhi syarat untuk mengikuti audisi sebuah band karena ia adalah seorang perempuan, membuat Jisoo nekat memalsukan identitas dan menyamar menjadi seorang laki-laki. Semua dirasanya aman. Tidak ada satu anggota Rock B...