#11-Fall In Love-

281 21 0
                                    


Jatuh cinta itu indah kalau jatuhnya bersama sama. Jatuhnya sendiri mah sakitnya sendiri.
♡●♡

Aku menikmati semilir angin yang menerpa wajahku. Sejuk sekali rasanya ada di taman ini. Jika saja aku punya rumah ini mungkin aku tidak akan keluar dari rumah. Dan taman ini adalah spot favoritku.

Sayangnya bukan. Ini hukan rumahku. Ini rumah calon pacarku. Hahaha.... bisakah dia ku sebut calon pacar jika menatapku saja dia tidak sudi? Tapi bukankah itu kebiasaan seseorang yang sedang jatuh cinta? Berharap dengan semua imajinasinya sendiri. Berharap jika imajinasi itu akan menjadi kenyataan.

Mungkin hal itu yang membuat seseorang yang jatuh cinta sendiri selalu merasakan sakit hati. Berharap pada dia yang bahkan tidak pernah menganggap kita ada. Tapi aku memang bodoh masih saja mencintai dia yang sudah menolakku dengan kebenciannya padaku. Aku tetap berjuang mendapatkannya.

Seperti saat ini. Dengan bodohnya aku berada di rumah dia yang kemarin telah memarahiku dengan wajah kebenciannya yang begitu menyakiti hatiku. Duduk di taman rumahnya. Menatap dia yang sedang asik mengangkat barbel di kedua tangannya.

Mulutku ternganga merasa takjub melihat apa yang tengah ada di depan mataku. Dia terlihat begitu panas dengan keringat yang mengalir dari sela sela rambutnya itu. Dia tidak pernah terlihat buruk di mataku. Dia sangat sempurna.

Otot bisepnya yang membuatku ingin menyentuhnya dan keringat yang ada di dahi dan seluruh tubuhnya ingin ku lap dengan handuk. Menatap wajah tampan itu dari dekat dan menikmatinya untuk diriku sendiri.

Dan tatapan tajamnya padaku membuatku tersentak. Semua pikiran hal hal yang ingin ku lakukan pada tubuhnya tadi menghilang dalam sekejab karena tatapan tajamnya itu padaku. Ku alihkan pandanganku menatap heningnya air kolam ikan yang penuh warna warni ikan hias di sana.

"Aaakkhh.... ya ampun taehyung gue ganteng banget. Gak kuat adek lihatnya bang!" Pekik dinnar yang ada di sampingku. Aku menoleh dan tersenyum melihat dinnar yang kini fokus pada laptop di depan kita.

'Lo gak kuat lihat dia begitu. Gue gak kuat lihat abang lo begitu. Astagaa... daffa lo hot banget sihh... kan gue yang lihat jadi khilaf. Makin cinta deh gue.' Batinku.

Dengan mata melirik takut takut aku kembali melihat keberadaan daffa. Namun dia telah menghilang. Aku mengheka nafas panjang dan kembaki menoleh ke arah laptop di depanku.

"Astaga?!" Pekikku terkejut saat melihat sosok di depanku. Apa ini? Apa jungkook bisa keluar dari laptop dan berdiri di depanku? Kenapa roti sobeknya begitu nyata di depan mataku kini?!

Tak!

"Akhhh!!!" Teriakku terkejut saat aku merasakan rasa nyeri dari dahiku. Ku elus dahiku yang sudah di sentil oleh sosok di depanku. Kepalaku mendongak melihat siapa yang sudah melakukan hal itu padaku. Tidak mungkin juga jungkook begitu padaku.

"Dasar piktor!"

Aku terdiam melihat siapa yang kini berdiri di depanku. Dia yang tadi begitu jauh kini ada di dekatku. Aku bisa melihat wajah tampannya itu. Wahh.. begitu bersih tanpa ada kotoran jerawat satupun di wajahnya. Mulus sekali.

"Fan- ngapain sih lo kesini!!!" Seru dinnar yang baru saja datang membawa minuman ke gazebo tempatku duduk. Aku melongo. Bukannya tadi dinnar ada di sampingku? Apa karena aku terlalu memikirkan si tampan di depanku ini hingga aku tidak sadar akan kehadiran dinnar?

"Fan lo- ya ampun dahi lo merah gini abis di apain sama si leo?!" Pekik dinnar dan mengelus dahiku. Aku hanya tersenyum menatapnya.

"Leo lo apain sih fanny sampai dahinya merah gini?! Kalau lo marah karena foto yang tersebar di sekolah itu bukan salah fanny! Tapi gue! Gue yang taruh foto kalian di dalam buku fanny dan sebarin itu di website sekolah! Bukannya gue- aaaaakhhh!!! Leo apa an sih lo?! Sakit tahu?!" Pekik dinnar.

I Love You Prince ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang