23

3.5K 334 50
                                    

[ Mampus aku ngetiknya 4314 words wkwk part paling panjang keknya heheh selamat membaca, maap q suka typo heheh ]


Kejadian semalam membuat Jisoo kalut, bukan untuk dirinya melainkan anaknya, Noah. Anak itu baru saja mengatakan bahwa dia sangat senang mempunyai seorang ayah namun beberapa saat kemudian ia kehilangan semua itu karena keegoisan orang tuanya. Jisoo benar-benar menyesal, seharusnya ia bisa menahan emosinya namun ia begitu lemah akibatnya Noah lah yang akan tersakiti. Bersyukur ia masih mempunyai Suho, setidaknya sekarang Noah melupakan kejadian semalam.

Suho mendatangi kediaman keluarga Lee saat mendengar permintaan Jisoo kemarin siang, wanita itu ingin berbicara kepadanya. Maka dari itu disinilah ia sekarang duduk di gazebo milik keluarga Lee, tak berbeda jauh dengan rumahnya namun kesan mewah yang ditonjolkan disini memang berbeda. Suho dan Jisoo duduk disana sembari melihat Noah yang asik bermain dengan mainan mobil yang bisa ia kendarai. Tentunya dalam pengawasan ketat Suho.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Suho kepada Jisoo yang sedari tadi hanya melamun. Pertanyaan Suho membuat Jisoo tersentak dan kembali kealamnya. Jisoo menatap dalam manik Suho, mencoba untuk memohon kepada lelaki tersebut.

"Sebenarnya aku ingin bicarakan tentang sesuatu tapi itu tidak penting sekarang... aku ingin meminta tolong padamu..." ujar Jisoo sembari memainkan kuku jarinya.

"Apa terjadi sesuatu?"

"Uh??... tidak..."

"Kau sangat buruk dalam hal berbohong Kim Jisoo!... sama seperti Noah, jika kalian berbohong kalian selalu memainkan kuku jari dan juga tidak mau menatapku jika berbicara..."

Apa yang Suho bilang benar adanya, Jisoo berbohong karena ia tidak mau Suho menjadi brutal kepada Taeyong. Karena jika melihat kebelakang bekas pukulan Suho waktu itu masih tertera diwajah tampan Taeyong meskipun mulai memudar.

"Bisakah kau membawa Noah bersamamu untuk beberapa hari ini?" kata Jisoo yang mulai menciut. Ia benar-benar takut namun Suho merupakan orang yang tepat jika dalam hal mengurus Noah.

"Ternyata benar ada sesuatu... kenapa? Apa lelaki itu menyakitimu lagi?" ujar Suho tepat sasaran.

"Tidak! Hanya saja menurutku Noah akan aman jika bersamamu... seorang teman Taeyong datang tapi... hmm entahlah aku hanya berfirasat jika Noah hanya akan aman jika bersamamu..."

Melihat Jisoo yang tak jelas seperti ini membuat Suho khawatir. Suho menghadapkan Jisoo kepadanya, mengangkat dagu gadis tersebut agar bisa bertatapan dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Tatap aku jika kau berbicara padaku!!!"

Mata Jisoo mulai berkaca-kaca, ia benar-benar tidak bisa menghadapi Suho jika ia sedang mempunyai masalah. Bagi Jisoo, lelaki ini adalah segalanya setelah Noah. Suho terkadang bersikap seperti seorang ayah baginya, namun perhatian Suho padanya sama seperti seorang kakak meskipun Jisoo adalah anak tunggal. Suho juga bisa menjadi sahabat sekaligus suami dalam saat yang bersamaan, jika Jisoo membutuhkannya. Suho benar-benar lelaki yang sempurna.

"Apa terjadi sesuatu?" kata Suho dengan nada pelan namun tak menghilangkan kekhawatirannya. Jisoo menggangguk lemah tanpa ia sadari setetes bulir jatuh dipipinya yang kemudian dengan cepatnya Suho menghapus bulir itu.

"Apa kau butuh bantuanku?" tanya Suho lagi namun dibalas gelengan oleh Jisoo.

"Aku sudah banyak merepotkanmu... selama lima tahun ini aku selalu berada didalam bayangan kakimu, jika aku menghadapi masalah... sekarang saatnya aku melangkah sendiri untuk menghadapinya... aku tahu, jika kau tidak akan selamanya ada disampingku... kau berhak mencari kebahagiaanmu sendiri..." Jisoo meluapkan semua emosinya kepada Suho yang berakibat air matanya mulai berjatuhan. Meskipun Suho sudah mencoba untuk menghapus air mata Jisoo tetap tidak bisa menguranginya.

HIM | lty x kjsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang