Epilog

1.7K 261 175
                                    

Setengah sadar, Jisoo seperti menciup aroma sabun mandi. Semakin lama aroma tersebut semakin jelas tercium, hingga benar-benar membuatnya bangun. Rasanya dingin juga basah.

Butuh waktu beberapa detik lamanya untuk Jisoo mengerjapkan mata. Berusaha memproses apa yang terjadi di hadapannya. Wajar jika otak Jisoo sedikit lamban untuk berpikir. Meski sudah pukul 7.20, tadi malam Jisoo terlambat tidur. Sekarang ia masih sangat mengantuk.

"Seok..." Protes Jisoo. Gadis itu mendorong tubuh basah Seokmin. Memalingkan badan, menarik selimut untuk menutup sekujur tubuhnya. Hanya bagian puncak kepala yang menyembul keluar.

Ternyata aroma sabun mandi tadi berasa dari tubuh Seokmin. Dingin dan basah tadi berasal dari telapak tangan Seokmin yang menempel di pipi tembam Jisoo.

Tapi, tunggu dulu! Dingin dan basah? Seokmin baru selesai mandi?

Mata Jisoo terbuka paksa begitu menyadari sesuatu. Apa yang ia lihat tadi benar-benar Seokmin? Untuk apa laki-laki mesum itu masuk ke dalam kamar Jisoo di pagi-pagi buta seperti ini? Bagaimana bisa dia masuk?

Menyingkirkan selimut yang sempat menutupi tubuhnya, Jisoo segera bangkit dan melihat ke arah belakang. Benar saja, di sana Seokmin baru saja menanggalkan handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya. Untung saja Seokmin berdiri membelakangi ranjang. Kalau tidak...

"Aaa!" Jisoo berteriak lantang. Lari terhuyung keluar dari kamar. Mencari keberadaan sang Mama. Bahkan Mama Jisoo sudah sibuk di dapur. Menyiapkan kudapan ringan, khas akhir pekan. Kue kering dan susu hangat. "Kenapa Mama membiarkan kuda itu masuk ke kamarku?" Jisoo merengut di hadapan Mama. Meski belum mandi, Jisoo tak peduli. Ia hanya mencuci muka di wastafel, begitu sampai di dapur.

"Apa salahnya? Dia, kan, kekasihmu."

Oh, astaga! Kalau saja Mama Jisoo tahu kalau kekasih anaknya itu mesum, pasti dia juga tidak akan mengizinkan Seokmin menumpang mandi di kamar mandi yang ada di dalam kamar Jisoo.

"Kalau aku diperkosa Seokmin, bagaimana?"

Sontak Nyonya Hong tertawa mendengar celetukan anaknya. "Ya menikah saja langsung, kau juga sudah siap, kan? Mama dan Papa juga tidak sabar pengin gendong cucu."

"Mama... Aku serius! Aku tidak sengaja melihat pantat Seokmin tadi..." Suara Jisoo memelan saat menceritakan hal konyol yang membuatnya lari ketakutan. Membuat Mama semakin tertawa mendengarnya. Meski begitu jelas bahwa Mama hanya bercanda saat mengucapkannya, tetap saja si gadis yang masih berada di bangku kuliah ini tak terima. Masa depannya masih cukup panjang. Jisoo tidak mau menyiakan waktunya untuk berkuliah, malah berakhir dengan hanya menimang anak yang dihasilkan oleh Lee Seokmin. Jisoo ingin menjadi wanita karir.

"Bagaimana bentuknya? Montok, kah, sampai membuatmu lari? Takut kalah saing?" Ledek Mama.

"Mama..." Jisoo semakin merengek dibuatnya.

"Pagi, Ma... Terima kasih sudah mengizinkan aku menumpang mandi. Rasanya sangat segar," sapa Seokmin, begitu turut datang ke dapur.

"Sama-sama... Oh! Duduklah, kita makan camilan dulu. Papa Jisoo tadi minta dibuatkan susu hangat," ujar Nyonya Hong, dengan ramah.

Kemarin malam Seokmin berhasil menuntaskan pertandingan terakhirnya sebagai anggota tim basket. Karena ia mulai memasuki semester akhir, Seokmin jadi ingin berkonsentrasi untuk mengerjakan tugas akhirnya. Lagi pula, Rock Beat memiliki manajer yang sungguh perhatian dengan seluruh anggotanya. Jun sangat pandai mengatur jadwal, agar tak mengganggu kewajiban mereka sebagai mahasiswa.

2nd Hong (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang