#2-Penolakan-

348 19 0
                                    


~Sesak yang aku rasakan melihat tatapan bencinya terhadapku.~

●♡●

Aku terjaga dari tidurku saat merasakan usapan lembut di kepalaku. Dan saat aku membuka mataku aku melihat ayah sedang tersenyum menatapku. Melihat ayah duduk di sampingku aku langsung duduk dan memeluknya.

"Ayaaahhhh..... Fanny kangen ayah." Ujarku manja. Ayah tersenyum mengelus kepalaku.

"Kangen? Tadi pagi kita juga ketemu. Semalam kita nonton bareng. Kok kangen?" Tanyanya. Aku cengengesan menatap ayah.

"Fanny selalu kangen ayah." Jawabku. Ayah terkekeh.

"Kamu ini di tinggal ayah kerja satu hari aja bilang kangen. Bagaimana nanti kalau ayah tinggal pergi ke luar kota?"

"Jangan dong. Nanti fanny sendirian." Jawabku dengan bibir mengerucut. Ayah menghela nafas.

"Sayang... ayah ada tugas ke luar kota. Dan ayah tidak tahu sampai kapan." Ucap ayah membuatku terdiam dan melepaskan pelukannya.

"Terus?" Tanyaku sambil menatapnya. Ayah melihatku.

"Kamu ikut ayah-"

"Fanny gak mau. Disini fanny udah punya sahabat dan ayah tahu sendiri fanny susah bersosialisasi sama yang lain. Fanny juga sudah kelas tiga. Susah ayahh...." Rengekku. Ayah tersenyum sambil mengelus kepalaku.

"Ayah sudah menduganya kalau kamu gak akan mau. Jadi, ayah biarin kamu di sini."

"Fanny sendirian dong." Kataku tidak senang.

"Nahh.... kamu akan tinggal sama Tante Risa." Jelas ayah dengan senyumnya. Aku ternganga. Rumah tante risakan di bandung?! Jadi aku harus pindah juga?!

"Sama aja ayahh.... Fanny juga akan pindah ke Bandung kalau ikut Tante Risa." Ujarku kesal. Ayah menepuk dahinya.

"Ayah lupa kasih tahu kamu yahh... tante kamu itu pindah ke sini. Jadi kamu ikut tante kamu saja. Dia akan pindah besok dan kamu pindah lusa." Jelas ayah.

"Kamu maukan?" Tanya ayah menatapku berharap. Aku tersenyum dan mengangguk. Sebenarnya aku tidak mau karena tidak ingin jauh dari ayah. Tapi kalah aku ikut papa aku akan sangat susuah mendapatkan teman seperti rina dan mita. Dan juga aku tidak akan bertemu dengan Daffa.

"Syukurlahh.... heumm.... kamu sudah makan?" Tanya ayah. Aku mengangguk lagi. Ayah masih tersenyum menatapku. Aku menatap ayah sedih.

"Ayah akan datang kesini kan?" Tanyaku dengan suara serak karena menangis. Aku memeluk ayah dan menangis.

"Iya ayah akan datang. Di sana ayah akan sedikit lama." Ucapnya.

"Berapa lama?"

"Satu tahun? Dua tahun? Ayah gak tahu. Tapi yang pasti ayah akan pulang ke rumah ini karena rumah ini menyimpan banyak kenangan tentang ibu, kamu dan nenek. Kita hidup bahagia di rumah kecil ini." Ucap ayah seakan mengingat masa masanya dan ibu. Aku memeluknya semakin erat. Aku tahu cinta ayah begitu besar pada ibu hingga sampai sekarang dia tidak menikah lagi.

"Fanny sayang ayah." Ucapku.

"Ayah juga sayang fanny. Putri ayah yang paling cantik." Jawab ayah. Aku mengerucutkan bibirku.

"Iyalahh.... paling cantik. Kan cuma aku anak ayah." Jawabku kesal. Ayah tertawa.

"Hahaha.... iya iya... cuma fanny dan ibu yang cantik bagi ayah." Kata ayah.

"Ayah kapan akan pergi ke luar kota? Di kota mana?" Tanyaku.

"Setelah antar kamu ke rumah tante risa ayah akan pergi. Di kota... Kalimantan."

I Love You Prince ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang