12. Rule

1.2K 248 64
                                    

"Josh, apa kau sibuk?" Tanya Jun.

Jisoo yang tengah berada dalam mode Joshua itu menggeleng pelan. Merapikan gitar, meletakkannya tepat di samping gitar milik Seungcheol yang tengah bersender nyaman pada dinding studio.

"Bagaimana kalau janji? Juga tidak ada, kan?" Tanya Jun lagi.

"Tidak ada," jawab Jisoo pada akhirnya. "Memangnya ada apa?"

"Temani aku jalan-jalan sebentar, ya! Aku ingin mencari angin segar."

Tentu Jisoo tidak akan bisa menolak permintaan Jun. Sama seperti tingkahnya pada Seokmin, ia tidak akan bisa menolak. Jisoo tidak mungkin menolak karena akan terkesan pilih teman, lalu berujung pada kecurigaan mereka semua.

Lagipula Jisoo begitu malas untuk pulang cepat hari ini. Rasanya ingin refreshing dulu, menghirup udara segar dan menikmati malam yang padat khas ibu kota Seoul. Ini belum terlalu malam untuk jalan-jalan sebentar.

"Tentu saja! Ayo!"

Mengikuti Jun di belakang, laki-laki bertubuh perempuan itu nampak sangat antusias. Menarik ujung kemeja yang tengah Jun kenakan, agar si laki-laki keturunan China itu tak melangkah terlalu laju. Ternyata bersambut baik. Jun segera menarik tangan Jisoo, supaya terus menyeimbangi langkahnya.

Jun mengajak gitaris band asuhannya itu ke salah satu pasar malam, yang letaknya tak begitu jauh dari pusat kota. Terdapat banyak pedagang jajanan khas Korea di sana. Salah satunya twigim. Jisoo begitu menyukai twigim udang. Bahkan ia sanggup menghabiskan jajanan pinggir jalan ini dalam porsi yang besar, meskipun memiliki tubuh yang kecil.

Jun tertawa gemas melihat tingkah Jisoo yang nampak begitu antusias mendatangi salah satu gerobak makanan. Menawarkan beberapa varian twigim, dengan harga yang tentu tergolong murah. Tanpa banyak berpikir Jisoo mengambil satu-persatu varian rasa. Pipi tembam laki-laki itu nampak naik turun, mengunyah makanan kesukaannya.

"Santai saja," tegur Jun. "Astaga... Kau seperti sudah tidak makan beberapa hari!"

Hanya melihat Jisoo makan dengan lahap seperti ini, rasanya perut Jun turut menjadi kenyang. Keinginannya untuk juga mencicipi twigim menguap begitu saja. Memperhatikan Jisoo melahap semua varian rasa, tak hentinya membuat Jun tertawa.

"Coba yang ini, rasanya sangat enak!"

Jisoo menyodorkan Jun twigim cumi. Meski pada awalnya menolak, akhirnya Jun menerima suapan itu. Laki-laki bertubuh kecil itu menyuapi Jun, lalu juga turut tertawa. Memang tidak ada yang lucu. Namun dengan melihat Jun sedikit kesulitan untuk menyambuat suapannya, cukup berhasil membuat Jisoo tertawa nyaring.

Tidak hanya sampai di situ. Puas menyantap twigim, Jun menarik tangan Jisoo dan mendatangi salah satu permainan. Ia hendak coba melempar bola bekel dan menargetkan tumpukan kaleng yang telah tersusun membentuk piramida. Jika berhasil, ia akan mendapat salah satu boneka sebagai hadiahnya.

Percobaan pertama dan kedua gagal. Tidak menyerah, Jun mengerahkan konsetrasi penuh dan menargetkan kaleng yang berada di paling bawah, agar seluruh kaleng jatuh berantakan. Tentu saja tidak sia-sia. Jun berhasil merubuhkan piramida kaleng itu di kesempatan terakhir melempar.

Jun memberikan boneka yang ia dapat malam itu pada Jisoo.

"U-untukku?" Tanya Jisoo.

Bukankah aneh? Sedari tadi Jisoo begitu konsisten mengukuhkan diri bahwa ia berada dalam mode Joshua. Kenapa Jun bisa memberikan boneka beruang cokelat berukuran sedang itu pada sesama laki-laki?

Jun tertawa. "Terimalah, berikan boneka itu pada targetmu. Aku tidak punya target. Akan terkesan aneh kalau aku menyimpan boneka ini dalam kamarku."

2nd Hong (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang