33✳ MENJAGAMU

866 89 2
                                    

33✳ MENJAGAMU

Bayanganmu datang lagi
Membawa degupan tak berarti
Menyisakan tanda tanya
Mau apa kau sebenarnya?

***

MEREKA benar-benar akan mati saling menghajar jika saja Lisa tidak datang melerai. Perkelahian itu membuat para suster yang keberulan lewat ikut berteriak, meminta agar mereka bubar saja atau dilaporkan ke pimpinan rumah sakit karena telah membuat onar. Lisa menatap mereka tidak percaya. Apalagi, kondisi mereka sudah parah. Babak belur dimana-mana.

“Peter, Rakha, kenapa kalian berantem?” tanya Lisa mendudukan mereka di depan ruang perawatan Shenna. Dokter dan suster yang menangani Shenna sudah keluar sebelum Lisa datang. Jadi, Lisa tidak tahu apa-apa mengenai putrinya yang histeris karena Rakha datang.

“Apapun alasan kalian, ibu mohon kalian jangan ribut. Apalagi ini di rumah sakit. Shenna dan pasien lainnya butuh waktu istirahat,” ujar Shenna. Peter dan Rakha terdiam. Mereka memikirkan satu titik yang sama, Shenna. Peter ingin menyumpah serapahi apapun alasan Rakha menjenguk. Menurutnya, kedatangan Shenna membuat jiwa Shenna terguncang. Sementara Rakha memikirkan seribu alasan bagaimana caranya mendapatkan maaf dari Shenna. Seseorang yang nyatanya selama ini ia sayangi diam-diam.

“Kalau gitu, ibu masuk dulu ya.”

Baik Peter maupun Rakha diam. Membiarkan Lisa masuk ke dalam ruang perawatan Shenna tanpa berpikir ada hal yang mencurigakan.

Tinggalah mereka berdua duduk bersebrangan di kursi tunggu. Rakha menoleh, menemukan wajah Peter sudah nengarah padanya. Ia tahu, Peter mengusirnya melalui tatapan mata. Mengatakan secara tidak langsung kalau kehadiran Rakha tidak dibutuhkan sama sekali.

“Gue beneran mau minta maaf sama Shenna,” ucap Rakha tiba-tiba. Peter tersenyum, senyum mengejek lebih tepatnya. “Siapa yang nanya coba? Gak guna.”

“Sori, karena gue Shenna jadi masuk rumah sakit.”

“Ini udah lebih dari lima hari Shenna di rawat disini dan lo baru bilang maaf sekarang? Kenapa? Nyeselnya baru sekarang? Pengecut lo,” umpat Peter, tidak peduli kalau Rakha akan menghajarnya lagi. Ia butuh keadilan untuk Shenna. Jika Shenna memperbolehkan, Rakha pasti sekarang sudah berhadapan dengan polisi karena Peter akan melaporkannya atas tindakan pembunuhan berencana. Rakha memang benar-benar kelewatan. Tindakannya sudah di tahap kriminal. Rakha bisa terancam hukuman penjara.

Jika saja Shenna mengizinkan.

“Terserah lo mau ngomong apa tentang gue, lo itu gak tau apa-apa.” Rakha memandang Peter dengan datar.

“Apa yang nggak gue tau?”

“Gue suka sama dia, gue sayang sama dia.”

Oh, baik. Apakah Rakha akan dengan mudah membohonginya? Membohongi semua orang dengan omong kosong yang dikatakannya itu? Peter sama sekali tidak percaya, ia tidak paham mengapa Rakha malah berbicara seperti itu padanya. Benar-benar sampah. Tidak berguna. Menjijikkan.

“Shenna cewek gue, asal lo tau.”

“Kalian masih pacaran, masih bisa putus kan?”

“Sialan! Kalo Shenna dengar ini, dia pasti bakal bener-bener ngizinin gue buat masukin lo ke penjara. Dasar gak tau diri!” maki Peter. Lalu masuk ke dalam ruang perawatan Shenna. Dadanya naik turun. Ia tidak terima perkataan Rakha. Sedikit menyinggung perasaannya, ia cemburu.

[TGS 3] SHENNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang