25✳ JADIAN

937 95 8
                                    

25✳ JADIAN

Ini pertama kalinya aku jatuh cinta, maka jangan membuatku kecewa.

— Shenna Alianza —

***

Peter mungkin sudah gila karena dia memacari mangsanya sendiri. Dia mencintai Shenna sebegitu besarnya. Peter tidak mampu membohongi dirinya sendiri. Saat melihat Shenna, dia seperti melihat masa depannya sendiri. Ada di depan mata. Senyum Shenna yang tak pernah lepas dari pandangan, cara Shenna berbicara di depan umum, sungguh membuatnya terpukau. Peter mengingkari hatinya sendiri untuk membenci Shenna. Peter tidak bisa. Dia menoleh ke arah spion. Masih menunggu jawaban Shenna.

“Na, kenapa diem? Apa lo perlu waktu buat jawab pertanyaan gue?” tanyanya, memecah keheningan. Shenna berdeham. Dia juga bingung harus menjawab apa. Lalu, alasannya apa?

“Lo nggak suka sama gue ya?” sontak, Shenna langsung menggeleng. Dia menarik sedikit seragam Peter. Membuat Peter sendiri merasakan degupan aneh dalam dada. Padahal, Shenna hanya menarik seragamnya.

Ah, Peter lupa kalau Shenna juga sudah menarik hatinya untuk membuka lembaran baru.

“Bukan gi-tu,” jawab Shenna gugup. Dia melepas genggaman di seragam Peter. Lalu menunduk, mengamati punggung Peter yang tampak tegap. “G-gue—”

“Gue apa? Lama banget jawabnya,” ucap Peter. “Gue nggak maksa lo nerima gue sekarang kok. Kalo lo mau lain hari buat jawab, gue bakal nungg—”

“Nggak, jangan!” Shenna berseru, membuat Peter juga terkejut sendiri. Kenapa? Ada apa dengan Shenna? Apa gadis itu takut kalau Peter malah kepincut dengan perempuan lain? Jika iya, Peter ingin tersenyum mengetahui kalau Shenna menyukainya.

“Jadi, jawaban lo apa?”

“Hm. G-gue juga su-ka sama l-lo, Peter.” sumpah! Shenna tidak pernah bermimpi kalau di masa-masa SMA dia akan memiliki pacar. Bagaimana kalau Ibunya tahu dan marah? Tetapi, Lisa sama sekali tidak pernah begitu. Lisa selalu mendukung, apapun yang membuat Shenna bahagia. Shenna berdebar. Apakah efek ucapannya sendiri memang sebegini dasyatnya?

“Jadi, lo nerima gue nggak nih?” tanya Peter lagi.

Shenna mengangguk pelan. Tetapi masih Peter lihat dari kaca spion. Peter tersenyum manis. Menarik tangan Shenna untuk melingkar di perutnya. “Makasih, Shenna. Makasih, Pacar.”

Oh, tidak! Ucapan manis 'Pacar' membuat Shenna menunduk malu. Pipinya bersemu. Dan Peter tidak boleh tahu hal itu! Shenna lamat-lamat menyandarkan kepalanya di bahu Peter. Sementara Peter mengusap-usap punggung tangan Shenna yang melingkari perutnya. Di atas motor vespa itu, mereka berdua sama-sama saling merasakan debaran yang sama. Perasaan yang sama. Cinta yang sama-sama besarnya.

“Kalo gitu, besok aku boleh kan ikut kamu olim?”

Shenna mengangguk. Pipinya bersemu lagi saat Peter mengucapkan 'Aku-Kamu' di hubungan mereka berdua.

“Kenapa?” tanya Shenna ambigu.

“Kenapa apanya?”

“Kenapa pake aku-kamu? Gak gue-lo aja?”

“Hm, biar lebih romantis? Biar lebih deket?” tebak Peter, lalu menggeleng. “Karena mau. Aku mau bisa lebih deket sama kamu. Aku mau jadi cowok romantis buat kamu. Mungkin ini yang pertama kalinya aku jatuh cinta, maaf kalo masih kaku,” ucap Peter membuka rahasianya.

[TGS 3] SHENNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang