2

6.4K 664 20
                                    

Jika film Justin Timberlake yang berjudul Friends With Benefits berkisah tentang sahabat yang tak ingin keluar dari zona nyaman karena takut tersakiti namun sebenarnya saling mencintai dalam diam, judul apa yang cocok dengan hubungan Jisoo dengan Taeyong?
Mereka bahkan tidak punya nomer ponsel masing-masing. Taeyong saja tak tau darimana Jisoo berasal dan seperti apa rupa kedua orang tua Jisoo begitupun sebaliknya.

Kini sudah sebulan Jisoo menjalani peran sebagai "boneka kesenangan" Taeyong. Jika awal-awal ia selalu menangis saat Taeyong memaksanya untuk dilayani sekarang ia bisa menahan air mata meskipun terkadang air mata itu sering lolos keluar dengan sendirinya. Jangan tanya perasaan Jisoo bagaimana karena kalian tidak akan mengerti rasa sakit yang di rasakannya.

Malam ini adalah malam kedua Taeyong tidak ke apartment Jisoo. Ada perasaan lega namun tak menampik sedikit rasa khawatir di hati Jisoo.

'Dimana dia? Apa terjadi sesuatu yang buruk?' Bathinnya. Jisoo segera menghilangkan perasaan buruk tersebut. Bukankah ia seharusnya senang? Entahlah Jisoo sendiri masih bingung dengan diri dan perasaanya.

"Kau seharusnya senang Kim Jisoo. Iblis itu tidak membuatmu kesakitan malam ini dan kau bisa tidur dengan nyenyak. Seharusnya kau bahagia" monolog Jisoo pada dirinya.

Saat Jisoo sedang membersihkan meja bekas ia makan malam tadi pintu apartment tiba-tiba terbuka sendiri. 'kau tidak akan tidur nyenyak malam ini Jisoo' ia membathin. Jisoo sudah tau siapa yang datang karena malam itu Taeyong memaksanya untuk mengganti kode apartment nya dan tentu saja diketahui oleh Taeyong.

"I miss you" bisik Taeyong yang saat ini sedang memeluk Jisoo dari belakang.

Tak biasanya Taeyong bersikap seperti ini. Biasanya ia tak pernah memeluk Jisoo atau bersandar manja seperti sekarang, saat Taeyong datang siap tidak siap bibir Jisoo lah yang menjadi sasaran awal Taeyong. Jangan lupa tangannya yang suka bergeriliya.

Pelukan belakang Taeyong dengan tiba-tiba seperti ini membuat jantung Jisoo berdetak cepat. Tidak ia tidak takut namun ada yang lain, ditambah saat Taeyong mengatakan ia rindu ada perasaan yang menghangat mengalir diseluruh tubuh Jisoo saat ini.

Saat ini keduanya saling menikmati pelukan itu dalam diam. Taeyong yang membenamkan kepalanya pada tengkuk Jisoo dan menghirup dalam aroma tubuh Jisoo yang membuatnya tenang. Begitu juga Jisoo menikmati perubahan sikap Taeyong yang sekarang lembut dan manja kepadanya meskipun ia tak tau apa yang terjadi tapi Jisoo senang setidaknya Taeyong tidak memaksanya.

"T-taeyong..."

"Hmm"

"Apa kau sakit?" Tanya Jisoo

"Tidak"

"Lalu kenapa-"

"Jangan. Sebentar saja. Biarkan seperti ini" Cegah Taeyong saat Jisoo hendak melepaskan pelukannya.

Jika saat ini Jisoo sedang berhadapan mungkin Taeyong akan melihat wajah Jisoo yang memerah. Entahlah Jisoo mulai menikmati sikap Taeyong yang seperti ini.

Suasana kembali hening namun tak mengusik kedua insan yang sedang menikmati pelukan itu. Baik Jisoo ataupun Taeyong tak merasa canggung keduanya sama-sama nyaman, mungkin. Cukup rasanya memeluk gadis itu Taeyong memutar badan Jisoo menghadap kearahnya.

"Lihat aku" suara Taeyong yang rendah itu semakin membuat Jisoo tak fokus. Bahkan jantungnya sedari tadi berlomba untuk memompa darah lebih cepat.

Jisoo memberanikan diri untuk menatap mata Taeyong langsung. Selama ini ia tak pernah ralat hanya sekali ia berani menatap Taeyong tepat dimatanya. Hari dimana Taeyong mengambil semuanya dan semenjak itu Jisoo bahkan tak mau mungkin tak akan pernah mau untuk melihat mata Taeyong lagi.

"Kau takut padaku?" Mata Taeyong sangat sendu saat beradu dengan manik hitam Jisoo.

"Y-ya" bisik Jisoo.

Taeyong tersenyum tulus yang membuat semburat merah di pipi Jisoo saat melihatnya seperti itu. "Jangan takut" ucap Taeyong sebari mengusap rambut Jisoo. Taeyong tolong berhentilah bersikap manis karena Jisoo mungkin tak akan kuat.

"Dalam beberapa hari kedepan aku tak akan datang kesini karena ada urusan pekerjaan" jelas Taeyong yang masih menatap lekat Jisoo tepat dimatanya.

Ada rasa kecewa dalam diri Jisoo saat Taeyong berkata seperti itu. Tapi segera ia tepis karena seharusnya ia senang dalam beberapa hari kedepan malamnya akan menjadi malam yang normal.

"Kau akan pergi kemana?" Jisoo merutuki perkataannya barusan. Tak seharusnya ia peduli dan tak seharusnya ia bertanya seperti ini karena sekarang Taeyong tersenyum kembali. Hati Jisoo melemah.

"Las Vegas. Aku harus mengurus beberapa proyek disana" jelas Taeyong

"Hmm. Baiklah..."

"Jangan lupa makan karena kau terlalu sibuk nanti kau sakit..." Tuhan tolong putuskan saja lidah Jisoo. Ia tak ingin mengatakan itu tapi kenapa kata itu yang keluar. Taeyong tersenyum kembali mungkin ini lebih kekehan dan berhasil membuat Jisoo terpana.

"Kau juga, jangan sampai kelehan dengan pelatihan magangmu. Cukup aku saja yang membuatmu lelah diranjang" ucapan Taeyong berhasil membuat wajah Jisoo memerah dan membuatnya tampak menggoda. Sayang malam ini tidak bisa.

Hening kembali menyelimuti ruangan itu. Naluri alamiah Taeyong mengusap lembut wajah gadis didepannya. Jika boleh jujur Taeyong belum pernah merasakan perasaan yang seperti ini, ia tak bisa mendeskripsikannya namun terasa nyaman. Perlahan Taeyong mendekatkan wajahnya, Jisoo tak menolak. Entahlah mungkin is terbawa suasana.

Perlahan namun pasti Taeyong mendekatkan bibirnya ke milik Jisoo. Menciumnya dengan lembut dan perlahan. Aliran listrik menjalar ke kedua tubuh mereka. Taeyong yang selalu tergesa-gesa dan penuh nafsu sekarang menjadi sangat lembut. Jisoo tak bisa menolak, ia merasakan dan sangat menikmati sensi baru yang selama ini tak pernah Taeyong berikan. Tangan Taeyong menekan leher Jisoo demi memperdalam ciuman mereka. Ciuman pertama mereka yang terasa amat sangat manis.

Bibir mereka masih bertautan dengan lembut dan sesuai irama detak jantung mereka. Jisoo perlahan mengalungkan tangannya pada leher Taeyong sehingga mempermudah Taeyong untuk memperdalam ciuman yang tak mau Jisoo akhiri. Gigitan lembut Taeyong pada bibir Jisoo pertanda berakhirnya ciuman itu. Dengan mata yang masih terpejam serta tangan yang masih dileher Taeyong, Jisoo masih menikmati sisa-sisa sensasi manis yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"Aku pergi" pamit Taeyong seraya meneliti setiap inci wajah cantik Jisoo.

Perlahan Jisoo membuka matanya dan menatap kembali mata elang Taeyong. Tersirat rasa ingin tetap tinggal didalam mata kedua insan itu. Sedikit canggung dengan situasi ini Jisoo dan Taeyong melepaskan diri masing-masing. Jisoo mengiringi langkah Taeyong keluar dari apartmentnya.

Langkah Taeyong terhenti saat hendak keluar dari apartment Jisoo. Taeyong berbalik menatap Jisoo yang sedang menatapnya. Tiba-tiba Taeyong mengecup pucuk kepala Jisoo dengan lembut. Jangan tanya kenapa, Taeyong sendiri tak tau, yang ia tau sekarang Jisoo mematung dengan wajah yang memerah, Taeyong suka itu.

"Jangan rindukan aku, Las Vegas - Seoul itu terlalu jauh jadi aku tak bisa datang dalam sekejap mata" jelas Taeyong yang membuat Jisoo membelalakan matanya.

Berhasil membuat Jisoo blushing dengan amat parah membuat Taeyong puas dan keluar dengan hati yang senang. Belum pernah Taeyong sebahagia ini saat berurusan dengan wanita. 'Tunggu saja aku akan menerkammu saat aku pulang nanti' bathin Taeyong.

🐯🐯🐯🐯🐯

Rrrrraawww hehehe huaaaaahhhh aku nggak nyangka ada yang baca work taesoo pertamaku ini 😭😭 pas buka Wattpad tbtb ada banyak notif huhu makasih kalian yang sudah mau baca Insya Allah aku bakalan up secepatnya ♥♥♥

Huhu aku bahagia 😂♥ btw ini partnya agak gaje hehe😶 maaf jika banyak typo yaaa🙏🙏🙏🙏

Jangan lupa tinggalkan jejakkk🌟🌟🌟🌟🌟⭐⭐⭐⭐⭐

Salam dari bucinnya TaeSoo🌟🌟

HIM | lty x kjsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang