4

5K 557 20
                                    

Jisoo hendak beranjak dari ranjang setelah mematikan telpon dari orang tuanya. Namun Taeyong sudah duduk didepannya jadi ia urungkan niatnya.

"Kau yang terpilih untuk membacakan sumpah kerja Dokter?" Tanya Taeyong lembut yang membuat Jisoo sedikit terpana.

"I-iyaaa" wajah Jisoo sedikit memerah saat melihat Taeyong tersenyum tulus kearahnya.

"Aku tak bisa datang ke acara wisuda mu, maaf" Tuhan apa ini benar seorang Lee Taeyong? Tolong buat dia seperti ini saja Tuhan jangan biarkan iblis mengambil alih tubuhnya lagi.

"Tak apa, ada ibu dan ayahku dan jugaa ada Lisa Rose yang had-" ucapan Jisoo terpotong saat Taeyong menjatuhkan kepalanya kebahu Jisoo. Tubuhnya menengang, kenapa Taeyong sangat suka melakukan hal yang membuat jantung Jisoo berdetak cepat?

"Teruslah bicara, suaramu membuatku tenang" perkataan Taeyong itu berhasil membuat wajah Jisoo memanas dan jantungnya mungkin sudah jatuh hingga keujung kaki.

"Apa pekerjaanmu menyulitkanmu?" Pertanyaan Jisoo hanya dibalas anggukan dengan Taeyong yang masih bersandar dibahu Jisoo.

"Kenapa detak jantungmu sangat cepat?" Taeyong sudah menatap Jisoo dengan lekat dan jarak antara mereka cukup tipis.

"I-itu... Itu karena..." Jisoo benar- benar sangat malu saat bertatapan dengan Taeyong yang lembut seperti ini. Tatapan teduh Taeyong serta garis wajah yang tegas dan tak lupa dengan senyuman yang manis itu berhasil membuat Jisoo terpesona. Sama hal nya dengan Jisoo, Taeyong juga menikmati bagaimana Jisoo blushing karena dirinya. Mata Jisoo yang selalu lari saat Taeyong berusaha menatap nya, itu membuat Jisoo semakin menggoda dimata Taeyong.

Taeyong mendekatkan wajahnya dan perlahan Jisoo menutup matanya, merasakan hembusan nafas Taeyong dan tak lupa dengan bibir Taeyong yang sudah berpagutan dengan bibirnya. Hujat saja Jisoo, karena saat ini ia tak menolak Taeyong. Jujur Jisoo juga merindukan Taeyong yang lembut seperti ini begitu juga dengan Taeyong. Mereka berciuman cukup lama dan melepaskan sebentar agar dapat menghirup oksigen disekitar.

"I miss you so bad, Kim Jisoo" ucap Taeyong dan kembali melanjutkan kegiatan yang tertunda tadi.

Jisoo tak dapat menolak pesona Taeyong yang seperti ini. Tak apa jika malam ini Jisoo di cap murahan ataupun jalang tapi memang benar pesona Taeyong malam ini benar-benar berbeda dan Jisoo mengakui kalau ia menyukainya. Taeyong memperlakukannya dengan lembut malam ini, menyentuh dan mencumbui Jisoo dengan perlahan dan tidak tergesa-gesah. Tak ada kekerasan tak ada tangisan, yang ada hanya desahan Jisoo yang belum pernah didengar oleh Taeyong.

Bohong jika Jisoo tak menyukai cara Taeyong yang menyentuhnya seperti ini. Ia sangat menikmati nya bahkan candu. Tapi hanya dengan sikap Taeyong yang seperti ini. Untuk pertama kalinya Jisoo memberikan tubuhnya pada Taeyong tanpa pemaksaan. Jisoo tak tau kenapa yang ia tau hanya ia menyukai Taeyong malam ini.

Mata Jisoo perlahan terbuka, betapa kagetnya ia saat melihat tangan yang melingkar dipinggangnya. Jisoo tak menyangka jika ia melakukan itu dengan senang hati semalam bahkan Taeyong untuk pertama kali tidur di sampingnya. Jisoo memutar badan menghadap kearah Taeyong, memperhatikan wajah nan rupawan itu teliti. 'Jika seperti ini kau seperti anak kecil yang polos' begitulah bathin Jisoo berucap. Jisoo bangkit perlahan karena tak ingin membangunkan Taeyong.

Setelah mandi dan berbenah, Jisoo memasak sarapan untuk mereka berdua. Jisoo bahkan sempat berkhayal bahwa sekarang ia dan Taeyong sudah menikah, lupakan itu Jisoo itu tak akan mungkin terjadi. Setelah menyajikan sarapan Jisoo bergegas membangunkan Taeyong karena ia ingin mulai berias untuk ceremony-nya nanti.

"Kau sudah bangun?" Jisoo kaget saat menghampiri Taeyong kekamar ternyata Taeyong sedang memasang celananya kembali. Wajah Jisoo memerah saat melihat Taeyong topless seperti sekarang ini.

"Kau belum siap-siap?" Tanya Taeyong dengan suara khas orang bangun tidur.

"Nanti setelah sarapan. Aku membuatkan untukmu juga" balas Jisoo dengan senyuman yang manis di pagi hari. Taeyong yang melihat Jisoo untuk pertama kali tersenyum kepadanya ikut menarik kedua sudut bibir tanpa ia sadari.

Disinilah mereka, makan dengan diam dan tak tau bagaimana cara membuka topik untuk berbicara. Taeyong menikmati pemandangan didepannya, menurut nya Jisoo sangat cantik saat ini, hanya dilapisi oleh makeup yang tipis tapi sangat memancarkan kecantikannya begitu banyak.

"Aku akan mengantarmu, sekretarisku sudah menunggu dibawah" ucap Taeyong membuka pembicaraan.

"Eh.. Tak usah aku bisa sendiri, aku bisa pergi dengan taksi" tolak Jisoo halus.

"Aku tak menerima penolakan" akhir Taeyong dengan senyum. Jika selama ini Jisoo hanya membaca kalimat itu di novel romansa favoritnya sekarang ia mendengarnya langsung. Ia sekarang tau bagaimana rasanya benar-benar menyenangkan.

Tampilan Jisoo yang minimalist dengan sanggul yang simple menambah kesan anggun yang ada padanya. Mata Taeyong sedari tadi hanya memperhatikan Jisoo bahkan dalam diam ia mengagumi ciptaan Tuhan yang disamping nya. Mereka akhirnya sampai didepan gerbang kampus Jisoo, begitu ramai.

"Aku hanya bisa mengantarmu sampai disini" kata Taeyong saat keluar dari mobil.

"Tak apa" singkat Jisoo dengan senyuman.

Taeyong mengambil sesuatu dari sekretarisnya. "Ini untukmu" satu buah bucket mawar putih dan kotak kecil terselip note 'Selamat telah menjadi seorang Dokter' diberikan pada Jisoo. Senyum Jisoo mengembang saat tau jika Taeyong mempunyai sisi romantis seperti ini.

"Bunga yang cantik"

"Kau lebih cantik dari bunga itu" puji Taeyong tulus yang berhasil membuat Jisoo merona.

Taeyong memasangkan kalung -isi kotak kecil tadi- kepada Jisoo. "Serasi denganmu" ucap Taeyong.

"Terima kasih, tapi Taeyong ini terlalu banyak untukku, ak-" ucapan Jisoo terpotong saat Taeyong mengecup singkat bibirnya.

"Aku akan pergi ke Jepang selama 4 hari. Jangan rindukan aku. Aku pergi" Taeyong meninggalkan Jisoo yang masih mematung. Baru beberapa langkah Taeyong berbalik dan berbisik.

"Don't you dare to play with yourself, just wait for me" Taeyong memberikan smirk andalannya dan kembali berlalu meninggalkan Jisoo yang mematung tak lupa dengan wajahnya yang merah padam, karena malu akan ucapan Taeyong tadi.

Jisoo ingin meneriaki Taeyong namun ia tahan karena ia takut menjadi pusat perhatian. Biarkanlah mereka saat ini merasakan adanya kupu-kupu didalam perut mereka. Meskipun mereka belum bisa mengatakan mereka jatuh cinta, biarkan saja karena seperti orang-orang bilang cinta datang karena terbiasa.



🐯🐯🐯🐯🐯

Hehe double up😍😍😍🌟🌟🌟🌟

Aku mau bikin part TaeSoo yang manis tapi keknya ini nggak manis grgr kekurangan gula(?) Wkwk semonga ngefeels ya 😚😚😚😚♥♥♥♥

Jangan lupa tinggalkan jejakkk voment 🌟🌟🌟 ✏✏✏

HIM | lty x kjsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang