02✳ TOLONG

2.3K 218 16
                                    

02✳ TOLONG

Sebagai manusia, sudah sewajarnya kan saling tolong menolong?

— RAPENNA —

✳✳✳

Udara terasa lebih dingin ketika pagi hari. Sekitar pukul 04:15, dimana orang-orang masih terlelap, seorang perempuan berambut pendek sebahu itu sudah bersiap menuju pasar menemani Ibunya. Motor matic berwarna biru pudar sebagai kendaraan keduanya menuju tempat ramai tersebut.

"Na, bawain tas belanjaan Ibu ya nanti,” ucap seorang wanita paruh baya yang diperkirakan usianya sudah berkepala 4.

Shenna Alianza, yang mana adalah perempuan tadi mengangguk. Ia meraih tas belanjaan Ibunya dengan senang hati. Ikhlas, tanpa beban sama sekali. "Sini, Bu. Biar Shenna aja yang bawa. Nanti biar Ibu nggak kerepotan bawanya."

Monalisa, Ibunya Shenna tersenyum mendengarnya. Ia memberikan tas belanjaannya kepada sang putri. Ia mengusap kepala Shenna yang lebih tinggi dari tubuhnya. "Anak Ibu sudah besar. Rajin pula. Makasih ya, Sayang. Ibu bangga sama kamu. Oh ya, katanya ada Olimpiade Fisika dua bulan lagi? Benar?"

Keduanya mengobrol sambil berkeliling pasar. Shenna mengangguk malu di samping Ibunya. "Iya, Bu. Seleksinya minggu ini."

"Kamu harus ikutan, Na. Kamu kan pintar di bidang apapun. Ibu yakin kamu bisa masuk jadi anak Olimpiade. Olimpiade Fisika lagi. Bukannya tahun lalu kamu juara umum?" Ibunya berkata. Shenna tersenyum tipis. Terkadang, Lisa suka melebih-lebihkan kemampuannya. Memang, ia mendapat juara umum tahun lalu. Dimana ia menjadi juara umum kelas X. Sekarang, Shenna sudah kelas XII.

Dia akselerasi.

Berbagai penghargaan pernah Shenna dapatkan. Seperti lomba matematika yang meraih juara II. Lomba puisi meraih juara I. Lomba debat meraih juara II. Sampai eskul karate yang ia jalani pun, ia meraih juara I di tingkat provinsi. Dan dari semua yang ia raih, Shenna selalu mendapatkan beasiswa. Karena hanya itulah yang bisa Shenna raih untuk membahagiakan sang Ibu.

Shenna berjuang dan belajar lebih giat lagi ketika ada ajang-ajang yang menurutnya bagus. Ia sampai rela belajar bahasa Inggris untuk lomba debat pada Reina, sahabatnya yang duduk di kelas XI Bahasa 1.

Jujur saja, bahasa Inggrisnya kurang. Shenna lebih bisa mengerjakan pelajaran eksak dari pada bahasa. Terlebih, Reina yang les privat membuatnya menjadi juara I kala itu.

Shenna tak menyesal, karena kalah dalam kompetisi. Yang jelas, ia sudah berusaha semampu yang ia bisa. Shenna tak takut gagal karena ia sudah berjuang. Ibunya malah bangga dan memeluknya ketika pulang membawa banyak piala meski tak selalu mendapat juara I. Berbagai sertifikat ia tumpuk menjadi satu di dokumen khusus. Shenna menyimpannya dengan rapi. Kelak, ia akan mendaftar SNMPTN. Siapa tahu, dari semua prestasi yang ia raih, Shenna bisa lolos SNMPTN jurusan Kedokteran.

Ya, Shenna memimpikan ingin menjadi Dokter Hewan. Rasanya sangat keren memakai jas putih khas seorang Dokter. Lisa juga tak melarang apapun cita-cita anaknya asalkan itu baik dan bermanfaat bagi orang lain. Shenna bersyukur, masih ada orang tua sepengertian Lisa. Lisa sangat baik dan menyayanginya. Ia pun sangat menyayangi Lisa.

"Kayaknya ini udah cukup, Na. Gimana menurut kamu? Ibu beli apa lagi, ya?" Lisa mengecek list belanjaannya.

Tomat✓
Cabai merah✓
Cabai hijau✓
Bawang merah ✓
Bawang putih✓
Wortel✓
Sop✓
Ayam 2 kg✓
Mentimun✓
Apel✓
Sirup✓
Kacang hijau✓
Daging✓

"Udah semua, Na. Ada barang yang sudah habis tapi belum Ibu tulis, gak?"

Shenna berpikir kira-kira barang apa yang belum Ibunya. Biasanya jika seperti ini, Lisa lupa menulis list belanjaan yang lengkap. Dan perkiraannya benar ketika ingat sabun di kamar mandi dan shampoonya habis. "Sabun mandi sama shampoo, Bu. Ibu lupa belum nulis list barang itu,” ucap Shenna mengingatkan.

[TGS 3] SHENNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang