Bagian 26 : Luka

34 1 0
                                    

'Setiap luka bisa kau obati termasuk luka yang ada di hatimu'

(Abila)

***
Author pov.

Beberapa hari ini Abila jarang bergaul dengan sahabat-sahabatnya termasuk Adel sendiri, ia lebih suka menyendiri saat kejadian itu.

Kejadian yang merubah kehidupanya menjadi seperti sekarang yaitu tak berwarna, ingin rasanya Abila pergi menjauh tetapi tak bisa.

Meskipun beberapa hari ini juga para sahabatnya dan keempat cowok itu ingin memberikan senyuman kepada Abila tetapi ia selalu menghindar.

Karena menurutnya bahwa dia tak butuh siapapun sekarang, karena hatinya sedang luka dan sekarang ia sedang menutupi luka tersebut.

"Hah...." kata itu yang berulang-ulang dari mulut Abila.

"Why..???" tanya seseorang mengagetkannya di balik pohon yang Abila sandarin.

" Nothing..." ucap Abila membiarkan seseorang duduk di sampingnya.

Merekapun duduk berdampingan dan tak ada suara seorangpun yang bicara, hanya deru angin yang menabrak pipi mereka.

"Mau gini terus...???" tanya Adel, ya seseorang itu adalah Adel sahabatnya.

"Ya...." satu ucapan itu yang keluar dari mulut Abila.

Mendengar ucapan itu Adel hanya bisa menatap Abila dalam diam ia tak tau apalagi yang telah di pikirkan Abila.

"Jangan berubah...." ucap Adel dan langsung pergi dari tempat itu. Abila hanya menatap punggung wanita itu.

"Aseef..." ucap Abila dengan pelan dan tak terasa air matanya meluncur lurus di pipi Abila.

Hati Abila sekarang kacau, ia tak mengerti entah mengapa dapat terjadi pada dirinya.

****
Hari kemudian

Hari yang sama dengan perasaan yang sama dan di tempat yang sama Abila merenung hanya itu kerjaan Abila seminggu ini.

"Bil...." panggil Adel.

"Bil....!" ucap Adel agak keras.

"Hafsah....!!" ucap Adel menarik tangan Abila untuk berdiri dan sekarang Abila berdiri di hadapan Adel.

"Apa....?" tanya Abila membuat darah Adel mendidih, setiap ia memanggil Abila ucapan itu yang selalu keluar dari mulut Adel.

"Jangan keluarkan kata itu lagi...." ucap Adel sambil menahan emosinya.

"Kenapa...???"ucap Abila dengan wajah biasa saja.

"Aku benci...." ucap Adel sambil menampar pipi Abila, para sahabat Abila dan keempat cowok serta mantan pacar dan Reginak mereka tak sengaja melewati jalan itu dan melihat saat Abila di tampar oleh Adel.

"Aku benci kamu yang seperti ini....."ucap Adel berlari pergi sambil menahan isak tangisnya.

"Aseef....." kalimat itu terucap lagi sedangkan para sahabat Abila sekarang menghampiri Abila dan merengkuh tubuh Abila.

Sedangkan para cowok tak bisa menghampiri Abila karena tertahan oleh mantan mereka.

"Kalian juga mau kesana.....???" tanya Winda.

"Iya....." ucap mereka berempat bersamaan.

"Gak boleh, buat apasih kalian mau kesana gak ada gunanya mending sama kita aja...." ucap Pricila dengan nada merendahkan membuat keempat cowok tetsebut menahan emosi.

"Kalau kita sama kalian tuh yang gak ada gunanya, padahal cuma mantan. Satu lagi gue heran dulu pas kita perjuangin kalian, kalian selalu minta putus, saat kita telah menemukan kebahagian yang baru, kalian dateng lagi dan minta gue serta sahabat-sahabat gue kembali ke kehidupan kalian. Capek tau kalau kalian jadi kami, kalian tau selama gue dan sahabat-sahabat gue putus dari kalian, gue dan para sahabat gue terpuruk sampai-sampai gue sendiri mau bunuh diri gara-gara lo Din.....!!!" ucap Arka sambil menunjuk Andin tepat di mukanya.

Arti Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang