7

4.4K 526 39
                                    

Mata Jisoo membulat saat melihat lelaki yang sudah ia rindukan selama seminggu ini. Lelaki itu tak sendiri namun tengah bercumbu dengan wanita lain. Panas. Remuk sudah hatinya yang sudah retak, menyaksikan hal cukup menjijikan cukup membuat air matanya tumpah.

"Maksudmu Lee Taeyong CEO muda dari Lee Corps?" Rose menahan Jisoo yang hendak masuk lagi kedalam lift.

"K-kau..." Ucapan Rose terhenti saat isak tangis Jisoo tak mampu ia tahan lagi. Rose melihat tatapan Jisoo, amarahnya sudah memuncak, hendak ia maju namun tertahan oleh Jisoo.

"Jangan... Ku mohon"

"Setidaknya biarkan aku menampar bajingan itu!" Rose melepas genggaman Jisoo dan berjalan cepat dengan emosi yang sudah memuncak dengan cepat tangan Rose melayang dan meninggalkan jejak di pipi Taeyong.

"APA APAAN INI?!!!...."

"Kau bajingan bahkan lebih rendah dari cacing tanah! Setelah menyakiti kakakku kau malah bercumbu dengan jalang ini"

"Jangan ucapan mu!"

"Rose! Cukup!!" Jisoo datang untuk melerai saat wanita mainan Taeyong ini hendak menampar Rose.

"Jisoo??" Heran Taeyong

"APA!!.. dan kau bajingan, jika kau tidak bisa bertanggung jawab setidaknya gunakan pengaman!!! Dan kau jalang b- hmmmppphhhh" mulut Rose dibekap oleh June dan segera membawanya pergi karena mereka sudah mulai menarik perhatian yang lain.

"Kau tak apa? Ayo Kita pergi" Tanya Eunwoo seraya memasangkan jas pada pundak Jisoo serta menangkup gadis itu.

"Tunggu..." Jisoo menghentikan langkah dan berbalik, ia masih melihat Taeyong berdiri menatapnya sedangkan wanita itu masih mengumpat kasar. Jisoo membuka kaitan kalung pemberian Taeyong sebagai hadiah wisudanya dulu dan mengembalikannya "ini... Sudah saatnya kau melepaskanku" ucap Jisoo seraya membalikan badan lemah dan kembali mendekat kepada Eunwoo.

Langkahnya tertahan saat Taeyong menahan tangan gadis itu. Ia menatapnya penuh harap "Jangan pergi... Ku mohon". Seorang Lee Taeyong memohon until tidak ditinggalkan membuat wanita disampingnya terkejut.

"Maaf... Dan terima kasih untuk semuanya" Jisoo melepaskan tangan itu dan bergerak cepat mendekat ke Eunwoo, kembali di rengkuhnya tubuh Jisoo dan dibimbing menuju pintu keluar.

Taeyong hanya terdiam, hatinya sangat sakit dan hancur saat melihat Jisoo memberikan kalungnya. Ingin rasanya Taeyong menahan Jisoo dan membawanya pergi namun entah kenapa tubuhnya tak dapat digerakkan. Taeyong merasakan basah dikedua pipinya. Tunggu? Ia menangis? Karena Jisoo?

"Kau menangis?" Tanya gadis tadi yang sedari tadi mengamati Taeyong

"Kau bahkan tak pernah menangisiku, apa dia yang sudah membuatmu lemah seperti ini?" Tanya nya lagi

"Kim Hee Joeng!"

"Kau sudah bisa berteriak kepadaku?"

"Aku tidak ingin berdebat!"

"Karena perempuan kuno seperti dia kau menjadi seperti ini? Csk! Yang benar saja! Jangan bilang kau sudah mencintainya Lee Taeyong!"

"Tidak bisakah kau diam?"

"Aku tak akan diam sebelum ka-"

Taeyong melumat bibir Hee Joeng kasar, bukan karena Taeyong menyukainya. Namun karena Taeyong tak ingin mendengar apapun dari mulut sahabatnya ini. Taeyong melepas bibirnya namun mereka masih berdekatan. Hee Joeng sudah lama menggilai lelaku rupawan ini namun tak pernah terbalaskan.

"Kau mencintainya?" Tanya Hee Joeng dengan tatapan mendalam

Taeyong hanya menatap manik sahabatnya lekat, namun ia tak merasakan apapun. Berbeda saat ia bersama Jisoo, ia merasakan getaran aneh dalam dirinya.

HIM | lty x kjsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang