09✳ GET WEEL SOON

1.4K 182 14
                                    

09✳ Get Weel Soon

Ada cara untuk mengungkapkan perhatian. Sederhananya ucapan : Get Weel Soon.

— Peter Januar —

✳✳✳

Irene menyenggol lengan Reina dan Azel hingga keduanya memutar tubuh menghadap Irene. Irene berbisik, menunjuk sosok laki-laki yang juga sama berdiri di depan pintu UKS. "Itu lho, cowok anak baru yang gue ceritain tadi pagi. Keren, nggak?"

Mendengar pertanyaan itu, Azel memutar mata malas. Baginya cowok sama saja. Sama-sama hanya bisa menyakiti. Selama 17 tahun hidupnya, Azel sama sekali belum pernah berpacaran. Jangankan berpacaran, merasakan suka pada lawan jenis saja rasanya Azel serasa ingin muntah.

Berbeda dengan respon Azel, Reina justru sebaliknya. Cewek itu menatap Peter yang berdiri sambil bersidekap menunggu para anggota PMR memperbolehkan mereka masuk menjenguk Shenna yang pingsan di dalam dengan malu-malu. Padahal, Peter hanya menatapnya sekilas karena merasa diperhatikan. Reina sudah geer duluan.

"Gila! Jadi dia yang nyelametin Shenna?" Reina melotot ketika tangan Azel membekap mulutnya. "Lepas! Bau terasi!" umpatnya ringan.

Azel memutar bola mata jengah. Tak urung ia pun terkekeh. "Sori, abis makan ikan teri punya Arsen."

Reina mendumel tidak jelas karena wajahnya sekarang bau terasi dan amis. Azel menyiapkan tisu barangkali Reina ingin muntah. Benar saja, tak berlangsung lama cewek berbadan tinggi itu muntah. Azel menuntunnya menuju toilet terdekat. Karena canggung bila hanya berdua, Irene pun ikut menyusul Azel dan Reina menuju toilet. Barangkali Reina membutuhkan bantuannya.

Tinggalah Peter disana. Cowok itu sangat bersyukur cewek-cewek cerewet yang ia tahu sahabat Shenna sudah pergi. Peter menghela napas panjang. Napasnya masih tidak beraturan sejak ia menggendong Shenna menuju UKS. Entah apa yang salah, Peter hanya berharap ia tidak merasakan sesuatu yang seharusnya tidak ia rasakan.

Baginya Shenna hanya sebuah alat untuk balas dendam.

***

Dia sedang bermain boneka di ruang tengah. Rambutnya yang dikucir kuda sejak dini membuatnya semakin mirip dengan boneka Barbie yang dipegangnya. Hanya saja boneka barbienya memilki rambut berwarna ungu. Sedangkan dia berwarna hitam natural.

"Shen, mau minjam Barbie kamu dong! Kamu pake punya aku, ya!" seruan bocah perempuan yang sangat mirip dengannya itu membuat si kecil Shenna menoleh. Shenna mendengus. "Tapi jangan dirusak ya. Kamu kalau minjam bonekaku selalu rusak. Kasihan Ayah harus gantiin terus."

Shelna, kembaran Shenna mengangguk dengan deretan gigi putih yang terlihat. Shelna memberikan boneka barbienya yang dia namai Ken, yakni boneka Barbie laki-laki. Shelna berbeda dengan Shenna sejak kecil. Jika Shenna sangat menyukai hal-hal yang berbau girly, seperti anak perempuan pada umumnya. Sedangkan Shelna sebaliknya. Meski ia dibelikan boneka Barbie, Shelnya hanya ingin yang bentuknya laki-laki.

"Rambutnya bagus, kalau dikeramasin makin kinclong ya, Na." Shelna berujar, lalu mengambil air dari air minumnya di atas meja. Shelna membasahi rambut Barbie Shenna dengan air yang ia ambil tanpa sepengetahuan Shenna. Pasti akan sangat marah Shenna jika tahu perbuatannya.

Tapi sayang, Shenna terlanjur melihatnya ketika dia menoleh.

Shenna marah besar. "Shel! Kan udah aku bilangin kalau bonekanya jangan di rusak! Kasihan Ayah harus beliin mainan baru buat aku terus! Yang disalahin selalu aku! Padahal kamu yang rusakin mainannya!"

[TGS 3] SHENNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang