Bagian 1

171 13 2
                                    

Sahabat adalah orang yang pertama kali mengenali sifatmu dan tingkah lakumu daripada orang lain
(By:N.A.J.B)

***

"Adel, kamu ngapain?" tanyaku yang sedari tadi memandang Adelia. Adelia adalah sahabat baruku dibangku kelas sepuluh ini nama panjangnya adalah Adelia Rana Putri. Aku sering memanggilnya Adel berbeda dengan teman-temanku yang memanggilnya putri atau Rana.

"Baca novel, Bil"ujarnya sekenanya.

"Baca novel apa ngelamun?" tanyaku padanya, ya memang di memegang novel tapi matanya tidak memandang novel tersebut.

"Baca novel, Abila.!!"ujarnya menekan kata Abila. Oh ya perkenalkan namanku Abila khaira Hafsah, semua temanku memanggilku Abila kecuali orang-orang terdekatku saja yaang memanggilku Hafsah.

"Bohong....mana ada baca novel, fokusnya ke hal lain bukan ke novelnya"ujarku menskakmat Adel.

"Iya, iya kamu benar aku lagi melamun puas"ujarnya dengan tampang kesal.

"Puas"ujarku padanya sambil menahan tawaku, karena melihat muka kesalnya itu. Memung mulai aku bersahabt dengannya aku jarang menang berdebat dengannya.

"Emang ngelamunin apa sih sampai novelnya di kacangin" ujarku pada Adel.

"Tentang Almarhum"ujarnya dengan sedih. Ya memang Adel memiliki mantan pacar yang telah meninggal tapi dia enggan bercerita padaku kenapa mantannya itu meninggal.

"Lupakan semuanya Del, ingat kamu masih punya Arka" ujarku padanya. Iya Adel memiliki pacar yaitu Arka Habib Altair, tapi mengapa adel masih memikirkan mantan pacarnya yang sudah meninggal.

"Kenapa masih dipikirin? Kan ada Arka" ujarku padanya.

"Udah jangan bahas Arka lagi aku males dengernya"ucapnya dengan enteng.

"Kenapa? Kan dia pacarmu"ujarku padanya yang masih bingung tentang hal ini.

"Aku udah putus dengan dia, karena ada beberapa konflik didalam hubungan kita"ujarnya menjelaskan padaku.

"Ooo..."responku.

'Allahu akbar.... Allahu akbar'

"Ayo kita shalat"ujarku karena adzan sudah mulai berkumandang.

"Ayo"Ujarnya , kami pun berangkat bersama teman-teman yang lain.

Setelah shalat kami pun memakai sepatu dan tak sengaja mata Adel melihat seseorang yang ia suka dan di kagumi.

"Bil..."ucapnya dengan nada pelan.

"Hn.."gumamku meresponnya.

"Itu.. tuh" tunjuknya ke arah seorang ikhwan yang pasti dia adalah senior kami.

"Oooo... Kak Ali"Ujarku sekenanya karena aku tau dia sejak dulu mengagumi kak Ali. Yang mempunyai nama panjang Ali Rashid Attariq, senior sekaligus ketua Rohis di sekolah ini.

Dia juga adalah salah satu orang terganteng di sekolah ini menurut anak-anak. kalau kata Adel 'Bil dia itu idaman banget sudah ganteng, tau agama lagi pastinya siapa aja yang jadi calon istrinya pasti beruntung' itu ucapan yang sering Adel ucapkan sampai aku hafal betul ucapa itu.

"Lebih gantengan kak Bryan" ujar Karina ikut bicara, dia adalah sahabatku juga dan termasuk anggota BFF(Aku, Adel, Karina, Nabilla, Najwa, Azzahra, Laila & Nada)

"Kak Bryan yang mana?"tanyaku padanya. Ya memang aku sudah setengah tahun di sini tapi aku tak tau semua siswa & siswi yang populer karena aku tidak tertarik tentang hal itu.

"Itu loh Bil... Bryan Umar Said"ujarnya akupun mulai mengingat-ingat nama tersebut dan ya aku mengingatnya karena dia adalah kakak kelas yang menempuh bantara bersama aku dan Karina.

"Ooo... yang itu"ujarku tidak tertarik mulai dari Kak Ali maupun Kak Bryian. Mungkin ini memang efek dari masalalu.

"Uh... mulai tadi responmu kayak gitu terus, emangnya kamu tidak tertarik pada mereka berdua? Apa mungkin kamu sedang menyukai orang lain?"Tanya Adel yang membuatku tambah bete karena pertanyaan itu membuatku mengingat masalalu yang belum pernah kiceritakan sama sekali pada mereka.

"Sudah aku bilang kalau aku nggak akan punya pacar atau orang yang aku suka, dan aku nggak tertarik sama kak Ali maupun Bryan"ujarku dengan sedikit emosi dan langsung meninggalkan mereka semua kekelas.

Aku pun menaruh alat shalatku dalam tas yang ada dan kangsung pergi menuju taman yang ada di sekolah ini, di sinilah tempat yang membuatku senang dan dapat melupakan segalanya.

Aku menyandarkan tubuhku di pohon besar. Aku menuntup mataku tak terasa air mataku mengalir mulus di pipiku. Mengapa aku menangis? Apa aku masih suka dengannya? Mengapa aku memikirkannya? Apa peduliku? pikiranku berkecamuk mengingat kenangan lamaku bersamanya.

"Jangan nangis aku nggak mau lihat kamu nangis lagi"ujar seseorang yang mengagetkanku, aku pun membuka mata dan menemukan seseorang didepanku dia adalah Adel.

"Aku nggak papa kok"ujarku menghapus air mata dan membenarkan posisi tubuhku.

"Kenapa nyari aku?"ujarku bertanya agar dia tak bertanya kepadaku hal yang belum bisa aku katakan padanya.

"Nggak papa kok, aku cuma mau minta maaf karena tadi"ujarnya duduk di sampingku.

"Nggak kok seharusnya aku yang minta maaf karena hal tadi" ujarku merasa bersalah padanya.

"Oh ya kenapa tadi nangis?" ujarnya sepertunya aku harus jujur padanya aku tak mau menyembunyikan sesuatu hal padanya.

"Aku.." ucapku ragu ingin mengunkapkan itu.

"Jadi kalian berdua ada disini " ujar seseorang kami pun menoleh ke sumber suara tersebut ternyata dia Karina.

"Iya Rin"ujarku.

"Ngapain?"Tanyanya pada kami.

"Nggak ngapa-ngapain"ujarku pada Karina yang berjalan kearah kami.

"Aku cuma nanya-nanya aja kok ke Abila"ujar Adel pada karini yang sudah duduk di samping kami. Kami pun bersandar di pohon tersebut.

"Oh ya Bil kamu kenapa nangis?" tanya Adel, aku kira ia sudah lupa tentang hal itu.

"Nangis?... siapa yang nangis?" tanya Karina.

"iya nangis, Abila"jawab Adel, sedang aku mempunyai firasat yang mungkin buruk.

"Kok nangis Bil?" ujar Karina.

"Iya Bil kok nangis?" ujar Adel juga. Benar ternyata firasatku aku pasti akan di introgasi oleh mereka berdua. Dalam hal persahabatan yang paling aku takuti adalah sesi introgasi oleh sahabat karena kalau meteka mengintrogasi anggota mereka pasti harus dijawab dan tidak boleh pergi sebelum dijawab dengan rinci.

"Nggak kenapa-napa kok Del,Rin" ujarku agar mereka tak mengkhawatikan diriku, apalagi Adel kalau tau masalaluku pasti dia akan marah dengannya.

"Jujur kenapa, aku tau kamu itu nyembunyiin sesuatu dari kita berdua"ujar Karina sekali lagi.

"Kalau bohong itu dosa loh Bil" tambah Adel, karena Adel tau aku paling takut kalau bicara mengenai dosa.

"Pokoknya kalian nggak boleh bilang kesiapa-siapa apalagi BFF karena aku tak ingin mereka terbebani dengan hal ini"ujarku pada mereka berdua.

"Ok/iya"ujar Adel dan Karina serentak.

"jadi begini...."ucapku mulai bercerita.

🌟🌟🌟

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Masih ada yang nunggu cerita ini kirim komentar tentang cerita ini ya aku pengen tau kalian suka apa nggak sama cerita ini. Dan terima kasih banyak yang udah baca. Mungkin part nanti itu tentang masa lalu Abila, kalian mau tau siapa yang membuat Abila seperti itu. Baca terus ya kelanjutan ceritanaya.

Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama kalin semua 👑👑👑

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

01-12-2018

N.A.J.B

Arti Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang