8. Another One

1.3K 248 87
                                    

Dengan pipi yang menggelembung, Jisoo menatap telapak tangan yang tadinya berwarna putih, berubah jadi merah. Rasanya sakit juga. Tapi Jisoo berusaha semaksimal mungkin agar mulutnya tak menjerit. Mulut mengantup rapat, menggerutu dalam hati. Kenapa wanita harus selemah ini?

Tidak heran kenapa sebuah rumah tangga dipimpin oleh laki-laki. Membuka tutup botol minum saja tidak sanggup, bagaimana bisa wanita memimpin laki-laki dalam urusan rumah tangga?

"Berikan padaku," tegur Jun.

Kalau fisik Jisoo terus lemah seperti ini, bisa-bisa seluruh anggota Rock Beat akan mencurigai penyamarannya. Tidak seperti anak laki-laki pada umumnya yang jago berkelahi, bukankah begitu lucu jika seorang laki-laki bernama Joshua Hong malah tidak bisa membuka kemasan minuman?

"Thanks," ujar Jisoo. "Tanganku licin karena memakai minyak rambut."

Yah, setidaknya dengan alasan seperti ini akan membuat kecurigaan Jun sedikit berkurang. Walaupun tidak sepenuhnya menghilang. Namun, apa yang dilakukan Jun sekarang sungguh di luar perkiraan. Manajer Rock Beat tersebut malah tersenyum begitu saja ke arah Jisoo. Mengulurkan tangan untuk mengusap puncak kepala laki-laki Hong itu. Jisoo semakin panik dibuatnya.

Betapa tidak? Bukan tidak mungkin dengan menyentuh rambut palsu yang tengah Jisoo kenakan, malah memperkuat kecurigaan seorang Wen Junhui.

Biar bagaimanapun juga, semahal apapun rambut palsu yang tengah Jisoo kenakan, atau semirip apapun rambut palsu itu dengan rambut asli, tentu saja teksturnya akan terasa berbeda dengan rambut normal.

"Tapi aku tidak merasa licin sedikitpun saat membuka botol itu. Kalau tanganmu berminyak, pasti botol itu juga ikut berminyak, kan?"

Oh, astaga... Jisoo kehabisan akal untuk membantah ucapan Jun kali ini. Sudah cukup ia merasa khawatir dengan terbongkar identitas aslinya oleh Seokmin. Jangan sampai Jun juga ikut-ikutan!

"A-aku-"

"Hey, kalian sudah datang rupanya," Seokmin menyela, dengan nada bicara seperti biasanya. Begitu nyaring dan melengking tajam. Jika jatuh ke air, mungkin gelombang suara Seokmin akan meluncur tenggelam hingga menancap di dasar laut.

Jun melupakan topik pembicaraannya dengan Jisoo. Menyambut kedatangan sang vokalis band andalannya, Jun menepuk bagian kursi yang masih kosong. Memberi isyarat agar Seokmin segera duduk di sana.

"Suaramu sudah kembali?"

Seokmin mengangguk kuat. "Ya, ramuan yang kau sarankan kemarin benar-benar ampuh."

Jisoo menyisihkan diri, membiarkan dua laki-laki itu membahas banyak hal. Jisoo tak berani lagi ikut bicara. Entah kenapa, aura Jun hari ini sedikit menakutkan. Padahal biasanya tidak seperti ini. Menenangkan diri sendiri dengan meneguk minumannya hingga lebih dari setengah botol dalam sekali tegukan, ternyata kembali menyita perhatian mereka. Jun sedikit tertawa melihat gelagat aneh yang Jisoo tunjukkan.

Kenapa segala hal yang Jisoo lakukan selalu menarik perhatian mereka, sih? Jisoo, kan, menjadi takut!

Menyandang tugas sebagai asisten suatu band, memang tergolong merepotkan. Yang Jun tangani memang hanya sebuah band lokal. Bahkan mereka sudah cukup puas, meski hanya mengisi beberapa acara pentas kampus, atau malang melintang dari satu kafe ke kafe lainnya. Namun nyatanya, yang Jun lakukan selama ini jauh lebih sulit dari apa yang terlihat.

Seorang Wen Junhui harus memiliki kesabaran ekstra untuk menghadapi seluruh anggota Rock Beat. Keempat anggota -sebelum Jisoo bergabung- terbilang sering mengalami perdebatan sengit. Beruntung yang ia lihat, Jisoo sedikit berbeda dengan anggota lainnya. Laki-laki yang memiliki fisik layaknya seorang wanita ini tidak terlalu banyak bicara, namun memiliki bakat yang berhasil memukau semua orang. Rock Beat telah memilih orang yang tepat.

2nd Hong (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang