#44-What?!-

239 26 8
                                    

♡●♡
Tindakan seseorang bisa melukai orang lain. Kata kata seseorang bisa membuat orang lain terpuruk

- UGH ( BTS )
●♡●

Aku tersentak kaget saat tiba tiba ruangan tempatku yang sedang memeriksa pasien terbuka dengan keras. Saat aku menoleh aku melihat daffa berdiri di ambang pintu dengan wajah menahan marah.

"Da- dokter?" Tanyaku bingung. Sepertinya bukan aku saja yang bingung dengan kedatangan daffa.

"Apa dokter ada tugas memeriksa salah satu pasien disini?" Tanya salah seorang perawat yang tadi membicarakanku.

Daffa tidak berbicara. Dia hanya menatapku dan berjalan tegas ke arahku dan menarikku. Aku terkejut dan berusaha melepaskannya.

"Dokter maaf tapi kenapa saya-"

"Kalian berdua?!" Panggil daffa menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah dua perawat di belakangku. Aku juga berhenti melangkah dan melepaskan tanganku yang di pegang erat oleh daffa. Aku bisa melihat nafas daffa yang terengah. Dia sepertinya tergesa gesa ke sini dan juga menahan amarah.

"I-iya dok?" Kata mereka terbata. Daffa menatap mereka dan menoleh ke arahku sebentar.

"Aku peringatkan! Kalau kalian tidak berhenti untuk menjelekkan dia, lebih baik keluar dari rumah sakit ini sebelum aku sendiri yang mengeluarkan kalian!" Katanya dan menarikku. Aku terbelak mendengar ucapannya.

"Tapi dokter tidak punya wewenang untuk mengeluarkan kami."

Langkah daffa terhenti saat dia akan membuka pintu. Dia menarikku ke sampingnya dan menoleh ke arah dua orang perawat yang kini berdiri dengan sedikit takut menatap daffa. Aku menggigit bibir bawahku dan hanya bisa menunduk.

"Sepertinya kalian kekurang informasi saat bekerja disini. Rumah sakit medika. Apa kalian tahu siapa pemiliknya?!" Tanya daffa tegas membuat mereka sedikit tersentak. Aku menggenggam tangan daffa.

"Daffa ini ruangan pasien." Bisikku.

"Mereka bahkan gak lihat tempat buat jelekkin kamu!" Katanya padaku. Aku mengehela nafas merasa sesak di dada mengingat ucapan mereka.

"Saya tahu. Rumah sakit ini milik Pak Amar Putra Alkatiri. Milik keluarga Alkatiri." Jelas salah satu dari mereka. Aku mengernyit. Bukan punya mama? Setahuku om amar memegang perusahana kakek.

"Eh bukan! Rumah sakit ini punya adik Pak amar. Ibu agatha. Kamu lupa?" Tanya temannya yang sesama perawat. Kedua orang itu bingung.

"Yang pasti rumah sakit ini milik keluarga Alkatiri." Kata mereka menatap daffa dengan senyum kemenangan. Aku mendongak menatap daffa takut. Ahh... dia masih terlihat sangat marah.

"Stupid!" Ejek daffa dan menarikku kelaur dari ruangan itu. Aku berusaha menarik tanganku namun tak bisa. Aku tidak tahu apa yang terjadi. Kenapa dia terlihat marah? Dia membawaku ke lift menuju lantai empat?

"Kenapa kamu gak pernah bilang?!" Tanyanya padaku. Aku bingung apa yang dia maksud? Tahu aku tidak mengerti daffa mendengus kesal dan membuka pintu ruang pertemuan dengan kesar seperti apa yang dia lakukan tadi.

Dua orang dokter dan seorang perawat tersentak kaget melihat ke arah pintu. Mereka semua berjenis perempuan. Tidak ada seorang dokter laki laki juga disana. Ada empat orang di ruangan ini. Mereka kaget melihat kedatangan kami. Daffa menarikku hingga aku ada di depan mereka dan daffa.

"Dia yang kalian bicarakan?! Apa yang kalian bicarakan tadi! Bilang!!!" Sentak daffa. Aku yang ada di depannya ikut tersentak kaget seperti mereka yang berdiri di depanku. Mereka menunduk takut.

I Love You Prince ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang