#8-Camping-

301 17 1
                                    


~Semua laki laki itu sama saja.~
♡●♡

Suara ramai di depan mading sekolah membuat jantungku bertalu cepat. Kakiku melangkah cepat ke depan sekumpulan murid yang ingin melihat nilai mereka. Tubuhku yang kecil ini bisa menerobos masuk dan berada di depan mading.

Aku mencari cari nama Daffa takut dia mendapat nilai jelek karena aku. Dan aku tersenyum lebar melihat nama daffa ada di urutan nomor satu. Dia masih bertahan di nomor itu. Aku menoleh untuk mencari namaku. Namun mataku melihat daffa yang sedang keluar dari kerumunan. Aku tersenyum senang dan menghampirinya.

"Leon!" Seruku. Dia berhenti berjalan menoleh ke arahku yang sedang berlari ke arahnya.

Sampai di depannya tanganku terjulur untuk memberi selamat untuknya. Namun bukannya balasan yang aku terima dia malah menatap tanganku tanpa minat. Aku mengerucutkan bibirku kesal dan menurunkan tanganku.

"Selamat lo mendapat rangking satu lagi." Ucapku senang.

"Dalam hidup gue baru kali ini gue belajar tidak mungkin gue gak dapat nilai itu!" Jawabnya.

"Lo juga selamat sudah masuk 50 besar!" Katanya datar. Aku terbelak. Benarkah?!

"Gue masuk 50 besar?! Lo gak bohongkan?!" Seruku tidak percaya. Daffa menaikkan sebelah alisnya.

"Lo ke mading hanya untuk melihat nama gue?!" Tanyanya tidak percaya. Aku mengangguk.

Aku berbalik dan menyusup ke depan mading melihat namaku. Dan benar saja aku masuk ke dalam 50 besar. Namaku ada di urutan 50 dari 250 siswa? Aku berteriak senang. Aku tidak menyangka jika namaku bisa ada disana. Lagi aku menoleh ke arah daffa dan beralri menghampirinya.

"Makasih lo udah bantuin gue selama ini daf." Kataku senang. Tangan daffa terulur ke depan dan dengan senang hati aku membalasnya.

"Apaan sih lo?!" Katanya kesal dan menarik tangannya. Aku menatapnya bingung.

"Gue minta fotonya bukan salam!" Ucapnya menjawab kebingunganku. Aku hanya tersenyum dan mengangguk. Ku ambil foto daffa yang ada di saku bajuku dan memberikan padanya.

Dengan kesal daffa mengambil foto itu. Dia berbalik akan pergi. Namun teriakan beberapa orang membuat langkah daffa terhenti.

"Lo lupa kalau lo harus gendong fanny keliling sekolah ini?!" Seru mita. Aku terbelak menoleh ke arah mita. Kakiku melangkah cepat ke arahnya.

"Lo apa apaan sih mit?!" Kataku kesal.

"Iya lo harus penuhin janji lo! Harus jantan dong!" Seru rani. Kini aku melotot ke arahnya.

"Guys... gue udah batalin perjanjian itu. Jadi gak-"

"Yah gak boleh gitu dong!"

Aduh kenapa semua teman teman sekelasku jadi ikut ikutan begini?! Aku menatap daffa yang berdiri dengan wajah kesalnya menatapku. Ku hampiri dia agar tidak marah.

"Lo pergi aja anak anak biar gue-"

"Gak usah! Ayo cepat naik!" Seru daffa berdiri membelakangiku. Aku menatap punggung daffa senang. Akhh... apa ini mimpi?! Aku akan di gendong daffa?!

"Fanny?!"

Seruan itu menghentikan aku yang akan naik ke punggung daffa. Wira berlari ke arahku dan menarik tanganku. Aku menatapnya bingung. Ada dengan wira?

"Lo gak perlu gendong dia. Gue yang akan gendong lo." Katanya dan menggendongku ala bridal style. Aku terbelak dan memukul dadanya.

"Wira lo apa apaan sih?!" Seruku kesal. Dia hanya menatapku dengan santai.

I Love You Prince ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang