11✳ BERBINCANG

1.5K 166 31
                                    

11✳ BERBINCANG

Setiap insan di dunia itu bernyawa. Selain itu, mereka juga bisa merasakan cinta.

- Shenna Alianza -

***

Senja yang tadi sore dilaluinya sudah berubah warna menjadi gelap, hitam pekat. Peter menghentikan aktivitasnya memperbaiki motor dihadapannya. Motor salah satu pelanggannya yang dibiarkan menginap karena mesinnya harus benar-benar diperbaiki lebih dalam lagi.

"Bang, Dion pulang dulu ya. Udah jam 9, nih. Waktunya pulang. Abang juga pulang. Besok masih sekolah, kan?"

Peter menepuk bahu anak itu. "Oke. Pulangnya hati-hati. Hubungin gue aja kalau masih butuh dana buat biaya nyokap lo, gue bisa bantu. Jangan sungkan sama gue. Lo itu salah satu karyawan yang udah ikut gue sejak bengkel ini dibangun."

Dion tersenyum ramah seperti biasa. "Ya, Bang. Sipp. Bunda udah sehat. Udah bisa jalan lagi. Makasih ya, Bang."

Peter mengangguk singkat. Dion pun pamit untuk undur diri. Beberapa karyawan lainnya pun pamit pulang karena waktu bekerja sudah habis. Tinggal Peter seorang diri disana.

Lagi-lagi ia sendiri.

Peter meraih beberapa peralatan yang dipakainya untuk dimasukkan ke dalam bengkel. Beberapa motor sudah penuh didalam sana. Besok ia akan datang lagi kesini untuk memperbaiki motor-motor itu.

Jalanan masih ramai meski waktu sudah berangsur malam. Peter menaiki motor vespa tuanya kembali pulang. Ia belum makan, Peter baru sadar akan hal itu. Ketika perutnya kembali bunyi, Peter meringis. Ia terfokus mengumpulkan uang sampai lupa menjaga pola makannya.

"Makan dulu deh." Peter menepikan motor vespanya ke pinggir jalan. Ia menghampiri stand nasi goreng yang sepertinya cocok untuknya makan malam.

Mengingat nasi goreng, ia jadi memikirkan Shenna. Gadis itu selalu mengantarkan makanan ke kost-an. Gadis itu pasti mengantarkan nasi goreng setiap sore. Meski tidak setiap hari, sih.

"Makan sini apa dibungkus, Mas?"

Peter mengerjap mendengar pertanyaan penjual nasi goreng. Ia jadi ingin bertemu dengan Shenna. Tapi, bagaimana caranya? Pasti gadis itu juga sudah tidur, kan?

"Eeh, bungkus aja Pak, dua ya." pria berkepala botak dan bertubuh tambun itu mengangguk. Segera membuatkan nasi goreng pesanan Peter. Peter menunggu sambil duduk. Sambil menunggu, ia mengecek ponselnya. Meski tidak selalu aktif di jejaring sosial media, namun Peter masih memiliki Instagram, maupun WhatsApp.

Peter bukan tipikal orang yang suka membagi nomor ponselnya dengan siapapun. Ia juga tak mempermasalahkan jika aplikasi WhatsApp-nya sepi. Meski ada beberapa nomor asing dan Peter tidak berniat membukanya sekalipun itu nomor Mama yang baru. Peter sudah melupakan sosok yang dulu begitu ia cintai itu.

Baginya, Mama sudah mati dan pergi.

Peter beralih ke aplikasi Instagram. Sesuatu mengejutkannya di kolom pemberitahuan. Namanya ditandai di salah satu akun. Tetapi, bukan itu yang menjadi perhatiannya. Melainkan fotonya disana bersama seorang gadis di dalam dekapannya.

Shenna.

Peter kembali mengecek nama akun yang menandainya itu. Akun Lambe Pasundan di sekolah barunya. Peter berdecih. Ia mengirim pesan pada akun itu untuk menghapus fotonya bersama Shenna. Shenna pasti akan memikirkan ini, apalagi kalau sampai mengganggu aktivitas belajarnya. Shenna itu sorotan sekolah. Namun sorotan yang baik. Shenna jadi panutan. Peter tahu pasti Shenna tak nyaman dengan kabar seperti ini.

[TGS 3] SHENNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang