6

4.5K 574 20
                                    

Kisah cinta yang manis? Pastilah impian semua orang. Tidak ada orang di dunia ini yang ingin kisah percintaannya berakhir tragis. Tapi bagi gadis yang tengah termenung menatap langit ini berbeda, kisah cintanya pasti sudah tertulis dengan akhir yang tragis. Ia harus menanggung sendiri rasa yang tak akan pernah terbalaskan, menahan sendiri rindu yang bergejolak serta menahan sendiri untuk tidak menemuinya. Meskipun ia nekat untuk pergi, ia tak bisa karena tak tahu dimana sang pujaan hati berada.

"Beginikah akhirnya?" Keluhnya sendiri sambil menggenggam erat benda ditangannya.

Jisoo -gadis itu- menahan setiap bulir air mata yang hendak keluar, menatap langit malam yang kini tak terhiasi oleh bintang-bintang. Mungkin Sang Pencipta tau jikalau ada insan yang terluka malam ini, karena itu langit menjadi sendu. Ia tersenyum namun sorot mata yang di pancarkan sangat kelam, saat menatap benda kecil di tangannya yang nenunjukan dua garis yang menandakan bahwa gadis itu positif hamil.

"Jika kami adalah suami-istri, pasti moment ini akan membahagiakan semua pihak.... T-tapi....."

Tangisan yang sedari ditahan akhirnya pecah, tak sanggup menahan cobaan bathin yang terus menerus datang. Ia sandaran namun kemana akan ia cari? Taeyong? Sudah seminggu ia tak kemari, jangankan untuk 'bermain' untuk menyapa pun tidak. Menelpon? Bukankah sudah dijelaskan jika mereka tidak mempunyai nomer ponsel masing-masing? Jangan memaksa Jisoo untuk mencarinya karena ia tak tau harus mencari kemana.

"Jika aku memberitahunya, apa reaksi yang akan aku terima? Apa ia akan menerimaku? Cih! Apa yang aku pikirkan? Berhentilah berkhayal Kim Jisoo! Sekarang kuatlah untuk anakmu! Semua sudah terjadi da-"

Dering ponsel menginterupsi monolog gadis bersurai hitam itu. Tertulis sebuah nama "Rose" dengan emotikon mawar, ia segera menghapus air matanya dan berdehem untuk memulihkan suaranya kembali.

"Halo?"

"Kenapa lama sekali mengangkat telponku?"

"Ah! Maaf aku dari dapur jadi aku baru bisa mengangkatnya"

"Begitu... Aku tadi ingin ke apartmentmu tapi aku takut kalau kau sedang bersama kekasihmu"

"Oh ya? Eunghh sebenarnya dia bukan kekasihku Rose..."

"Tapi kau sudah jatuh cinta dengannya bukan?"

"Kenapa kau menelponku tengah malam begini?" Tanya Jisoo untuk mengalihkan pembicaraan.

"Ah! Aku sampai lupa, besok malam temani aku datang ke pestanya sepupu June, kau bisa kan?"

Jisoo nampak berfikir, yang dia butuhkan sekarang adalah hiburan. Ia juga berencana untuk menceritakan tentang kehamilannya pada Rose.

"Kau menjemputku?"

"No! But dr. Eunwoo yang akan menjemputmu"

"Eunwoo? Kau mengenalnya?"

"Dia juga masih kerabat June! Kau terkejut? Sama aku juga, bahkan aku berfikir kalau June itu di adobsi, kau taukan ketampanan dr. Eunwoo-"

"Berhenti menjelekanku Park Chaeyong!!!"

"Ya sudah... Sampai bertemu di pesta-"

Bahkan belum sempat Jisoo menyelesaikan perkataannya sambungan sudah terputus. Adik tingkatnya memang bar bar bahkan mungkin saat menjelekan kekasihnya tepat didepan wajah June, dan membuat June marah. Membayangkan kedua insan itu bertengkar sudah cukup menaikan mood Jisoo yang buruk beberapa hari ini. Setidaknya ia berharap besok akan lebih baik dari hari ini.

Gaun hitam selutut dan rambut yang terurai serta dipoles dengan make up seadanya tak menutupi kecantikan Jisoo. Ia masih menatap pantulan dirinya sambil mengusap perut datarnya perlahan. Menghela nafas berat selagi memperkuatkan diri untuk menjalani kehidupan yang kejam ini.

HIM | lty x kjsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang