14

3.7K 408 58
                                    

[ Haiiii!!! maaf kemarin itu aku nggak bisa up tapi kali ini aku up pertama kali aku ngetik part ini di laptop mayan pegel tapi aku bersyukur jempolku aman hehe 2000++ words meskipun nggak panjang semoga part ini kalian suka hehe... maaf aku nggak double up :( tapi aku nulis part yang mayan manis hehe.^^ semoga kalian sukaaa~ happpy reading dan maaf typo soalnya aku ngetik langsung up hehe] ps. disarankan baca sambil dengerin lagi Christina Perri - A Thousand Years.

"Terima kasih..."

"Untuk?"

"Menyelamatkan kami..."

"Hmm? Haha... seharusnya aku yang berterima kasih kepadamu, karena tadi benar-benar membosankan, kau tau ada satu rekan kerja ayahku ingin menjodohkan anaknya denganku, aku benar-benar membenci hal seperti itu." Jelas Suho sembari fokus dengan jalanan kota.

Jisoo memainkan jemarinya, mengetuk-ngetuk kuku jarinya satu sama lain. Gadis ini benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan, lelaki yang disampingnya saat ini sudah terlalu banyak menolong dia dan anaknya, Noah.

"Maaf..."

Suho melirik Jisoo sekilas lalu kembali kejalanan. "kali ini untuk apalagi? Hm?"

"Kami terlalu banyak merepotkanmu... a-aku benar-benar tidak tahu akan membalasmu dengan apa nanti..." cicit perempuan bersurai gelap itu.

"Itu lagi? Kenapa pembahasanmu selalu saja tentang kau merepotkanku? Sudah ribuan kali aku katakan kehadiran kalian tidak pernah merepotkanku... sampai kapan kita terus membahas hal ini? Hm." Sekilas Suho mengusap rambut Jisoo. Lelaki itu memang tidak pernah mengerti bagaimana cara pemikiran Jisoo selama ini. Ia selalu berpikir hal bodoh seperti itu namun sebenarnya Suho benar-benar tidak merasa direpotkan oleh Jisoo dan Noah. Ia senang karena kehadiran mereka mengisi separuh kehidupannya yang kosong semenjak kecelakaan 5 tahun yang lalu.

By the way, jika kalian menanyakan Noah dimana bocah itu tengah terlelap dikursi bayinya. Ia bilang terlalu lelah berfikir dengan puzzle, ah! Benar-benar memuakan untuk anak berumur 4 tahun.

"Aku benar-benar ingin membalas semua kebaikanmu Suho..."

"Baiklah kalau begitu... jadilah istriku..." mendengar jawaban Suho sontak membuat Jisoo memutar kepalanya tepat kearah Suho yang tengah tersenyum jahil. Memang bukan pertama kali Suho seperti, ia selalu meminta Jisoo menjadi istrinya meskipun diselingi senyuman atau tawa diantaranya.

"Kenapa? Kau tak bisa?... aku tau kau belum bisa membuka hati kepada lelaki manapun"

"Bagaimana dengan kau sendiri? Apa kau sudah mendapatkan pengganti Irene dihatimu?... aku tau kau juga belum bisa membuka hatimu untuk wanita lain."

"Apa yang barusan itu? Kau membalikan perkataanku?..." tawa mereka pecah. Beginilah ending yang selalu ada dipembahasan mereka berdua.

"Terkadang aku bertanya, kenapa nasib percintaan kita semenyedihkan ini..."

"Aku juga pernah berpikir seperti itu Jisoo..."

Mereka terdiam kembali, tenang. Hanya diiringi sedikit lantunan musik dari radio yang mereka dengarkan sepanjang perjalanan. Tak lupa dengkuran halus dari malaikat kecil yang tengah bermimpi indah. "Apa kau sudah siap untuk esok?" pertanyaan Jisoo menghentikan Suho saat hendak melangkah kedalam rumahnya. Mereka sebenarnya tidak tinggal bersama, namun dikarenakan besok adalah hari pernikahan Irene, jadi Suho meminta Jisoo dan Noah untuk tinggal bersamanya.

Suho hanya berlalu, ia tak tahu apa ia sudah benar-benar siap akan hari esok entah tidak. Lelaki itu menidurkan Noah dengan lembut. Memang lelaki gentleman. Ia mendekati Jisoo yang tengah bersandar didepan pintu dengan tangan terlipat didadanya. "Apa aku harus mengacau esok hari?"

HIM | lty x kjsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang