Bagian 23 : Nabilla

21 1 0
                                    

'Aku ingin cintaku seperti Ali dan Fatimah dan juga berakhir seperti mereka"

(NAJB)

***
Nabila pov

Aku sekarang sedang berada di depan rumah sahabatku yaitu Abila karena aku ingin menitipkan sesuatu padanya.

'Ting.... tong....' bunyi bel yang aku tekan.

"Assalamu'alaikum....!!!" panggilku dan setelah beberapa saat seseorang membuka pintu.

Dia adalah kakak dari sahabatku dan orang yang aku cintai dalam diam yaitu Rifqi dia adalah orang yang pertama kali membuat mengenal cinta.

Tapi sekarang aku sadar bahwa cinta yang sesungguhnya hanya milik Allah. Akhirnya aku pun membuang cinta itu meskipun hatiku selalu bedebar saat di dekatnya.

"Wa'alaikumsalam... oh Billa, sini masuk" ucapnya dengan senyum yang tak hilang dari bibirnya, aku pun masuk.

"Kak Abilanya ada....???" tanyaku sambil menunduk dan menetralkan detak jantungku karena kak Rifqi.

"Abilanya ada di kamarnya kok..." ucapnya dan aku pun mengangguk tanda mengerti.

"Kalau gitu aku kesana dulu ya kak, asslamu'alaikum..." ucapku dan langsung pergi karena tak ingin berlama-lama disana.

"Wa'alaikumsalam..." ucapnya saat aku sudah meninggalkannya walaupun begitu, suaranya masih juga terdengar olehku.

Aku pun berjalan ke lantai atas kamar Abila, sambil menetralkan degup jantungku yang berdegup sangat kencang.

Akhirnya aku sampai ke kamar sahabatku yang aku pun mengetuk pintunya.

'Tok....tok...tok...'

"Assalamu'alaikum Bil....!" salamku bersamaan dengan ketukkan pintu.

"Wa'alaikumsalam.... eh, mbak Nabilla. Silahkam masuk mbak..." ucap Abila dan aku pun mulai masuk.

Saat aku di dalam perasaanku masih sama seperti dulu yaitu kagum akan ruangan ini karena tak ada yg berubah walaupun aku dan BFF memberi saran untuk merubahnya.

"Nggak di ikutin saran dari kami Bil???" tanyaku membuka pembicaraaan.

"Nggak mbak soalnya setiap aku mau ngeubah kamar ini, aku selalu mengingat hal-hal yang terjadi sewaktu kecil" ucapnya.

"Yaudah, itu juga keputusanmu kok Bil..." ucapku padanya.

"Oh iya mbak, tumben kemari sendirian juga kan biasanya bareng BFF...???" tanyanya yang memvuatku ingat tentang niat awalku kemari.

"Aku sampai lupa, ini..." ucapku menyodorkan sebuah amplop yang berisi surat.

"Apa ini mbak...???" tanyanya sambil menatap amplop yang aku berikan tadi.

"Aku nitip itu, soalnya aku ada acara keluarga jadi nggak bisa masuk" ucapku menjelaskan padanya.

"BFF tau kalau mbak-" ucapnya terpotong dengan ketukkan pintu.

"Assalamu'alaikum...." ucap seseorang dari luar dan aku mengenali suara itu orang tersebuat adalah orang yang menggetarkan hatiku.

"Wa'alaikumsalam..." ucapku dan Aisyah.

"Kakak buka ya dek...." ucapnya dari luar.

"Iya kak..." ucap Abila.

Orang itu membuka pintu kamar Abila sedangkan aku pun menundukkan kepalaku agar tak melihat wajahnya lagi.

"Ada apa kak...???" tanya Abila pada Rifqi.

"Nggak papa dek cuma nganterin ini" ucapnya yang sambil mengangkat makanan ringan dan 2 gelas minuman yang ia bawa.

Arti Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang