34✳ DIARY ALONA

815 83 12
                                    

34✳ DIARY ALONA

Bebanku bertambah
Masalah membuatku gelisah
Pada akhirnya kita terpisah
Pada satu titik bernamakan resah.

— Peter Januar —

***

SEPERTI janjinya pada Shenna untuk menemui gadis itu istirahat bersama. Peter menunggu kelas Shenna yang ternyata ulangan. Kening Peter berkerut. Shenna tidak bilang kalau ada ulangan. Tetapi, segera dia tersenyum saat Shenna melambai. Dia selesai tepat saat bel berdering. Sementara anak-anak yang lain berdecak tidak terima. Tugas mereka belum selesai.

“Hai,” sapa Shenna saat ia menghampiri Peter.

“Kamu ulangan?”

“Ulangan fisika, mendadak itu juga. Kalau dari jauh-jauh hari, pasti Titan bilang kok.”

“Yaudah ayo ke kantin,” ajak Peter. Biasanya mereka akan makan di kelas Shenna karena gadis itu membawa bekal. Atau juga di taman. Tetapi Shenna bilang dia mau ke kantin saja membeli bubur ayam. Peter mengambil duduk di tengah-tengah kantin. Dia memesan dua porsi bubur ayam, yang satu tidak memakan daun bawang, karena Peter tidak terlalu suka daun bawang. Juga memesan teh hangat untuk Shenna sementara dia memesan susu kotak kemasan. Peter menunjukkan dia duduk bersama Shenna. Penjual bubur ayam mengangguk, dia mengenal Shenna dengan baik. “Nanti saya antar, Mas.”

Peter berterima kasih, dia menyodorkan susu kotak kemasan untuk Shenna.

“Nggak mau, buat kamu aja.”

“Kenapa?”

“Enek perutnya, mau yang anget-anget aja.”

“Yaudah.”

Pesanan mereka datang tak lama kemudian. Peter lebih dulu membayar, karena kalau bayar akhir terkadang dia suka lupa dan Shenna yang mengingatkan. Mereka makan dalam keheningan. Sampai Peter menghabiskan semangkuk bubur ayamnya, Shenna masih tersisa setengah.

“Habiskan,” tutur Peter lembut. Shenna menggeleng lagi. Menjauhkan mangkuk itu dari hadapannya. “Udahan. Kenyang. Nanti kan minum obat juga.”

“Bawa obatnya?”

“Di kelas, ada botol sirupnya juga.”

“Oke, abis ini kita ke kelas. Tapi, ada yang mau aku omongin sama kamu.”

“Ngomong apa?”

“Tentang Mamaku,” jeda Peter. Ia sudah lama sekali ingin mengatakan ini. Meski kelakuan Alona seperti itu, tetapi Peter sangat menyayanginya. Alona-lah yang melahirkannya. Alona yang mengurusnya sampai Peter tumbuh menjadi baik, meski ia dilahirkan entah diinginkan atau tidak. Peter merindukan Alona. Rencananya ia akan datang menjenguk Alona. Memastikan bahwa wanita itu baik-baik saja tanpanya.

“Mama kamu kenapa?” tanya Shenna lirih. Ia takut salah bicara dan menyakiti perasaan Peter.

“Hanya ingin datang menjenguk, memastikan beliau baik-baik saja. Kamu mau ikut?”

“Aku malu, gimana kalau Mama kamu nanyain aku siapa aku?”

“Jawab jujur dong, kamu pacarku.”

[TGS 3] SHENNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang