#17-Hadiah dan Halu-

259 20 2
                                    

♡●♡
Semua aku lakukan untuk kamu.
●♡●

Aku menghempaskan badanku ke atas ranjang. Aku menatap ke atap kamar. Ku pegang bibirku dengan senyum senang. Astaga! Ini sudah satu minggu dan rasanya bibir daffa masih ada disana. Ingatanku selalu berputar tentang daffa. Yeah sepertinya memang aku tidak bisa melupakan dia.

Sebentar lagi adalah acara wisuda. Aku memandang kalender di atas meja belajarku. Satu bulan lagi! Aku harus memberi daffa hadiah. Kira kira hadiah apa yang cocok buat daffa? Aku harus melihatnya!

Aku berdiri dari tidurku dan mengganti baju. Aku akan pergi ke mall. Sekalian membeli novel. Aku ingin membaca novel dan juga melihat lihat hadiah apa yang cocok untuk daffa.

Setelah melihat penampilanku sudah rapi di depan cermin aku berjalan keluar rumah. Ayah sedang pergi bekerja jadi tidak perlu meminta ijin padanya. Dengan memakai motor matic milik ayah aku melajukan motorku ke mall terdekat dari rumah.

Sampai disana aku berjalan masuk ke dalam mengelilingi mall mencari benda apa yang cocok di jadikan hadiah untuk daffa. Aku memasuki sebuah toko baju. Ada dua buah kemeja di pasang di dua buah patung. Warna merah dan putih. Aku berdiri di antar patung itu membayangkan daffa memakai dua kemeja itu.

Memakai kemeja warna merah daffa terlihat keren dengan gayanya. Menonjolkan sifat keren dan mengintimidasinya. Pasti cocok untuk kuliah. Kemeja putih? Wahh daffa tampan sekali. Kemeja putih dan jas putih! Daffaa cocok sekali jika dia jadi seorang dokter. Hahaha... berangkat kuliah dengan kemeja putih daffa juga cocok untuk di pakai untuk kuliah. Dia akan terlihat tampan dan cool. Ahhh... sulit sekali!

Tanganku bergerak untuk melihat harga yang di bandrol untuk kemeja itu. Mataku membola dengan reflek melepaskan tanganku dari kemeja itu menjauhkan tangan kotorku dari sana. OMG! Mahal sekali. Kemeja apa harganya bisa mencapai 3 juta itu?! Semoga saja kemeja itu tidak kotor. Aku takut di suruh membelinya. Aku tidak ada uang sebanyak itu.

Sepertinya semua barang disini mahal sekali. Tapi aku harus memberi daffa sesuatu yang berkesan. Daffa sudah kaya membeli kemeja seharga 3 juta sudah biasa buat dia. Semua barang seperti jam, handphone? Aku tidak mampu membelinya. Semua itu tidak ada yang spesial bagi daffa. Dia bahkan bisa membelinya sendiri.

Aku menghela nafas. Sepertinya aku harus bekerja paruh waktu untuk mendaptkan uang sebanyak itu. Aku harus membeli hadiah untuk daffa. Dan sepertinya aku harus bekerja.

Dengan langkah pelan aku berjalan keluar toko. Sepertinya aku tidak ingin membeli buku. Aku harus menabung. Hah... aku pulang saja.

Sampai di depan motorku aku langsung mengendarainya untuk pergi dari pelantaran mall. Cuacanya panas sekali. Aku menghentikan motorku saat lampu merah. Kepalaku menoleh menatap penjuru tempat. Dan aku terbelak melihat sebuah banner di pasang di depan sebuah toko. Lowongan kerja. Aku mengendarai sepedaku ke arah toko itu. Aku harus mendapat pekerjaan di sana.

●○

Aku benar benar bekerja di toko itu. Gaji disini lumayan juga. Aku membutuhkan satu juta lagi. Aku punya uang 3 juta di tabunganku. Disini jika aku bekerja selama dua minggu saja sudah mendapat satu juta. Dan sudah tiga hari ini aku bekerja disana.

Rasanya sungguh melelahkan. Aku menghempaskan badanku ke atas sofa yang ada di rumah. Dengan tangan memijat bahuku yang terasa pegal.

"Fanny? Kamu dari mana saja sayang? Kok kayaknya capek banget gitu?" Tanya ayah yang tiba tiba saja duduk di sampingku. Aku menegakkan badanku.

"Hehe... gak kok ayah fanny habis keluar sama temen." Jelasku berbohong. Aku tidak ingin ayah tahu jika aku bekerja. Aku takut ayah akan melarangnya.

I Love You Prince ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang