♡
Hal yang lebih membuatku sedih adalah kehilangan sahabatku. Bukan dia yang tak pernah menganggapku ada.
♡●♡Bel istirahat berbunyi nyaring membuat teman temanku mendesah senang. Aku tersenyum dan tetap membaca buku di tanganku. Mungkin karena sudah terbiasa jadi aku membaca buku saat jam istirahat.
"Wahh... fanny sekarang jadi murid rajin yahh..." Puji rina. Aku tersenyum.
"Bisa bisa lo masuk kelas 12-1 sekalas sama daffa nih fan."
Aku mendengus menatap mita. Tidak mungkin itu terjadi. Tapi aku tertawa saja. Mereka ini ada ada saja. Buku matematikaku di mana yahh??
Bruk
"Aduh guys ambilin dong! Ran ambilin buku gue!" Seruku saat aku tidak sengaja menjatuhkan buku matematikaku. Rani mengangguk dan mengambilkannya. Karena bukunya jatuh di dekat rani.
Kenapa mengambil buku seperti itu saja lama sekali. Aku menoleh ke arah rani dan mita yang terdiam di sampingku. Ada apa sih?
"Guyss... mana bukun-"
"OMG Fannnyyyyy!!! Lo tidur sama daffa?! Kalian tinggal serumah?!" Pekik mereka bersamaan membuatku terkejut. Apa kata mereka?
"Ngaco kalian ini. Enggaklaahh!" Seruku. Mereka berdua menoleh ke arahku dan menyerahkan sebuah kertas. Tidak bukan kertas tapi foto.
Mataku terbelak kaget melihat fotoku tengah tidur di atas meja bersama dengan daffa di sampingku. Apa ini?! Kenapa bisa ada foto seperti ini?! Kapan foto ini diambil?! Tidak aku yang tidak tahu jika ada yang mengambil fotoku.
Semua teman satu kelas bergerak mengelilingiku. Dan wira tiba tiba saja mengambil foto itu di tanganku membuatku terkejut. Astaga?! Apa ini?! Kenapa bisa jadi begini?! Apa yang harus aku lakukan?!
"Kalian tinggal serumah?!" Seru mita. Aku menggeleng cepat.
"Enggak sumpah dehh gue tinggal sama tante gue!" Jawabku. Tapi mereka tidak percaya. Tidak mita dan rina percaya. Tapi yang lain hanya menatapku tidak percaya.
"Fan kayaknya foto itu udah tersebar di website sekolah. Dan lo akan jadi bulanan anak anak di sekolah. Dan sita si adik kelas songong itu akan labrak lo sama antek anteknya." Bisik mita. Aku terbelak menggeleng. Tidak aku tidak mau.
"Yah mending lo kabur sekarang!" Seru rani. Dan aku berdiri dari dudukku lalu berlari keluar kelas. Tak lama kemudian aku mendengar teriakan dari dalam kelasku.
"FANNYYYYYYY...!!!!!"
Beruntung aku sudah kabur. Bagaimana ini?! Daffa? Dia pasti marah besar padaku. Tapi itu bukan aku. Aku bahkan tidak tahu foto itu.
"Fanny sekarang jelasin ke kita gimana lo bisa tidur sama daffa gitu?!" Tanya mita saat kita bertiga ada di taman belakang sekolah. Aku menoleh ke arahnya dengan cengiran di bibirku.
"Jangan cuma senyum aja jelasin dong kita kepo nih!" Seru rina. Aku mengerucutkan bibirku kesal.
"Gue tetanggaan sama dia. Dan kayaknya foto itu di ambil waktu gue belajar di rumahnya." Jelasku.
"Apa?! Lo belajar di rumahnya?! Kalian tetanggaan?!" Seru mereka berdua terkejut. Membuatku menutup telingaku kesal.
"Iya!"
Mita dan rani saling pandang dan mengapitku yang duduk di tengah. Aku mengernyit bingung menatap mereka.
"Eh gimana rumahnya?! Bagus gak?!" Tanya rina.
"Besar gak rumahnya?! Dengar dengar dia anak orang kaya." Tanya mita. Aku menatap mereka bingung. Kenapa mereka ini.
"Kenapa emang?" Tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Prince Cold
RomanceSeperti planet yang selalu mengitari matahari. Akupun juga seperti itu. Hidupku selalu tentang dirimu. Aku akan selalu ada untukmu. Tidak perduli dengan kebencianmu dan kata kata pedasmu padaku aku akan tetap bertahan agar kau jatuh cinta padaku. Fa...