●♡●
Ada yang berat tapi bukan beban. Rinduku padamu
♡●♡Pagi ini aku bangun dengan suasana hati yang tidak senang. Aku sangat merindukan dia. Baru satu minggu dia pergi tapi kini aku sudah rindu saja. Aku menoleh ke arah nakas samping tempat tidur.
Disana ada sebuah foto pernikahan. Iya. Pernikahanku dengan daffa. Satu bulan yang lalu aku akhirnya menikah dengan daffa. Dan juga. Aku sudah sah menjadi mahasiswi keperawatan. Seelah aku berjuang dengan begitu kerasnya aku bisa masuk ke jurusan itu.
Tapi kini daffa sudah pergi. Pergi untuk melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Aku sebenarnya ingin ikut. Tapi otakku tidak akan mampu untuk mengikuti pembelajaran di luar negeri. Di sini saja nilaiku sudah pas pasan. Apalagi bahasa inggris yang tak aku mengerti akan menjadi bahasa keseharian disana.
Aku tinggal di rumah keluarga alexander. Kini aku sudah menjadi anggota keluarga alexander. Tidur di kamar seorang leonard daffa alexander.
Rasanya masih belum percaya jika kini aku benar benar menikah dengan sosok yang aku pikir akan sulit untuk memilikinya. Sosok yang dulu selalu aku kejar tak kunjung menggapai tangan. Kini dia sudah menggenggam tanganku erat dengan ikatan pernikahan.
Tapi yang sedihnya itu dia pergi jauh. Meskipun dia bilang akan pulang setahun sekali tapi itu lama. Tidak bertemu sehari saja itu menyiksaku. Sekarang setahun sekali. Benar benar menyiksa. Seminggu saja aku sudah rindu.
Tinggal sebagai istri dari seorang daffa masih belum membuatku terbiasa. Aku yang biasanya harus membersihkan rumah dan jika lapar harus memasak sendiri kini itu semua tidak perlu aku lakukan. Sudah ada pembantu yang melakukan itu. Memasak ada mama agatha yang selalu memasak untuk keluarga.
Mereka baik. Mereka terbuka dan menerimaku dengan senang hati. Iya aku bahagia sekali menjadi istri daffa. Senangnya. Tapi sayang suami tercinta pergi jauh untuk mendapatkan ilmu.
Terkadang hati kesal karena dia meninggalkan aku setelah menikah. Namun aku senang karena keinginanku menjadi nyata. Kini aku sangat merindukannya. Merindukan daffa. Semalam aku menunggu dia menelfonku namun hingga aku ketiduran dia tidak ada panggilan darinya.
Ingin hati untuk menghubungi. Tapi daffa itu adalah orang yang sibuk. Bila dia tidak menghubungiku, akupun juga tidak akan bisa menghubunginya. Pernah aku menelfonnya dan suara seorang wanita yang menjawab. Iya operator. Apalagi? Jika daffa berani selingkuh disana lihat saja. Disini aku ada semua keluarganya yang siap untuk membelaku.
Seperti biasa aku berangkat kuliah dan pulang sore. Karena memang kuliah keperawatan ini sungguh sulit dan banyak sekali tugas. Aku tetap harus berjuang demi untuk sepadan dengan daffa.
Sampai di kampus aku biasanya duduk membaca buku di taman dekat kelasku. Aku harus rajin rajin belajar agar tidak menjelekkan nama keluarga suamiku. Dan supaya ayah juga bangga padaku hahaha....
"Cih ini yang katanya menantu keluarga alexander? Istrinya daffa? Kok jelek?"
Aku melirik sinis ke dua orang perempuan yang duduk di depanku. Sepertinya mereka bukan dari jurusan ini. Yeah perkataan seperti itu sudah sering aku dengar. Apalagi saat awal aku masuk jurusan ini dan menikah dengan daffa. Banyak sekali perempuan perempuan yang memandangku tidak suka. Bahkan aku pernah di kunci di kelas sendirian. Beruntungnya waktu itu daffa masih ada dan dia menjemputku. Sepertinya sekarang aku harus berjuang sendiri.
"Iya lo tahu sendirilah ren kalau dia itu ngejar ngejar daffa. Entah pakai apa dia bisa dapatin daffa." Jawab temannya. Aku mendengar decihan perempuan itu.
"Peletnya manjur juga. Gue yakin perempuan itu yang lamar daffa." Kata perempuan itu pede. Dihh... tidak tahu saja mereka bagaimana daffa saat mengajak menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Prince Cold
RomanceSeperti planet yang selalu mengitari matahari. Akupun juga seperti itu. Hidupku selalu tentang dirimu. Aku akan selalu ada untukmu. Tidak perduli dengan kebencianmu dan kata kata pedasmu padaku aku akan tetap bertahan agar kau jatuh cinta padaku. Fa...